Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Sering Konsumsi Makanan Manis, Begini Cara Membatasinya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 14 Mar 2020 09:46 WIB

Anak-anak sangat menyukai makanan dan minuman manis. Bahkan, seringnya tak cukup satu buah. Anak ingin menambah terus meski Bunda sudah melarangnya.
Anak makan es krim/ Foto: Getty Images/mdphoto16
Jakarta - Anak-anak begitu senang dengan makanan manis, termasuk balita. Apalagi ketika Bunda membuat kue atau puding, tentu enggak akan cukup satu saja. Anak yang berusia sekitar 2 atau 3 tahun akan meminta lagi dan lagi. Apa ini menandakan anak yang rakus?

Dr. Angharad Rudkin, psikolog klinis, menjelaskan, sebenarnya orang tua tidak perlu khawatir anak menjadi serakah atau rakus. Anak-anak itu hanya menikmati makanan yang manis dan belum tahu batas-batasnya.


"Makanan tertentu itu sangat lezat dan sulit ditolak. Makan makanan manis merupakan pengalaman indera yang kuat untuk anak Anda," kata Rudkin, dalam buku What's My Child Thinking? Practical Child Psychology for Modern Parents.

Menurutnya, pilihan anak-anak dalam hal-hal manis bersifat universal dan terprogram sejak lahir, seperti air susu ibu mereka yang manis, serta untuk menghindari makanan pahit yang bisa beracun.

Untuk itu, Rudkin menegaskan pentingnya orang tua mencontohkan sikap santai dan bebas dari stres terhadap makanan. Kalau Bunda tidak mengizinkan anak menambah lagi, ia akan berpikir tak ada alasan untuk menghentikannya makan karena rasanya enak.

"Dia belum melihat sinyal tubuhnya yang mengatakan bahwa dia terlalu banyak makan makanan manis. Dia membutuhkan bimbingan untuk mulai mengenali petunjuk yang disampaikan ketika dia sudah kenyang," jelas Rudkin.

Anak makan es krimAnak makan es krim/ Foto: Getty Images/mdphoto16
Bagaimana caranya? Rudkin mengatakan, orang tua bisa menjelaskan alasan mengatakan tidak. Tapi orang tua harus tetap netral sambil menjelaskan pentingnya mengonsumsi berbagai makanan sehat agar tumbuh sehat dan kuat.

"Jelaskan kalau dia butuh ruang di perutnya untuk makanan lain," ujarnya.

Selain itu, berbicaralah tentang 'lapar mulut' versus 'perut lapar'. Dijelaskan Rudkin, orang tua bisa membantu anak mengartikan sinyal nafsu makannya. Apakah dia lapar di perut atau lapar di mulut?

"Jadikan ini sebagai pilihan, sehingga anak bisa belajar memperhatikan sinyal tubuhnya dan membuat keputusan sendiri yang baik," katanya.

Tentang makanan manis yang dikonsumsi anak, menurut spesialis Gizi Anak Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, anjuran konsumsi gula di Indonesia rata-rata sebanyak 50 gram. Sedangkan WHO hanya menyarankan 25 gram per hari. Artinya, konsumsi makanan dan minuman manis di Indonesia masih tinggi.

"Bayangkan saja jika anak minum soft drink yang gulanya 33 gram, kue cokelat 24 gram, dan donat 21 gram di saat yang bersamaan," ujar Prof. Ali.


Bunda, simak juga panduan cara membaca kandungan nutrisi di bungkus camilan, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda