Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Tips Melibatkan Ayah Mendidik Anak, Bagus untuk Perkembangan Mental Si Kecil

Reti Oktania, M.Psi, Psikolog   |   HaiBunda

Jumat, 15 Oct 2021 16:20 WIB

Dokter Sisipan
Reti Oktania, M.Psi, Psikolog
Reti (@retioktania) adalah psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia. Reti juga aktif membahas topik mengenai dunia anak dan pengasuhan melalui berbagai webinar, talkshow, live di media sosial, serta penulisan buku dan artikel singkat. Reti kini berpraktek di Ruang Konseling @rumah.dandelion
Father and his little girl are on the floor surrounded by toys, he is reading a story to his girl
Peran AYAH MENGASUH ANAKFoto: iStock

Melihat Ayah dan anak-anak memiliki hubungan yang kuat tentu sangat menyenangkan ya, Bunda. Di balik hubungan baik antara Ayah dan anak-anaknya ternyata memiliki manfaat yang sangat besar lho.

Beberapa penelitian menemukan bahwa keterlibatan Ayah dalam pengasuhan anak, akan memberi dampak positif pada perkembangannya. Tak hanya itu saja, Ayah yang secara aktif ikut mengasuh anak akan membawa kepuasan hubungan dalam pernikahan dan pada kepuasan dalam dirinya sendiri.

Nah, Bunda, kita kupas tuntas yuk apa saja manfaat yang bisa didapatkan anak yang memiliki hubungan baik dengan sang ayah.

Manfaat Ayah terlibat dalam pengasuhan anak

  • Perkembangan kognitif

Dilihat dari perkembangan kognitif, penelitian menyebutkan bahwa anak yang lebih sering diajak berinteraksi oleh ayahnya sejak dini menunjukkan beberapa manfaat, sebagai berikut:

  1. Hasil tes perkembangan kognitif yang lebih tinggi.
  2. Memiliki kemampuan problem solving yang lebih baik.
  3. Secara umum menunjukkan kemampuan komunikasi yang lebih kompleks, yang ditandai dengan luasnya perbendaharaan kata.
  4. Menunjukkan pencapaian akademik yang lebih baik.
  5. Memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam belajar.
  • Perkembangan emosional

Keterlibatan Ayah dalam mengasuh anak juga berdampak positif pada perkembangan emosional dan kesejahteraan psikologis anak. Nantinya, hal itu akan berpengaruh pada terpenuhinya rasa aman pada diri anak. Sehingga menumbuhkan resilien dalam diri anak, Bunda.

Ini artinya, anak memiliki kemampuan lebih tinggi dalam menyesuaikan diri pada tekanan atau masalah. Anak bisa lebih baik dalam mengatasi kondisi sulit dalam kehidupannya.

Keterlibatan ayah dalam mengasuh anak juga berhubungan dengan kepuasan hidup mereka secara umum lho, Bunda. Anak yang diasuh secara positif oleh Ayah akan memiliki toleransi yang lebih besar ketika menghadapi stress dan frustrasi, serta memiliki konsep diri yang lebih sehat dalam perkembangannya menuju dewasa.

  • Perkembangan sosial

Dalam hal sosial, anak-anak yang terlibat dengan Ayah dalam pengasuhan akan lebih baik dalam menjalin relasi sosial dengan teman sebaya, dibandingkan anak-anak yang ayahnya tidak atau minim terlibat mengasuh mereka.

Selain itu, anak-anak juga menjadi lebih percaya diri untuk membangun hubungan pertemanan yang sehat, Bunda. Sebab, mereka juga cenderung lebih baik dalam menyelesaikan konflik dalam pertemanan.

Tips melibatkan Ayah dalam mengasuh anak sejak dalam kandungan

Mengasuh anak sudah bisa Ayah lakukan sejak Si Kecil masih berada di dalam kandungan. Bagaimana caranya? Menurut Alio, et al, keterlibatan ayah dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

1. Present and Accessibility

Ayah hadir dalam kehidupan ibu dan turut bertanggung jawab secara psikis dan emosional atas kesejahteraan kehamilan Bunda.

2. Engagement

Ayah turut terlibat dalam mendampingi Bunda selama hamil. Misalnya, menemani kontrol ke dokter kandungan, mengingatkan Bunda untuk mengasup makanan sehat, serta membacakan cerita untuk janin.

3. Responsibility

Ayah bertanggung jawab secara fisik dan finansial atas kebutuhan Bunda selama hamil, Ayah turut mempersiapkan diri (fisik, psikis, finansial) menjelang kelahiran Si Kecil.

4. Couple Relationship

Menjaga hubungan yang baik dengan Bunda. Hal ini akan meningkatkan perasaan aman pada Bunda, sehingga efeknya bisa meningkatkan kesejahteraan pada anak, secara tidak langsung.

Lalu, bagaimana cara membesarkan anak tanpa peran Ayah? Simak di halaman selanjutnya ya!

Bunda, saksikan juga yuk cerita Mutia Ayu cara mengenalkan mendiang Glenn Fredly pada anaknya dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




HAL YANG PERLU BUNDA INGAT SAAT MENDIDIK ANAK TANPA PERAN AYAH

Ilustrasi bonding ayah dan anak

Peran Ayah mengasuh anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/evgenyatamanenko

Mendidik anak tanpa peran Ayah

Sepakat ya, Bunda, ada banyak hal baik yang bisa didapat dari keterlibatan ayah dalam kehidupan anak. Meskipun begitu, ada banyak kondisi yang kadang membuat peran Ayah dalam mengasuh anak tidak mungkin dilakukan.

Seperti misalnya, Ayah yang bekerja di luar kota atau luar negeri, kondisi Bunda sebagai orang tua tunggal, atau ada pula kondisi Ayah sudah berpulang. Tak dipungkiri bahwa ketidakhadiran Ayah dalam mengasuh anak membuat Bunda khawatir.

Nah, dalam kondisi seperti ini, berikut yang perlu Bunda ingat dan lakukan:

1. Unconditional love

Pertama, yang anak butuhkan adalah unconditional love atau cinta yang tulus. Unconditional love tersebut dapat didapatkan dari ibu maupun dari anggota keluarga lainnya, seperti adik, kakak, nenek, nenek, om, tante, guru, dan teman-temannya.

2. Cari dukungan keluarga

Anak memerlukan ayah hadir secara positif, mendampingi, dan membimbingnya. Kehadiran ayah secara negatif (misal: ayah yang melakukan tindak kekerasan) justru akan memberikan dampak yang buruk pada Si Kecil.

Dalam hal ini, Bunda enggak perlu ragu karena lebih baik anak didampingi dan dibimbing oleh anggota keluarga yang lain yang hadir secara positif.

3. Memiliki kapasitas yang sama

Ketidakhadiran Ayah bukan berarti membuat anak-anak kekurangan perhatian dan kasih sayang. Jika hal ini terjadi, hal yang perlu diingat adalah, baik Bunda dan Ayah sama-sama memiliki potensi dan kapasitas untuk saling mengisi peran satu sama lain.

Misal, sosok Bunda dapat mendampingi anak saat berolahraga atau beraktivitas fisik. Sebaliknya, sosok Ayah juga dapat mendampingi anak memasak dan membimbing anak dalam aktivitas kerumahtanggaan.

4. Menyayangi diri sendiri

Jika Bunda merupakan sumber kasih sayang utama dan satu-satunya bagi anak, maka luangkan waktu agar Bunda juga dapat menyayangi diri sendiri. Sesekali, luangkanlah waktu untuk membeli makanan kesukaan atau melakukan hobi yang sudah lama tak dilakukan.

Kita sepakat ya, Bunda, bahwa kehadiran dan keterlibatan ayah adalah hal yang penting bagi tumbuh kembang anak. Apakah artinya anak tanpa Ayah tidak bisa berkembang optimal? Belum tentu.

Ada banyak cara untuk mengisi ketidakhadiran Ayah, selama kita bisa bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kehidupan anak.

Tips membagi tugas dan tanggung mendidik anak dengan Ayah

Tujuan dari pengasuhan bersama atau co-parenting adalah menjaga kesejahteraan anak. Jadi, dalam membagi tugas dan tanggung jawab juga perlu mengingat hal tersebut.

Berikut beberapa hal yang bisa Bunda lakukan dalam membagi tanggung jawab mengasuh anak dengan suami:

  1. Membuat kesepakatan, apa yang menjadi tanggung jawab Ayah, dan apa yang menjadi tanggung jawab Bunda. Hal ini dapat dilakukan sejak awal kelahiran anak ya.
  2. Alokasikan waktu berkualitas anak untuk menghabiskan waktu bersama Ayah, dan kapan harus bersama Bundanya. Sehingga anak dapat menjalin kelekatan dan kedekatan dengan keduanya.
  3. Menyepakati aturan dasar dalam pengasuhan, apa saja nilai inti menjadi prioritas (biasanya tidak terlalu banyak). Dengan begini, ayah dan ibu memiliki keleluasaan dan merasa nyaman saat menjalani tugas pengasuhan.
  4. Tidak mengintervensi keputusan suami, selama ia tidak melanggar kesepakatan mengenai aturan dasar. Jika terdapat perbedaan keputusan, maka diskusi dapat dilakukan tidak di depan anak dan dilakukan saat Bunda dan Ayah tenang.
  5. Menjalin kesepahaman antara Ayah dan Bunda, dengan berdiskusi mengenai pengasuhan di waktu-waktu luang.

Simak juga yuk cara membagi peran dengan ayah dalam mendisiplinkan anak di halaman selanjutnya!

CARA MENDISIPLINKAN ANAK DAN PERAN AYAH DALAM MENDIDIK ANAK PEREMPUAN

Happy little boy having fun with his father at home and looking at camera. There are people in the background.

Peran Ayah mengasuh anak/ Foto: Getty Images/skynesher

Cara membagi peran dengan Ayah dalam mendisiplinkan anak

Berbagi peran dengan suami dalam mendidik dan mendisiplinkan anak sangat memungkinkan dilakukan. Tidak hanya antara Ayah dan Bunda, tetapi juga dengan anggota keluarga/asisten. Membagi peran bertujuan agar pendampingan dan dukungan yang diberikan kepada anak sesuai dengan kebutuhannya.

Berbagi peran di sini, bukan mengenai siapa yang galak dan siapa yang memanjakan, tetapi berbagi tanggung jawab.

Misalnya, Bunda bisa mendampingi anak sekolah online, sedangkan ayah yang mendampingi anak berolah raga. Bunda yang mengajak anak bermain, Selanjutnya Ayah yang mendampingi mengerjakan PR.

Sedangkan untuk konsistensi pola asuh, Ayah dan Bunda disarankan haruskan satu suara ya. Misalnya, jika Bunda secara konsisten menegakkan aturan, maka Ayah sebaiknya sejalan dengan keputusan tersebut. Tentu aturan tersebut sebaiknya diberlakukan dengan dasar yang kuat dan setelah melewati proses diskusi dengan anak.

Peran Ayah dalam mengasuh anak perempuan

Perlu dipahami ya, Bunda, sebenarnya tidak ada perbedaan antara cara mendidik anak perempuan dan anak laki-laki. Namun yang perlu diingat adalah, orang tua perlu menghargai batasan pribadi mereka (boundary), yang di dalamnya terdapat juga batasan fisik (physical boundary).

Meskipun begitu, penegakkan boundary juga dipengaruhi budaya dan dinamika masing-masing keluarga. Misal, ada keluarga yang hanya memiliki 1 kamar tidur, sehingga seluruh anggota keluarga tidur di satu tempat adalah kondisi yang tidak mungkin dihindari.

Secara umum, orang tua dapat memperkenalkan nama-nama bagian tubuh privat sejak anak usia 3-4 tahun. Selanjutnya, anak juga sudah bisa diajarkan dan diberi ruang privasi untuk mandi sendiri sejak usia 4-6 tahun.

Tentu, baik Ayah maupun Bunda tetap perlu siaga jika anak butuh bantuan. Tetapi jika anak sudah mampu melakukannya sendiri, maka diimbau agar orang tua tidak melanggar batasan privasi anak.

Begitu juga dengan aturan tidur, Bunda. Saat anak sudah berani tidur secara mandiri, maka jika orang tua mau mengintervensinya, perlu ada izin dari anak yang bersangkutan.

Peran ayah dalam membentuk karakter anak perempuan

Secara umum, keterlibatan Ayah dalam kehidupan anak berhubungan dengan kemampuan mereka untuk menjalin relasi sosial dan kemampuannya untuk terlibat dalam hubungan kelompok.

Ketika menginjak remaja, anak-anak yang memiliki Ayah yang terlibat secara positif cenderung lebih percaya diri, dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan konflik dengan teman-teman sebayanya.

Kemampuan untuk menjalin relasi sosial, kepercayaan diri, dan kemampuan menyelesaikan konflik ini merupakan hal-hal yang penting bersosialisasi dengan lawan jenis. Anak perempuan akan memiliki bekal yang memadai untuk tumbuh menjadi sosok yang tidak hanya supel, tetapi juga dapat menegakkan batasan dan stand up for herlself saat menghadapi konflik.

Yuk, Bunda, diskusikan dengan Ayah pola asuh yang lebih baik demi perkembangan mental anak yang lebih baik.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda