Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

9 Perubahan yang Dialami Orang Tua Baru, Salah Satunya Jadi Percaya Diri

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 26 Jun 2020 05:22 WIB

Mother putting her baby to sleep on a bedside baby crib. Woman bending forward over a crib to check her sleeping baby.
Ilustrasi Perubahan yang Dialami Orang Tua Baru/ Foto: Getty Images/iStockphoto/jacoblund
Jakarta -

Menjadi orang tua baru tentu pengalaman yang luar biasa bagi pasangan suami istri. Di tahap ini, keduanya belajar untuk berubah menjadi lebih baik demi sang buah hati.

Perubahan tersebut juga bisa berdampak pada hubungan suami istri, Bunda. Menurut penelitian, 67 ibu baru akan mengalami penurunan kepuasan hubungan dengan pasangannya sekitar enam bulan setelah bayi lahir. Hal yang sama juga terjadi pada ayah.

"Ada banyak yang bisa dilakukan pasangan suami istri untuk memastikan bahwa mereka ada di antara 33 persen orang tua baru yang memulai keluarga dengan pengalaman yang benar-benar menyenangkan," kata terapis keluarga dan pernikahan Catherine McCall MS, LMFT, dilansir Psychology Today.

Sebagai permulaan, Ayah dan Bunda bisa bersikap realistis. Untuk menjadi pasangan dan orang tua yang baik, memang butuh kerja keras ya.

"Pernikahan yang baik tidak begitu saja terjadi, sama halnya dengan menjadi orang tua yang baik. Keduanya butuh cinta, kerja keras, pendidikan, dan dedikasi," ujar McCall.

Perubahan menjadi orang tua baru, mau tidak mau harus dialami setiap pasangan. Dikutip dari Co Parents dan Lifehacker, berikut 9 perubahan yang umumnya terjadi dan harus diatasi bersama:

1. Rutinitas baru

Setelah kelahiran anak, seluruh sistem organisasi akan berubah. Jadwal pada dasarnya akan berputar di sekitar rutinitas bayi, yaitu sebelum tidur, tidur siang, dan menyusui.

Pergi ke dokter anak mungkin akan menjadi bagian dari rutinitas baru, terutama ketika bayi sudah bisa diajak ke luar rumah. Bunda juga akan kesulitan menemukan waktu untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga saat menjadi orang tua baru.

2. Lebih sedikit waktu untuk diri sendiri

Waktu untuk sendiri juga akan berubah setelah menjadi orang tua baru. Kita harus memprioritaskan bayi, seperti memberi makan dan mengganti popok.

Coba bicarakan masalah ini dengan suami atau anggota keluarga untuk bergantian menjaga anak. Membuat jadwal kencan dengan suami juga penting untuk membahagiakan diri sendiri ya.

3. Waktu tidur terganggu

Bangun di malam hari ketika bayi menangis atau tidak punya waktu untuk berbaring di akhir pekan, menjadi perubahan terbesar bagi orang tua baru. Alhasil, Ayah dan Bunda bisa kurang tidur.

Tak cuma pada bayi baru lahir, setelah anak-anak melewati masa tersebut, Bunda tetap bisa memiliki masalah tidur. Mimpi buruk di tengah malam, anak yang enggak mau tidur karena masih ingin main-main, atau urusan rumah yang belum beres meski sudah tengah malam.

Untuk mengatasinya, coba temukan waktu istirahat saat anak tidur. Bisa juga tidur lebih cepat, kemudian bangun lebih cepat, sehingga hal-hal yang belum beres bisa kita bereskan di pagi hari.

Mother putting her baby to sleep on a bedside baby crib. Woman bending forward over a crib to check her sleeping baby.Perubahan pada orang tua baru/ Foto: Getty Images/iStockphoto/jacoblund

4. Perubahan kebiasaan dan prioritas

Menjadi orang tua baru banyak mengubah kebiasaan Ayah dan Bunda. Waktu bersama teman, hingga pola hidup biasanya akan berubah.

Tak cuma itu, prioritas juga berubah. Bunda akan lebih fokus pada hal-hal penting, seperti keluarga, anak-anak, dan hobi.

Tapi, karena kita hanya memiliki lebih sedikit waktu dan energi, tidak dapat melakukan semua hal yang biasa dilakukan. Sebagai gantinya, kita akan memprioritaskan hal-hal yang paling penting.

5. Merasa kuat dan percaya diri

Banyak orang tua merasa lebih kuat dan percaya diri setelah bayi mereka lahir. Sebab, tanggung jawab baru ini memberi mereka rasa percaya diri yang sebelumnya tidak pernah dirasakan.

Para ibu baru juga melihat tubuh mereka secara berbeda dan cenderung menerimanya lebih dari yang mereka lakukan sebelum hamil. Bunda juga belajar menjadi lebih sabar, lho.

6. Pengeluaran bertambah

Menjelang kelahiran si kecil, banyak orang tua baru 'kalap' membeli perlengkapan bayi. Mereka biasanya belum membuat daftar prioritas karena belum punya pengalaman.

Setelah bayi lahir pun, beberapa orang tua rela mengeluarkan kocek lebih untuk membeli mainan. Sebab, orang tua takut bayi mereka bosan dan membutuhkan stimulasi untuk mengembangkan otak.

Bunda tidak perlu beli segalanya supaya bisa menghibur di kecil ya. Kita bisa kok menggunakan peralatan di rumah untuk dijadikan mainan sederhana.

ilustrasi orang tua dan anakIlustrasi orang tua dan anak/ Foto: iStock

7. Lebih sering khawatir

Menjadi orang tua itu membuat kita jadi lebih banyak khawatir. Misalnya nih, kalau perkembangan anak kita enggak seperti anak-anak lain seusianya.

Dari pada khawatir berlebih, Bunda bisa langsung konsultasi ke dokter anak. Sebab, pertumbuhan anak-anak memang berbeda. Ingat ya, pertumbuhan anak itu bukan ajang kompetisi, sehingga kita selalu memaksakan si kecil dengan stimulasi berlebihan.

8. Lebih menghormati orang tua

Setelah memiliki anak dalam hidup, kita akan lebih memahami tentang cinta orang tua kepada anaknya. Banyak ibu dan ayah baru berhubungan kembali dengan orang tua mereka setelah kelahiran bayi.

Ini bisa menjadi momen keluarga yang menyenangkan, lho. Kita juga bisa belajar banyak dari orang tua tentang mengasuh anak.

9. Lingkaran pertemanan baru

Lingkaran pertemanan baru ini dialami oleh ayah atau ibu baru. Pertemanan baru akan terdiri dari orang tua, Bunda.

Teman-teman yang juga sudah menjadi orang tua bisa menjadi support system bagi kita dalam melalui fase baru dalam hidupnya ini. Mereka mungkin akan memberi beberapa saran yang berguna bagi untuk mengurus anak.

Simak juga cara tepat memandikan bayi, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda