Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bunda, Ini Usia Tepat Anak Diajarkan tentang Keberadaan Tuhan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 13 Mar 2020 13:09 WIB

Orang tua bisa menanamkan keimanan pada diri anak-anak sejak dalam kandungan. Namun, pada usia dua tahun ke atas dianggap yang paling efektif.
Ilustrasi usia tepat anak diajarkan tentang keberadaan Tuhan/ Foto: iStock
Jakarta - Memiliki anak beriman adalah dambaan setiap orang tua. Tapi, sejak kapan orang tua bisa mengajari anak-anak tentang Tuhan dan keimanan?

Seperti kita ketahui, salah satu keimanan adalah meyakini keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Orang tua bisa menanamkan keimanan pada diri anak-anak dimulai sejak dalam kandungan. Namun, usia paling efektif mengajarkan segala sesuatu tentang kasih sayang Tuhan pada kisaran usia 2 hingga 7 tahun.


"Pada rentang usia ini, anak sudah mengerti bahasa dan simbol, sehingga menunjukkan perkembangan kemampuan berbahasa yang luar biasa," tulis psikolog Okina Fitriani, dalam buku Enlightening Parenting: Mengasuh Pribadi Tangguh, Menjelang Generasi Gemilang.

Pada usia tersebut, Okina mengimbau agar orang tua memikirkan jawaban dari pertanyaan anak dengan sungguh-sungguh, karena akan terserap masuk ke pikiran bawah sadar mereka. Alhasil, membentuk keyakinan dan nilai-nilai yang tertanam di sana.

"Dalam tahap ini pula, kepercayaan diri anak mulai terbentuk, oleh karena itu teknik memuji dan menegur yang efektif wajib dikuasai orang tua," katanya.

Untuk mengajarkan tentang keimanan pada Tuhan, Okina mengatakan, orang tua bisa mengajak anak ke taman, sambil berbaring ajak anak-anak memandang awan.

Contohnya begini, Bunda. "Lihatlah, Nak, awan-awan itu beraneka bentuknya, di dalamnya terkumpul uap air yang nantinya menjadi hujan, begitu cintanya Allah kepada kita, dipenuhi kebutuhan air kita melalui daur hujan."

Ilustrasi ibu dan anakIlustrasi ibu dan anak/ Foto: iStock
Dengan kalimat di atas, Okina menjelaskan, orang tua bisa mengajarkan ilmu alam, kemampuan berbahasa, sekaligus keimanan pada Tuhan.

Dijelaskan Okina, orang tua juga bisa mengaitkan seluruh aspek kehidupan secara konsisten agar tumbuh keyakinan yang berakar di jiwa anak-anak.

"Kelak ketika waktunya Anda mengajarkan mereka untuk beribadah, menyembah kepada yang memberikan itu semua, mereka akan melakukannya dengan penuh cinta," tuturnya.

Tak lupa Okina mengingatkan, ketika orang tua mengajarkan keimanan, seringnya keliru dengan menitikberatkan rasa takut dan seram. Misalnya dengan mengatakan, "Tuhan nanti marah lho".

Padahal, cara tersebut malah membangun keyakinan kalau Tuhan suka marah-marah. Padahal, yang marah itu orang tuanya sendiri.

"Bagaimana bisa menumbuhkan rasa cinta pada Tuhan jika orang tua justru menanamkan keyakinan bahwa Tuhan menakutkan?" katanya, menegaskan.

Selain mengajarkan keimanan pada Tuhan saat bermain di taman, psikologi sosial Dr Juneman Abraham, memaparkan, beraktivitas di taman terbuka hijau sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan mental, terutama pada anak-anak.

Junaeman juga mengingatkan, kita perlu memperhatikan lagi taman seperti apa yang ideal dijadikan tempat beraktivitas bareng keluarga. Menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau juga dapat mengurangi aliran darah ke bagian otak yang terasosiasi dengan pemikiran negatif lho, Bunda.


Bunda, simak juga kiat mengenalkan agama pada anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda