HaiBunda

PARENTING

Berapa Lama Kolik pada Bayi Akan Hilang?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 19 Jun 2020 05:20 WIB
Berapa Lama Kolik pada Bayi Akan Hilang?/ Foto: iStock
Jakarta -

Bayi sering menangis adalah hal yang wajar, Bunda. Namun, bagaimana jika si kecil menangis tanpa henti selama berjam-jam atau mengalami kolik?

Bayi kolik bisa terjadi di tahap awal kehidupan anak. Kolik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi yang sehat dan bergizi baik, namun mengalami periode menangis yang lama dan tidak bisa diprediksi.

Penulis Dads, Teach Your Child About Manners, Jennifer White mengatakan, suara tangisan bayi kolik melampaui tangisan bayi biasanya. Tangisannya berbeda dengan anak menangis seperti mengatakan, 'Aku ingin makan'.


"Ketika bayi mengalami kolik, tangisan mereka sering melengking dan intensitasnya luar biasa," kata White, dikutip dari Very Well Family.

Saat mendiagnosis bayi dengan kolik, dokter akan menggunakan 'Rule of Threes" atau tiga aturan, yaitu:

- Selama 3 jam menangis terus-menerus dan tak terkendali.
- Muncul pada atau sebelum usia bayi 3 minggu.
- Terjadi setidaknya 3 hari setiap minggu selama setidaknya 3 minggu. Seringkali tangisan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan, paling sering pada sore hari.
- Berakhir pada usia sekitar 3 bulan, meskipun pada beberapa kasus telah dilaporkan berlangsung selama 6 bulan.

Bayi yang mengalami kolik memiliki tanda-tanda khusus. Barry Lester, Ph.D., direktur klinik kolik di Brown University Center for Children at Women & Infants Hospital mengatakan, gejala kolik meliputi tiba-tiba anak "menjerit nyeri" dengan suara melengking.

"Tanda-tanda lain termasuk perut membesar, sering buang gas, dan rewel menendang-nendang kaki," ujar Lester.

Bayi kolik sering menangis tanpa alasan dan orang tua sulit menghentikannya. Bayi yang rewel bisa ditenangkan dengan dipeluk atau bayi lapar dengan diberikan makan. Namun, pada bayi yang kolik, orang tua tidak tahu apa yang diinginkan sang buah hati.

Hingga kini belum diketahui cara mengatasi bayi kolik. Namun, beberapa orang tua menggunakan metode pijat bayi dan mengatur pola makan anak dan ibu yang menyusui, Bunda.

Ilustrasi bayi menangis/ Foto: iStock

Dilansir What to Expect, kondisi kolik pada bayi tidak akan bertahan selamanya. Jadi, Bunda enggak perlu khawatir ya.

Kebanyakan kolik dimulai ketika bayi berusia sekitar 2 hingga 3 minggu. Puncaknya di usia sekitar 6 minggu dan biasanya mulai berkurang di usia 10 hingga 12 minggu.

Pada usia 3 bulan (atau kurang pada bayi prematur), sebagian besar bayi kolik dapat sembuh begitu saja. Kolik mungkin berhenti secara tiba-tiba atau berakhir secara bertahap, beberapa hari membaik tapi lain hari akan memburuk sampai kembali menjadi benar-benar baik.

Kolik adalah kondisi yang tidak bisa dicegah atau dihindari pada bayi. Untuk itu, orang tua butuh kesabaran ekstra dalam menghadapi bayi kolik.

Kolik bukanlah suatu penyakit atau diagnosis medis. Kondisi ini merupakan kombinasi dari perilaku bayi.

Tidak ada solusi selain menunggu agar kolik berakhir dengan sendirinya. Kondisi ini terjadi pada sekitar 1 dari 5 bayi, Bunda.

Ilustrasi bayi menangis/ Foto: iStock

Dalam laman Family Doctor dijelaskan bahwa kolik tidak menyebabkan masalah jangka pendek atau panjang untuk bayi. Namun, bisa menyulitkan jika bayi tak henti menangis.

Perlu diingat, orang tua dapat meminta bantuan jika kewalahan menangani bayi. Jangan pernah mengguncang si kecil untuk meredakan tangisannya karena itu bisa menyebabkan kerusakan otak serius.

Ada 5 hal yang harus diingat Bunda saat menghadapi bayi kolik:

1. Bunda bukan penyebab bayi menjadi kolik, jadi jangan salahkan diri sendiri ya.

2. Kolik akan hilang kok, jadi enggak perlu khawatir.

3. Hanya karena bayi mengalami kolik, bukan berarti si kecil tidak sehat.

4. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan bayi yang menangis karena kolik.

5. Memberi bayi perhatian ekstra, seperti menggendong terlalu lama tidak akan membuat anak manja nantinya.

Bunda dapat menghubungi dokter jika tangisan bayi disertai demam, muntah, sulit buang air besar atau berdarah, serta gerakan si kecil berkurang dan perilaku tiba-tiba berubah.

Selain itu, temui dokter jika tangisan si kecil tak berhenti dan berlebihan. Biasanya dokter akan mencari penyebab tangisan dan membantu Bunda mengatasi kondisi kolik.

Jelaskan ke dokter tentang durasi, intensitas, pola, dan gejala yang menyertai anak saat menangis. Pemicu tangisan mungkin saja bukan kolik, tapi infeksi atau alergi susu.

Simak juga tips memandikan bayi, di video berikut:

(ank/jue)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Haru Aaliyah & Zahwa Kenang Almarhum Adjie Massaid di Hari Kelahiran Sang Ayah, Ada Baby Arash

Mom's Life Annisa Karnesyia

13 Cara Diet Gula yang Benar untuk Hidup Lebih Sehat

Mom's Life Amira Salsabila

Mirip Banget, Agnez Mo Berpose Bareng Patung Dirinya di Madame Tussaud Singapura

Mom's Life Amira Salsabila

Keseruan Cinta Laura hingga Raffi Ahmad Berbagi Pengalaman Kelola Keuangan di LPS Financial Festival

Mom's Life Tim HaiBunda

Hipotiroidisme Selama Hamil dan Pengaruhnya pada Kesuburan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Setelah 14 Tahun Berpisah, Farel Prayoga Akhirnya Bertemu Sang Bunda

13 Cara Diet Gula yang Benar untuk Hidup Lebih Sehat

Hipotiroidisme Selama Hamil dan Pengaruhnya pada Kesuburan, Bunda Perlu Tahu

5 Potret Haru Aaliyah & Zahwa Kenang Almarhum Adjie Massaid di Hari Kelahiran Sang Ayah, Ada Baby Arash

Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Dimulai, 13 Hal Ini Akan Diperiksa untuk Murid SD

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK