
parenting
Corona Belum Reda, Orang Tua Tak Rela Anak ke Sekolah & Pilih Unschooling?
HaiBunda
Selasa, 26 May 2020 15:39 WIB

Home learning jadi satu-satunya pilihan di saat pandemi Corona. Tapi, bagaimana jika anak-anak kembali ke sekolah saat Corona masih mengancam? Tentu banyak orang tua yang khawatir, bagaimana kalau nantinya membahayakan anak-anak. Tak heran beberapa orang tua memilih unschooling.
Dikatakan Rebecca English, dosen Pendidikan di Queensland University of Technology, serta Karleen Gribble yang merupakan Adjunct Associate Professor, Sekolah Perawat dan Kebidanan, Western Sydney University, sekelompok orang tua di Australia memutuskan anak mereka unschooling, dan belajar di rumah dalam jangka panjang.
Para orang tua tersebut melihat peningkatan akademis anak-anak dan dapat manfaat dari lingkungan belajar di rumah yang lebih tenang. Menurut English, perubahan ini berarti membuat beberapa keluarga mencoba cara belajar yang lebih 'dipimpin' anak.
"Pendekatan ini bisa digambarkan sebagai unschooling - cara belajar informal yang mengadvokasi kegiatan yang dipilih siswa daripada pelajaran yang diarahkan guru," kata English, mengutip The Conversation.
Menurutnya, orang yang unschooling belajar dari kehidupan dan bertanggung jawab dengan pendidikan mereka sendiri. Siswa juga bebas belajar dengan berbagai cara termasuk sambil bermain, tugas rumah tangga, dan minat pribadi, serta pengalaman kerja, perjalanan, buku, kelas elektif, mentor, dan interaksi sosial.
"Terkadang nama unschooling membuat orang percaya bahwa anak-anak tidak dididik atau diajarkan apa pun. Tetapi, tidak ke sekolah memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi dan belajar dengan cara mereka sendiri. Ini adalah bentuk pendidikan yang berbeda dengan sekolah, tetapi ini bisa bekerja dengan sangat baik," ujar English.
Seperti yang Bunda tahu, anak-anak harus home learning karena adanya pandemi Corona. Meski di rumah, anak-anak mendapat tugas dari guru. Beberapa keluarga merasa belajar online tak ada apa-apanya. Tapi, banyak juga orang tua yang merasa pendidikan anak meningkat dengan home learning.
![]() |
Unschooling vs home schooling
Berbicara tentang unschooling, ini dikembangkan pada 1960-an oleh ahli teori, termasuk John Holt dan Ivan Illich. Gagasan unschooling ini untuk anak-anak yang ingin bebas memilih cara belajarnya. Ternyata, cara ini jadi semakin populer dalam penelitian pendidikan.
Illich dan Holt mengatakan, sekolah tradisional itu bisa membingungkan dalam pembelajaran, seperti dalam hasil tes. Mereka berpendapat bahwa belajar itu suatu proses, bukan titik akhir.
Ide-ide seperti ini mungkin terlihat radikal. Tapi, Holt mendirikannya di atas dasar filosofi pendidikan yang diakui dengan baik. Ketika pembelajaran itu bermakna dan dapat diakses oleh anak-anak, itulah cara belajar yang terbaik.
"Dalam unschooling, orang tua bekerja dengan anak-anak mereka untuk memenuhi tujuan pendidikan mereka," jelas English.
Ini tidak seperti di sekolah formal, dimana penilaian unschooling setiap hari, dengan mengamati pengalaman anak-anak. Orang tua bisa mengumpulkan foto atau buku memo tentang pengalaman belajar anak-anak mereka dan menyimpannya sebagai catatan.
"Jika Anda berjalan-jalan dan mengidentifikasi tanaman atau hewan, dan mendiskusikannya, itu unschooling. Memasak dan menghias kue ulang tahun saudara kandungnya, itu unschooling," ujarnya.
Unschooling dan home schooling ternyata berbeda, Bunda. Dalam home schooling, orang tua bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak dengan menggunakan rumah sebagai sarananya. Dalam hal ini, orang tua terlibat langsung dalam menentukan proses penyelenggaraan pendidikan. Tapi, ada juga yang menggunakan bantuan tutor untuk mengajarkan anaknya.
Home schooling biasanya masih menggunakan buku pelajaran, tapi mencoba mengaitkan semua pelajaran dengan dunia nyata. Sedangkan unschooling cenderung lebih bebas. Anak bisa belajar apapun sesuai kemauannya sendiri.
Unschooling itu layaknya home schooling yang bersifat tidak terstruktur secara kurikulum. Metode seperti kurikulum, textbooks, dan ujian di sekolah dianggap membatasi anak untuk belajar.
Dikutip dari Kidshealth, salah satu alasan orang tua memasukkan anaknya ke home schooling antara lain karena lebih fleksibel dibanding sekolah lokal, serta bisa fokus pada pelajaran tertentu yang dibutuhkan anak di masa depan.
Bunda, simak juga kondisi new normal di masa Corona, dalam video berikut ini:
(muf/muf)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Penyebab Bunda Berubah Lebih Galak Saat Jadi Guru buat Anaknya di Rumah

Parenting
Kenapa Anak TK Tak Tertarik Belajar Virtual? Begini Solusinya

Parenting
11 Aktivitas Menyenangkan untuk Bunda & Anak Selama di Rumah Aja

Parenting
Saat di Rumah Aja, Apakah Anak Tunggal Lebih Fokus Belajarnya?

Parenting
Gratis, Ini 10 Website Edukasi untuk Anak Belajar dan Bermain di Rumah


7 Foto
Parenting
7 Potret Keseruan Gisel dan Gempi Main Bubble di Rumah Aja
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda