Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Anak Picky Eater Bisa Terhindar dari Kegemukan?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 02 Jun 2020 14:43 WIB

Portrait of sad small girl doesn't want to eat cornflakes with milk for breakfast. She is looking on her food with spoon sitting at table on white background.
Ilustrasi anak picky eater/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Alexeg84
Jakarta -

Anak-anak yang picky eater membuat orang tua mencari berbagai cara untuk mengatasinya. Namun, anak yang pilih-pilih makanan bisa melindungi kelebihan BMI, Bunda.

Sebuah penelitian menunjukkan, anak yang picky eater dihubungkan dengan skor BMI lebih rendah. Sedangkan anak yang tidak picky eater memiliki skor BMI lebih tinggi.

"Beberapa anak mungkin tidak lepas dari pilih-pilih makan, tetapi mungkin melindungi dari kelebihan berat badan atau obesitas di kemudian hari, dan tidak terkait dengan kekurangan berat badan, yang secara keseluruhan mungkin meyakinkan bagi orang tua, serta penyedia perawatan kesehatan," kata Megan H. Pesch, MD, MS, asisten profesor pediatri di University of Michigan, Amerika Serikat (AS), dilansir Healio.

Pesch dan rekannya melakukan penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics. Dari penelitian tersebut, ada jenis picky eater yang diidentifikasi. Yakni picky eater rendah yang terus-menerus berjumlah 29 persen (92 anak), picky eater menengah persisten 57 persen (181 anak), dan picky eater tinggi persisten 14 persen (44 anak).

Pesch bilang, anak-anak perempuan dikaitkan dengan picky eater rendah, regulasi emosional yang lebih tinggi, dan tingkat emosional lebih rendah. Ini dibandingkan dengan yang tingkat sedang dan lebih tinggi. Anak picky eater rendah juga dikaitkan dengan kurang membatasi makanan, sedangkan yang picky eater tinggi terlalu menuntut.

"Satu hal yang ingin saya tekankan adalah kita melihat tren pola makan pilih-pilih, tren BMI anak-anak, pertumbuhan mereka, dan kemudian juga tren perilaku makan ibu. Kami melihat, apa yang terkait dengan apa, dan apa yang dikaitkan secara longitudinal, tetapi kami tidak bisa benar-benar menemukan apa yang menyebabkan apa," urai Pesch.

Ilustrasi anak picky eaterIlustrasi anak picky eater/ Foto: Getty Images/iStockphoto/StephaMW

Ia lalu memaparkan, dalam penelitian belum ditemukan apakah yang menyebabkan picky eater karena para ibu yang lebih menuntut. Atau apakah karena anak pilih-pilih, sedangkan orang tua membatasi junk food, atau benar-benar menyiapkan sayuran agar anak mau mencoba.

Sebenarnya dari penelitian tersebut, Pesch berharap banyak anak-anak yang bisa berkembang dalam pilihan makanan meski sebelumnya pilih-pilih. Sayangnya, hanya lima anak di sampel penelitian yang mengalami penurunan pilih-pilih makanan mereka dari waktu ke waktu, dan itu tidak signifikan secara statistik.

"Saya mengharapkan menemukan sekelompok anak-anak yang pilih-pilih pada usia 4, tetapi mungkin teratasi saat usia 7, atau bahkan 5 tahun. Saya berharap untuk menemukan karakteristik yang dapat diprediksi dari kelompok itu, sehingga kami bisa memberi tahu dokter atau orang tua dengan pasti, siapa yang akan berkembang dari pemilih, tetapi itu tidak terjadi sama sekali," jelas Pesch.

Soal anak susah makan, sebenarnya yang menjadikan anak picky eater itu bisa jadi kita sendiri, Bunda. Waktu anak masih di dalam kandungan, jelas mereka enggak mungkin menolak apa yang kita makan. Nah, mungkin kita yang terlalu picky dalam urusan makanan saat hamil.

Selain itu, dikatakan dr.Damayanti Rusli S, Sp.A(K), Ph.D, "Ketika memberi makanan ke anak, kita cicip juga, enak atau enggak. Kita rasakan dulu sebelum kasih ke anak, dengan begitu kita bisa menilai sendiri kenapa anak susah makan."

Bunda, simak juga tips agar anak mau makan tanpa main gadget, dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda