Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pro & Kontra Hybrid Learning, Pilihan Kembali ke Sekolah di Era New Normal

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 04 Aug 2020 11:49 WIB

Tahun Ajaran Baru 2020/2021 dimulai hari ini. Siswa-siswi di SMA Negeri 2 Kota Bekasi, Jawa Barat pun mengikuti apel Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2020/2021.
Hybrid learning alternatif sekolah di new normal/ Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Di era new normal, anak-anak masih harus menjalankan sekolah dari rumah. Berbeda dengan beberapa negara yang memilih menerapkan sekolah hibrida atau hybrid learning nih, Bunda. Seperti apa ya caranya?

Pembelajaran hibrida menerapkan absensi secara bergantian. Di mana anak-anak hanya masuk sekolah sebagian setiap minggunya. Para siswa akan digilir jadwal masuknya dan diganti lagi minggu depannya.

Aki Murata, penulis buku Reopening Better Schools: Unexpected Ways COVID-19 Can Improve Education, mengungkap skenario paling umum yakni siswa masuk kelas dua hari sekali setiap minggunya, dan tiga hari lainnya belajar jarak jauh.

"Hal ini memungkinkan sekolah mengikuti pedoman social distancing dengan membagi siswa mereka menjadi dua, dan anak-anak bergantian hari masuk sekolahnya," kata Murata dikutip dari Very Well Family.

Jadwal lain dari model hibrida ini yakni hanya setengah siswa yang sekolah setiap pagi hari, kemudian setengah lainnya masuk di sore hari. Dan di antara kedua kelompok ini ada satu jam untuk pembersihan secara ekstensif.

Namun, penerapan cara ini membuat sekolah menghadapi tantangan besar di tengah meningkatnya kasus COVID-19, Bunda. Social distancing harus disiplin diterapkan dalam persyaratan sekolah hibrida. Tidak hanya meletakkan meja berjauhan, tapi anak-anak harus tinggal di kelas sepanjang hari, bahkan untuk makan siang, dan juga saat istirahat. Semua siswa segala usia juga harus memakai masker.

"Model hibrida merupakan penawaran terbaik untuk kembali ke sekolah," kata guru Anne Armstrong.

Sekolah gazebo untuk siswa belajar online di Panakkukang, Makassar (Hermawan-detikcom).Ilustrasi anak sekolah di era new normal/ Foto: Sekolah gazebo untuk siswa belajar online di Panakkukang, Makassar (Hermawan-detikcom).

Dia menjelaskan, anak-anak itu membutuhkan sekolah. Guru membutuhkan anak-anak. Tapi sayangnya, pandemi belum berakhir. "Karena itu, model hybrid adalah satu-satunya cara untuk kembali ke sekolah pada saat ini," ujarnya.

Kelebihan lainnya dari model hibrida ini adalah anak-anak bisa bersosialisasi. "Anak-anak telah berada di rumah tanpa banyak sosialisasi selama berbulan-bulan sekarang," kata Lindsey Wander, pendiri dan CEO WorldWise Tutoring, LLC.

Terlebih lagi, ada sejumlah manfaat yang diketahui untuk pembelajaran langsung untuk anak-anak yang berjuang dengan ADHD atau ketidakmampuan belajar lainnya. Anak-anak dengan kebutuhan khusus sering menggunakan peralatan, permainan, dan barang-barang lainnya yang tidak dapat dibeli di rumah atau diangkut dari sekolah.

Apabila model pembelajaran ini dilakukan dengan benar, tentu dapat bermanfaat bagi semua orang yang terlibat. Apalag AAP baru-baru ini menekankan pentingnya pembelajaran secara langsung untuk anak-anak, dengan alasan seperti keterampilan sosial dan emosional, latihan fisik, akses ke dukungan kesehatan mental, makanan reguler, akses internet dan konseling.

Model hibrida memungkinkan hal-hal tersebut, bahkan jika itu belajar selama beberapa hari setiap minggunya. Namun, model pembelajaran hibrida ini juga masih banyak menuai pro dan kontra untuk dipertimbangkan.

Ada yang berpendapat bahwa konsekuensi yang tidak disengaja dari model hibrida adalah potensi lebih banyak cluster baru penyebaran COVID-19. Mengingat anak-anak kadang tidak disiplin untuk menjaga jarak dan memakai masker, Bunda.

Memang, kebijakan belajar di rumah selama pandemi Corona itu malah menambah tugas orang tua. Kesabaran seakan diuji, apalagi kalau masing-masing anak memiliki tugas yang berbeda-beda.

Tak sedikit orang tua yang merasakan beratnya menjalani work from home sambil mengerjakan tugas rumah tangga, sekaligus mengawasi tugas sekolah anak-anak. Ini yang membuat orang tua gampang emosi.

Psikolog Adele Faber dan Elaine Mazlish mengatakan, ada seorang ibu yang melaporkan bahwa ia memberikan waktu dirinya untuk jeda ketika dia akan 'meledak'.

"Saya sangat marah karena apa yang saya lihat. Lalu, saya akan ke kamar untuk menenangkan diri!" begitu katanya, dikutip dari buku How to Talk So Kids Can Learn at Home and in School.

Bunda, simak juga yuk sekolah online di era new normal yang menentukan nasib pelajar dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda