Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bunda, Begini Cara Mencegah Bayi Kekurangan Zat Besi

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 13 Apr 2020 15:49 WIB

Bayi sangat rentan mengalami kekurangan zat besi, terlebih setelah mulai menyantap MPASI. Simak dampak buruk bayi kekurangan zat besi dan solusinya.
Ilustrasi cara mencegah bayi kekurangan zat besi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/FamVeld
Jakarta - Zat besi begitu penting untuk ibu hamil dan menyusui. Ini sama pentingnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi di sepanjang tahun pertama dan seterusnya.

"Jika seorang bayi kekurangan zat besi, dia mungkin mengalami defisit dan keterlambatan perkembangan kognitif dan perilaku," kata ahli gizi Vandana Sheth, R.D.N., C.D.E., dikutip dari Parents.


Zat besi merupakan nutrisi yang penting untuk membuat hemoglobin, komponen kunci sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kalau tubuh tidak mendapatkan cukup zat besi, sel-sel darah merah tidak dapat diproduksi, dan jaringan serta organ tidak akan mendapatkan cukup oksigen. Padahal, semua diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia.

Sheth menjelaskan, biasanya bayi dilahirkan dengan cadangan besi yang cukup untuk empat hingga enam bulan. Selain itu, dalam enam bulan pertama, bayi yang menyusui bisa menyerap zat besi dari ASI. Kalau ibu yang menyusui mengalami anemia atau kekurangan zat besi, harus memeriksakan bayinya ke bidah atau dokter.

Dikatakan Sheth, setelah bayi diperkenalkan makanan padat atau MPASI, maka kebutuhan zat besi akan terpenuhi apabila diperkenalkan makanan yang kaya zat besi.

Untuk kebutuhan zat besi, Sheth menyarankan, bayi usia antara 7 dan 12 bulan adalah 11 mg per hari. Kalau Bunda menduga si kecil menderita anemia dan mengalami gejala kelelahan, mudah tantrum, dan sesak napas, cobalah ke dokter untuk memeriksa kadar hemoglobin anak.

Kalau anak kekurangan zat besi, dalam jangka panjang bisa memiliki IQ 12,9 poin lebih rendah di bawah anak yang cukup zat besi. Enggak cuma itu, Bunda, anak juga jadi gampang lelah. Alhasil, aktivitasnya kurang karena dia enggak aktif seperti anak lain.

Ilustrasi bayi makan MPASIIlustrasi bayi makan MPASI/ Foto: istock

Makanan yang diperkenalkan


Sheth mengatakan, orang tua biasanya memperkenalkan makanan padat kaya zat besi berupa sereal biji-bijian, diikuti sayuran, buah, dan daging. Namun, kini Bunda bisa memperkenalkan daging yang dihaluskan sebagai makanan pertama.

"Kebanyakan sereal gandum yang diperkaya zat besi dan (juga) menjadi sumber zat besi yang baik untuk bayi, tetapi menawarkan daging juga dapat membantu menyediakan protein, zat besi, dan seng yang lebih tinggi," jelas Sheth.

Supaya makanan zat besi itu banyak yang diserap, Sheth menyarankan untuk memasukkan makanan yang kaya vitamin C seperti kacang polong, sayuran berdaun hijau, dan beri, dengan makanan kaya zat besi.

Namun, hindari memberi anak makanan kaya zat besi dengan susu. Karena ini dapat meminimalkan penyerapan zat besi.

"Untuk mencegah tersedak, pastikan makanan padat pertama bayi dihaluskan," kata Dyan Hes, MD, direktur medis Gramercy Pediatrics dan asisten profesor klinis pediatri di Weill Cornell Medical College di New York.

Berikut beberapa makanan kaya zat besi yang bisa Bunda berikan ke bayi untuk makanan padat:

- Sereal yang diperkaya zat besi
- Formula yang diperkaya zat besi (susu formula sapi standar)
- Sayuran hijau gelap (bayam, kangkung)
- Aprikot
- Prune
- Kismis
- Kacang polong
- Legum, lentil, dan kacang lainnya (kacang putih, buncis)
- Daging merah (daging sapi, domba, dan hati)


Bunda, simak juga tips menu makanan untuk mencegah anak kurang gizi, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda