Jakarta -
Susu pasteurisasi adalah salah satu jenis susu yang banyak beredar di pasaran, Bunda. Tahukah Bunda, apa manfaatnya dan bagaimana cara tepat menyimpannya?
Melansir dari Live Strong, pasteurisasi dikembangkan oleh Louis Pasteur pada 1864. Pasteurisasi menghancurkan mikrooganisme yang dapat muncul dalam susu dan menyebabkan penyakit, seperti tuberkulosis, demam tifoid, demam kirmizi, sakit tenggorokan, penyakit difteri dan gastrointestinal. Proses pasteurisasi juga dimaksudkan untuk melawan organisme yang menyebabkan susu menjadi asam.
Prosesnya adalah dengan memanaskan susu hingga suhu antara 72 derajat Celsius dengan minimal 15 detik, atau 62 derajat Celsius selama 30 menit, dan kemudian mendinginkannya dengan segera. Pasteurisasi membunuh kuman berbahaya, tetapi juga menghancurkan bakteri menguntungkan dan konstituen bergizi lainnya.
Susu yang dipasteurisasi memiliki tingkat nutrisi yang lebih rendah dibandingkan dengan susu mentah. Pasteurisasi menghancurkan semua mikroba dalam susu, termasuk basil asam laktat, yang bermanfaat bagi kesehatan, meningkatkan sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Selain itu, menurut Sally Fallon, seorang peneliti nutrisi, pasteurisasi mengubah asam amino susu, menyebabkan ketengikan asam lemak, menghancurkan vitamin A, D, C, dan B12, dan mengurangi mineral kalsium, klorida, magnesium, fosfor, natrium dan belerang, serta banyak mineral lainnya. Tak hanya itu, pemanasan dalam pasteurisasi menghancurkan enzim dalam susu, yang membantu tubuh menyerap nutrisi, terutama kalsium. Seringkali, beberapa vitamin sintetis ditambahkan kembali ke susu yang dipasteurisasi, namun tanpa enzim alami susu, mereka sulit dicerna.
Sementara itu, karena pasteurisasi menghancurkan bakteri yang menyebabkan asam, susu yang dipasteurisasi memiliki masa simpan yang lebih lama daripada susu mentah. Jika susu yang dipasteurisasi disimpan dalam lemari es yang benar, ia dapat bertahan dari 12 hingga 21 hari setelah proses. Susu juga biasanya akan tetap segar dari dua hingga lima hari setelah tanggal proses yang tertera pada wadah. Semakin dingin kondisi penyimpanan, semakin lama susu akan bertahan.
Lama penyimpananBerdasarkan ulasan yang dikutip dari My Recipes, susu yang dipasteurisasi harus didinginkan, dalam arti harus disimpan di lemari pendingin. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS), idealnya, susu harus disimpan di rak bawah lemari es pada suhu antara 3 atau 7 derajat Celsius. Itu karena rak bawah, menurut Dewan Susu California, adalah bagian terdingin dari lemari es, jadi itu tempat terbaik untuk makanan yang mudah rusak seperti susu.
"Secara hukum, susu kualitas A harus dijaga dan disimpan pada suhu 7 derajat Celsius atau lebih rendah," kata spesialis keamanan makanan di Universitas Clemson.
Jika susu dikeluarkan dari lemari es untuk waktu yang lama, itu bisa menjadi masalah keamanan makanan. Bakteri mulai tumbuh dan bereplikasi ketika suhu susu mencapai lebih dari 7 derajat Celsius, dan bakteri itu bisa menyebabkan penyakit, terutama ketika sistem imun tubuh sedang tidak baik.
Menurut FDA, makanan berpendingin, termasuk susu, tidak boleh keluar dari lemari es pada suhu kamar selama lebih dari dua jam.
"Jika suhu di atas 32 derajat Celsius, makanan tidak boleh ditinggalkan lebih dari satu jam," begitu saran FDA.
 Manfaat Susu Pasteurisasi dan Cara Tepat Menyimpannya/ Foto: Getty Images |
Manfaat susu pasteurisasiDi lain hal, proses pasteurisasi kerap menimbulkan pro dan kontra Bunda. Seperti menurut Linda J. Melos, ND, dokter naturopati, susu yang dipasteurisasi benar-benar bisa mengganggu metabolisme kalsium. Sebelum dipanaskan atau dipasteurisasi, susu adalah makanan hidup yang kaya akan mineral koloid dan enzim yang diperlukan untuk penyerapan dan pemanfaatan gula, lemak, protein dan mineral dalam susu.
"Pasteurisasi juga menghancurkan vitamin, terutama C, B6 dan B12, dan mendenaturasi protein susu yang rapuh. Ini menghancurkan 20 persen dari yodium, dan membuat tidak larut bagian utama dari kandungan kalsium," ujar Melos, dikutip dari Procon.
Berikut ini keuntungan dan kekurangan dari proses pasteurisasi.
Keuntungan:1. Rasa dan tekstur susu mengalami improvisasi setelah dipasteurisasi.
2. Metode ini membunuh patogen atau bakteri yang ada dalam susu mentah dan membuatnya aman untuk dikonsumsi tanpa risiko kesehatan.
3. Metode UHT adalah yang terbaik untuk diterapkan, karena tidak terlalu berefek pada nilai gizi dan rasa.
4. Metode ini dapat mencegah banyak penyakit seperti difteri, TBC, demam berdarah, dan brucellosis dengan membunuh beberapa bakteri yang paling berbahaya.
Kekurangan:1. Susu yang dipasteurisasi dengan metode HTST diyakini kehilangan sepertiga dari tiamin yang ada dalam susu dan setengah dari vitamin B12.
2. Penemuan patogen tahan panas meningkatkan risiko adanya bakteri, bahkan setelah susu dipasteurisasi.
3. Karena hilangnya enzim tertentu dalam makanan selama pasteurisasi, beberapa orang menganggap susu mentah pilihan yang lebih baik dari susu yang dipasteurisasi.
Simak juga manfaat masker susu dalam video ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)