HaiBunda

PARENTING

Cara Mendidik Anak Laki-laki Usia 6 Tahun

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 07 Feb 2020 18:08 WIB
Cara Mendidik Anak Laki-laki Usia 6 Tahun/ Foto: iStock
Jakarta - Saat anak laki-laki menginjak usia enam tahun, aktivitasnya semakin banyak. Kaki-kaki mereka lebih kuat dibandingkan saat duduk di bangku taman kanak-kanak. Namun, di saat yang bersamaan, mereka juga mengalami rasa tidak aman ke dunia yang lebih besar tanpa kenyamanan dari orang tua.

Menurut Amy Morin, LCSW, ketika mereka disibukkan dengan kegiatan sekolah, olahraga tanpa orang tua, mereka ingin dan membutuhkan lebih banyak perhatian dan kenyamanan di rumah.


Anak laki-laki biasanya memiliki keinginan untuk menyenangkan orang dewasa. Di sisi lain, dia terkadang terlalu percaya diri. Sayangnya, enggak semua anak seperti itu, ada juga yang mudah malu dan sensitif pada pandangan dan kepercayaan orang lain.


"Faktanya, anak Anda memiliki banyak empati terhadap keluarga dan teman ketika mereka merasa tertekan. Tetapi kadang-kadang dia bisa sangat kritis terhadap diri sendiri dan mungkin membutuhkan bantuan Anda untuk fokus pada hal-hal yang dilakukannya dengan baik," tulis Raising Children Australia.

Pada usia ini, kehidupan anak adalah tentang keluarganya, sekolah, teman, dan kegiatan setelah sekolah. Moral dan nilai-nilai anak berkembang, dan ia mungkin berbagi pendapat yang kuat tentang apakah semuanya benar atau salah.

Dia juga akan lebih sadar akan apa yang dilakukan orang lain. Ini mungkin mengarah pada perbandingan seperti 'Dia lebih baik menggambar daripada saya' atau keluhan tentang saudara kandung mendapatkan lebih banyak darinya.

Untuk itu, Bunda perlu bangun self-esteem dan kepercayaan diri pada anak dengan mengenali kualitas positifnya. Terkadang self-esteem anak turun pada tahun-tahun sekolah dasar karena mereka menjadi lebih kritis terhadap diri sendiri dan membandingkan diri mereka dengan orang lain.
ilustrasi anak laki-laki/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Ajari anak bahwa tidak apa-apa untuk melakukan kesalahan. Biarkan anak melihat Bunda atau Ayah mencoba hal-hal baru dan membuat kesalahan. Ini membantunya memahami bahwa belajar adalah juga tentang membuat kesalahan, tetapi kuncinya adalah jangan pernah menyerah.

Memori anak akan improved dan Bunda perlu bersiap dengan banyak pertanyaan karena mereka terus menjelajahi dunia dan sekitarnya. Beri anak peluang untuk mengeksplorasi dan belajar, di dalam dan di luar.

"Meskipun penting untuk memastikan anak Anda mencapai tonggak perkembangan sesuai target, hindari membandingkan anak Anda dengan semua anak lain pada usia yang sama," ujar Morin, dikutip VeryWell Family.

"Pada usia 6, beberapa akan menjadi atlet alami dan yang lain akan bersinar dalam musik. Hanya karena anak Anda tidak memiliki keterampilan di bidang tertentu, bukan berarti mereka tertinggal," sambungnya.

Kemudian, untuk strategi disiplin terbaik pada anak laki-laki usia 6 di antaranya, Bunda perlu mendorong keterampilan pemecahan masalah yang independen. Alih-alih hanya mengoreksinya, ajarkan strategi pencegahan.

Anak juga membutuhkan pengingat verbal yang teratur tentang masalah-masalah seperti sopan santun. Selain itu, Bunda bisa gunakan pujian untuk menghargai bantuan dari anak.

Menurut penelitian di Universitas Columbia, anak-anak muda merasa lebih berhasil dan lebih mampu menangani tantangan ketika mereka dipuji atas bagaimana mereka melakukan tugas dan untuk menyelesaikannya daripada ketika mereka dengar pujian umum seperti aku bangga padamu.

Terakhir, jangan memberi label padanya. Jangan pernah katakan anak laki-laki akan menjadi anak laki-laki atau menggunakan ekspresi lain yang menyalahkan perilaku anak pada jenis kelaminnya atau yang menunjukkan bahwa ia tidak dapat mengendalikan tindakannya.

"Pesan yang diterima anak-anak dari orang tua memainkan peran utama dalam pengembangan harga diri mereka. Ketika putramu mendengar kata-kata yang menyerang siapa dia, itu berdampak negatif pada harga dirinya. Intinya: Dia akan mulai mempercayai apa yang tersirat ungkapan-ungkapan itu - bahwa anak laki-laki adalah pembuat masalah," kata Paul W. Schenk, PsyD, seorang psikolog klinis di Tucker, Georgia, demikian dikutip dari Woman's Day.


Simak juga cara membuat anak tinggalkan gadget:

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

3 Gejala Kerusakan Lutut yang Muncul di Pagi Hari, Jangan Dianggap Remeh!

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Momen Juliana Moechtar Dampingi Suami TNI yang Kembali Naik Pangkat, Intip Kebersamaannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

7 Rekomendasi Merek Baju Natal untuk Ibu Hamil agar Tampil Modis dan Feminin

Rekomendasi Produk Melly Febrida

10 Pertanyaan Penting Sebelum Memilih Sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Parenting Nadhifa Fitrina

3 Artis Hijabers Datangi Lokasi Bencana di Sumbar, Natasha Rizky Salah Satunya

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Tes HPV DNA, Alternatif untuk Mendeteksi Kanker Serviks Selain Pap Smear

9 Kebiasaan Pagi Orang Tua yang Bikin Anak Bahagia

3 Gejala Kerusakan Lutut yang Muncul di Pagi Hari, Jangan Dianggap Remeh!

7 Rekomendasi Merek Baju Natal untuk Ibu Hamil agar Tampil Modis dan Feminin

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK