PARENTING
6 Cara Bunda Mendisiplinkan Anak di Rumah Tanpa Perlu Berteriak
Asri Ediyati | HaiBunda
Sabtu, 25 Jul 2020 17:18 WIBSaat kita, orang tua berteriak pada anak, kita tak pernah tahu apakah teriakan atau gertakan kita akan membekas di hati mereka kelak. Menurut Joseph Shrand, Ph.D., dari Harvard Medical School, semakin kita berteriak maka semakin anak-anak tidak akan mendengarkan.
"Anak-anak sebenarnya tidak akan terlalu banyak mendengarkan ketika Anda meneriaki mereka," kata instruktur psikiatri di Harvard Medical School dan penulis Outsmarting Anger: 7 Strategies for Defusing Our Most Dangerous Emotion ini, dikutip dari WebMD.
Kenapa mereka malah tidak mau mendengarkan? "Segera setelah Anda mulai menaikkan suara, Anda mengaktifkan sistem limbik mereka, yang merupakan bagian dari otak yang bertanggung jawab, antara lain untuk respons fight dan flight," jawab Shrand.
Shrand mengatakan, hasilnya mungkin kebalikan dari apa yang Bunda harapkan karena anak-anak tidak peduli, melawan atau melarikan diri. Untuk itu, Bunda perlu tahu cara mendisiplinkan anak di rumah tanpa perlu berteriak. Berikut caranya dilansir Very Well Family:
1. Tetapkan aturan yang jelas
Bunda akan cenderung untuk tidak berteriak jika Bunda telah menetapkan aturan rumah tangga yang jelas. Buat daftar tertulis peraturan di rumah yang ditampilkan dengan jelas. Ketika aturan dilanggar, ikuti dengan konsekuensi langsung.
Tahan dorongan untuk berteriak, mengomel, atau memberi ceramah karena kata-kata Bunda tidak akan mengajari anak untuk berbuat lebih baik di waktu berikutnya.
2. Diskusikan konsekuensi bila anak melanggar aturan
Jelaskan konsekuensi negatif dari melanggar aturan kepada anak sebelumnya. Gunakan time-out, ambil hak istimewa atau gunakan konsekuensi logis untuk membantu anak belajar dari kesalahannya.
Pertimbangkan konsekuensi mana yang paling efektif. Bunda perlu ingat bahwa konsekuensi yang bekerja dengan baik untuk satu anak mungkin tidak bekerja untuk yang lain.
3. Beri motivasi anak
Motivasi anak Bunda untuk mengikuti aturan dengan menggunakan dorongan positif. Jika ada konsekuensi negatif karena melanggar aturan, harus ada konsekuensi positif jika anak mengikuti aturan. Misalnya, puji anak karena mengikuti aturan.
Katakan sesuatu seperti, "Terima kasih telah melakukan daftar tugasmu dengan tepat ketika kamu tiba di rumah hari ini. Bunda menghargai itu."
4. Tinjau lagi alasan Bunda berteriak
Jika Bunda mendapati diri meneriaki anak, tinjau lagi alasannya. Jika Bunda berteriak karena marah, pelajari strategi untuk menenangkan diri sehingga Bunda dapat menjadi panutan strategi manajemen kemarahan yang sehat.
Lakukan self-timeout atau kendalikan pikiran yang menjengkelkan. Kecuali itu situasi berbahaya, tunggu sampai tenang untuk mendisiplinkan anak.
Jika Bunda berteriak karena anak tidak mendengarkan saat pertama kali Bunda berbicara, cobalah strategi baru untuk mendapatkan perhatian anak Anda. Berlatihlah memberikan instruksi yang efektif tanpa meninggikan suara.
5. Beri peringatan pada anak di saat tepat
Alih-alih berteriak, beri anak peringatan ketika dia tidak mendengarkan. Beri tahu dia apa konsekuensinya jika dia tidak mendengarkan.
Bunda bisa katakan sesuatu seperti, "Jika kamu tidak mengambil mainanmu sekarang, maka kamu tidak akan bisa bermain dengan balokmu setelah makan malam."
6. Konsisten
Hindari mengomel atau mengulangi peringatan berulang kali. Sebaliknya, ikuti dengan konsekuensi untuk menunjukkan bahwa Bunda bersungguh-sungguh dengan apa yang Bunda katakan. Disiplin yang konsisten adalah kunci untuk membuat anak mengubah perilakunya dan menjadi lebih patuh.
Simak juga cerita pola asuh Sophie Navita dan Pongky Barata melalui video berikut: