Pemicu dan Cara Atasi Sibling Rivalry agar Tak Berlanjut Sampai Dewasa
Ratih Wulan Pinandu |
HaiBunda
Selasa, 25 Feb 2020 20:04 WIB
Pemicu sibling rivalry/ Foto: iStock
Bunda, sudah sering mendengar sibling rivalry? Persaingan antar saudara kandung semacam ini, seringkali susah dihindari orang tua dalam membesarkan anak-anaknya.
Rasanya kita sudah adil dalam membagi kasih sayang sama anak-anak. Tapi, ada saja yang membuat si Kakak atau si Adik yang cemburu satu sama lain.
Apa saja sih, Bun, yang kerap menjadi pemicu timbulnya sibling rivalry? Kalau pengalaman teman Bubun, biasanya dipicu karena masalah sepele. Mulai dari berebut mainan, remote tv, hingga peran mereka di dalam keluarga.
Teman Bubun yang lain pernah curhat, memiliki dua anak laki-laki yang hanya terpaut dua tahun bikin frustrasi. Mereka sering berebut mainan, baju, makanan hingga menangis. Solusinya, orang tuanya harus membelikan dua mainan yang sama persis baik itu bentuk maupun warnanya.
Pemicu sibling rivalry/ Foto: iStock
Kalau sudah begini, teman Bubun mengaku jadi galau jika harus terus menerus menuruti kemauan anak-anaknya. Belum lagi kalau bertengkar dan sama-sama nangis, bikin pusing mendengarnya.
Bunda juga merasakannya? Ternyata, sibling rivalry enggak cuma menyangkut pola asuh setelah mereka lahir. Melansir KidsHealth, seringkali persaingan antara saudara kandung dimulai sebelum kedua anak lahir. Kondisi kemudian berlanjut ketika anak-anak tumbuh dan bersaing dalam segala hal, mulai dari permainan hingga perhatian.
Ketika anak-anak mencapai tahap perkembangan yang berbeda, kebutuhan mereka secara signifikan dapat memengaruhi bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Mendengar perkelahian anak akan membuat orang tua merasa frustrasi. Jika tidak diatasi bisa memicu stres untuk semua orang.
Lalu, apa saja yang sebenarnya memicu perkelahian anak-anak hingga menyebabkan siblings rivalry? Buka halaman selanjutnya ya, Bun.
Bunda, simak juga yuk cara Shireen Sungkar mendidik anak agar tidak terjadi sibling rivalry dalam video berikut ini:
Banyak faktor bisa menjadi penyebab saudara kandung berkelahi. Tapi ada juga faktor lain yang dapat memengaruhi berapa sering anak-anak berkelahi dan seberapa parah hal itu terjadi.
1. Kebutuhan yang berkembang
Anak-anak yang mulai berkembang wajar jika mereka mengalami kegelisahan, terlebih yang mulai beranjak besar. Misalnya, balita secara alami akan melindungi mainan dan barang-barang mereka. Dia juga sedang belajar menegaskan keinginan mereka di setiap kesempatan.
Jadi, jika ada anak kecil mengambil mainan yang sudah lebih dewasa, maka pemilik mainan akan mulai bereaksi secara agresif. Anak-anak usia sekolah sering memiliki konsep yang kuat tentang keadilan dan kesetaraan, jadi mereka akan bisa mulai merasakan jika saudara kandungnya diperlakukan lebih istimewa.
 Pemicu sibling rivalry/ Foto: Thinkstock
2. Temperamen individu
Temperamen anak-anak yang mencakup suasana hati, disposisi, kepribadian unik, dan kemampuan beradaptasi memainkan peran besar seberapa baik mereka bergaul. Sebagai contoh, jika satu anak ditidurkan dan yang lain mudah terguncang, mungkin harus segera diubah cara perlakuan kepada keduanya.
3. Anak berkebutuhan khusus atau sakit
Terkadang, anak yang memiliki kebutuhan khusus atau alami sakit tertentu harus belajar mengelola emosi mereka. Anak yang lain mungkin mengetahui perbedaan ini, dan mereka akan bertindak untuk mendapatkan perhatian orang-orang terdekatnya.
Cara orang tua menyelesaikan masalah dan perdebatan menjadi contoh kuat bagi anak-anak. Jika Bunda dan Ayah menghadapi masalah dengan cara penuh hormat, produktif, dan tidak agresif akan meningkatkan peluang anak-anak meniru cara tersebut.
Namun, jika anak-anak melihat Bunda dan Ayah kerap membanting pintu, berteriak, dan bersuara keras ketika menghadapi masalah, mereka cenderung akan meniru kebiasaan tersebut.
Psikolog Aurora Lumban Toruan mengatakan, persaingan dan kecemburuan antar saudara kandung bisa berlangsung sampai dewasa. Itu sebabnya, orang tua harus berusaha untuk segera mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan hierarki yang jelas pada anak. Hal itu erat kaitannya dengan perbedaan usia dan kematangan usia mereka. Semakin besar maka akan bertambah kepercayaan yang mereka dapatkan.
"Jadi bukan berarti siapapun harus sama. Waktu tidur yang kecil dan besar sama saja, juga jumlah uang saku atau kepercayaan lain yang sama saja antara anak yang lebih besar dan kecil," terang Aurora mencontohkan.
Selain itu, Bunda dan Ayah juga bisa memuji secara seimbang kepada kedua anak untuk cegah sibling rivalry. Melansir Positive Parenting Solutions, dicontohkan jika Bunda dan Ayah memuji salah anak, pikirkan pujian lain untuk anak satunya agar tidak memicu kecemburuan.
 Pemicu sibling rivalry/ Foto: Thinkstock
Jika Ayah menyebut si Kakak sebagai anak yang cerdas. Maka, bisa memberikan pujian anak atletis kepada adiknya.
Hindari memberi label kepada anak-anak, karena secara tidak sengaja akan menempatkan mereka ke dalam satu peran. Jika mereka tidak suka hal itu bisa memicu persaingan antar saudara kandung.
Nah, sekarang kita bisa mulai introspeksi dari cara kita bersikap pada anak-anak ya, Bunda.