Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Kurang Tidur Bisa Sebabkan Obesitas, Ini Penjelasan Ahli

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 05 Apr 2020 19:01 WIB

Apa yang orang makan dapat memengaruhi tidurnya, dan tidur juga dapat memengaruhi apa yang orang makan. Begitu juga yang terjadi pada anak-anak.
Ilustrasi anak kurang tidur sebabkan obesitas/ Foto: Getty Images/iStockphoto/MarianVejcik
Jakarta - Makan dan tidur itu memiliki hubungan yang kuat, Bunda. Makanan tertentu bisa membantu anak untuk tidur. Namun, kalau anak kurang tidur malah rawan obesitas, Bunda. Apa sebabnya?

Sarah Ockwell-Smith, pakar Gentle Parenting mengatakan, apa yang anak hingga orang dewasa makan dapat memengaruhi tidurnya. Sementara tidur juga dapat memengaruhi apa yang orang makan.


Ockwel Smith menjelaskan, hormom ghrelin dan leptin memengaruhi rasa lapar dan kenyang. Ghrelin merangsang rasa lapar, sementara leptin menghambatnya. Biasanya, ketika kita tidur, kadar leptin meningkat, yang membantu tetap tidur selama beberapa jam tanpa terbangun karena kelaparan.

"Saat kurang tidur, berarti lebih sedikit leptin yang disekresi, dan kadar ghrelin yang lebih tinggi beredar di dalam tubuh merangsang rasa lapar," kata Ockwell-Smith, dalam buku The Gentle Eating Book.

Dikatakan Ockwell-Smith, ketidakseimbangan ghrelin dan leptin ini menyebabkan rasa lapar yang meningkat, meskipun tubuh tidak membutuhkan bahan bakar. Ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan berlebih.

"Penelitian menunjukkan peningkatan risiko obesitas pada anak-anak dan orang dewasa dengan periode tidur pendek yang konsisten," ujar Ockwell-Smith.

Ilustrasi anak makanIlustrasi anak makan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tatyana_tomsickova

Ockwell-Smith menambahkan, makanan yang membantu tidur adalah yang kaya asam amino triptofan. Tryptophan merupakan salah satu blok penyusun serotonin, neurotransmitter yang membantu memodulasi siklus tidur atau bangun di otak, serta mengatur stabilitas emosional.

"Ketidakseimbangan dalam kadar serotonin mengakibatkan irama sirkadian terganggu (atau dikenal sebagai jam tubuh), serta kurangnya stabilitas emosional. Triptofan umumnya ditemukan pada unggas, gandum dan kacang-kacangan," tuturnya.

Sebelumnya, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang biasanya tidur larut malam, yaitu di atas jam 9, memiliki lingkar pinggang yang lebih besar. Selain itu, indeks massa tubuh atau Body Mass Index (BMI) yang lebih tinggi.

"Tidur larut malam adalah salah satu faktor yang sangat menonjol. Ini dikaitkan dengan peningkatan berat badan," kata Dr Claude Marcus, profesor pediatri di Karolinska Institute di Swedia, dikutip dari CNN.


Bunda, simak juga tips mencegah obesitas pada anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda