Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Perbedaan Menghukum Vs Mendisiplinkan Anak yang Perlu Bunda Pahami

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 13 Sep 2020 14:24 WIB

Angry mother scolding a scared daughter
Perbedaan Menghukum Vs Mendisiplinkan Anak yang Perlu Bunda Pahami/ Foto: iStock
Jakarta -

Terkadang sebagai orang tua, kita tak punya 'batas' yang jelas antara memberi hukuman dengan mendisiplinkan anak. Belum lagi ketika emosi tidak terkontrol akibat keributan yang ditimbulkan anak ditambah beban pekerjaan di rumah. Duh, rasanya susah menahan ledakan emosi ya, Bunda.

Sebenarnya, memberi hukuman dengan mendisiplinkan anak adalah dua hal yang berbeda. Memberi hukuman adalah penalti akibat pelanggaran anak. Berbeda dengan mendisiplinkan anak yang tentunya bertujuan baik.

Dilansir Very Well Family, hukuman membuat seorang anak 'membayar' atas kesalahannya. Nah, terkadang keinginan untuk memberikan hukuman berasal dari perasaan frustrasi orang tua.

Memberi hukuman juga bisa berasal dari keputusasaan orang tua. Mereka mungkin merasa terdorong untuk berteriak, memukul dalam upaya untuk mengirimkan pesan yang jelas bahwa perilaku anak lebih baik berubah.

Hukuman itu mengendalikan seorang anak, daripada mengajari anak bagaimana mengendalikan dirinya sendiri. Kabar buruknya, hukuman bisa mengubah cara berpikir seorang anak tentang dirinya sendiri.

Seorang anak yang menanggung hukuman berat bisa saja berpikir, 'Aku jahat.' Alih-alih berpikir, anak membuat pilihan yang buruk, dia mungkin percaya dia orang yang buruk.

Dengan memberi hukuman, anak tidak bisa belajar bagaimana ia semestinya bersikap, bagaimana ia menyelesaikan masalah. Hukuman juga seringkali membuat anak bingung. Misalnya, Bunda boleh memukul kakak, tapi kakak tidak boleh memukul adik.

Jika Bunda berada di sudut pandang anak, bingung kan?

Disiplin ajarkan anak kontrol emosi & pecahkan masalah

Nah, bagaimana dengan disiplin? Disiplin adalah sistem yang sangat berguna untuk mengasuh anak.

"Ketika saya berpikir tentang disiplin, saya lebih memikirkannya dalam hal bertindak sesuai dengan standar," kata Dr. Nancy Darling, Ketua Psikologi di Oberlin College, dikutip dari Fatherly.

Darling mencatat bahwa dalam peraturan sebuah keluarga yang dibuat oleh orang tua, idealnya harus didasarkan pada nilai-nilai tertentu.

Misalnya hal-hal yang bersifat positif yang ingin diturunkan oleh orang tua kepada seorang anak seperti keadilan, kemurahan hati dan kejujuran. "Disiplin adalah akar yang sama dengan 'murid'. Mereka mengikuti," ucap Darling.

Disiplin juga mengajarkan anak keterampilan baru, seperti bagaimana mengelola perilaku mereka, memecahkan masalah, dan menghadapi emosi yang tidak nyaman.

Disiplin membantu anak-anak belajar dari kesalahan mereka dan mengajari mereka cara-cara yang pantas untuk menghadapi emosi, seperti kemarahan dan kekecewaan.

Simak juga cerita Asri Welas mendidik anaknya yang introvert:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda