Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Sudah Imunisasi Kok Masih Kena Penyakit, Apa Penyebabnya?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 08 Oct 2020 12:21 WIB

Young woman pediatrician performs a vaccination of a little girl. The girl is holding a mascot.
Alasan anak tetap sakit meski sudah diimunisasi/ Foto: iStock

Si Kecil sudah lengkap vaksinnya, Bunda? Jumlah vaksin yang direkomendasikan untuk anak sejak bayi, membuat sejumlah orang tua kewalahan. Tapi, di tahun pertama bayi itulah sangat penting mendapatkan vaksin karena paling rentan terhadap penyakit.

Serangan penyakit seperti pertusis (batuk rejan), hepatitis B, atau meningitis pada anak yang masih kecil mendatangkan risiko kematian yang terbilang tinggi, Bunda.

Elana Pearl Ben-Joseph, MD, dokter anak, mengatakan bahwa American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak-anak mendapatkan vaksin kombinasi (daripada vaksin tunggal) bila memungkinkan.  

"Banyak vaksin ditawarkan dalam kombinasi untuk membantu mengurangi jumlah suntikan yang diterima seorang anak," kata Ben-Joseph dikutip Kids Health.

Nah apa saja yang vaksin yang direkomendasikan diberikan pada anak? Berikut beberapa jenis vaksin yang direkomendasikan AAP untuk anak-anak:

1. Vaksin cacar air (varicella) Vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DPT)

2. Vaksin Hepatitis A (HepA)

3. Vaksin Hepatitis B (HepB)

4. Vaksin Hib 

5. Vaksin human papillomavirus (HPV)

6. Vaksin flu

7. Vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR)

8. Vaksin meningokokus 

9.Vaksin pneumokokus (PCV) Vaksin polio (IPV)

10. Vaksin rotavirus

Setelah mengetahui jenis vaksin yang harus diberikan pada anak-anak, Bunda juga sebaiknya memahami perbedaan vaksin dan imunisasi nih. Menurut Anju Goel, MD, MPH, dokter yang juga profesional kesehatan publik, mengatakan bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), imunisasi itu proses membuat kebal seseorang atau kebal terhadap penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin.  

Dan vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melindungi orang tersebut dari infeksi berikutnya  atau penyakit.

"Imunisasi menggambarkan perubahan aktual yang dialami tubuh Anda setelah menerima vaksin," kata Goel dikutip Very Well Family.

Untuk cara kerjanya sendiri, semua bentuk imunisasi sama. Apabila anak disuntik vaksin, tubuhnya akan menghasilkan respons kekebalan dengan cara yang sama seperti setelah terpapar suatu penyakit,  tetapi dengan cara yang lebih aman yaitu tanpa harus terkena penyakit lebih dulu.  

Dikutip Health Direct Gov Au, beberapa vaksin mengandung dosis yang sangat kecil dari virus yang hidup, tetapi dalam bentuk yang lemah.  Beberapa vaksin yang lain mengandung dosis yang sangat kecil dari bakteri yang mati atau sebagian kecil dari bakteri, sedangkan vaksin lainnya mengandung dosis kecil dari toksin yang dimodifikasi yang diproduksi bakteri.

Setelah imunisasi apa anak langsung kebal?  Secara umum, respons imun normal membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk bekerja.  Ini berarti perlindungan dari infeksi tidak akan terjadi segera setelah imunisasi.  Kebanyakan imunisasi perlu diberikan beberapa kali untuk membangun perlindungan yang tahan lama.

Seorang anak yang hanya diberikan 1 atau 2 dosis vaksin DTP hanya dilindungi sebagian dari difteri, tetanus dan pertusis (batuk rejan). Anak bisa sakit jika terkena penyakit ini sampai mendapatkan semua dosis yang dibutuhkan.  

Namun, beberapa vaksin baru, seperti vaksin meningokokus ACWY, memberikan kekebalan yang tahan lama hanya dengan satu dosis. Untuk efek perlindungan dari imunisasi juga tidak selalu seumur hidup. Misalnya saja vaksin tetanus, dapat bertahan hingga 30 tahun, setelah itu dosis penguat (booster) dapat diberikan.  

Beberapa imunisasi, seperti vaksin batuk rejan, memberikan perlindungan sekitar 5 tahun setelah masa pengobatan penuh.  Imunisasi influenza diperlukan setiap tahun karena sering terjadi perubahan jenis virus flu di masyarakat.

Mungkin, sebagian Bunda bertanya-tanya, sudah vaksin kok masih terkena penyakit? Meskipun semua dosis vaksin telah diberikan, tidak semua orang terlindungi dari penyakit, Bunda.


Penyakit seperti campak, gondongan, rubella, tetanus, polio, hepatitis B, Vaksin Haemophilus influenzae tipe b (Hib) bisa melindungi lebih dari 95 persen anak-anak, yang telah menyelesaikannya.  Satu dosis vaksin meningokokus ACWY yang diberikan pada usia 12 bulan, dapat melindungi lebih dari 90 persen anak-anak dari meningitis, seperti gondongan, campak, dan rubella.

Tiga dosis vaksin batuk rejan melindungi sekitar 85 persen anak-anak yang telah diimunisasi, dan akan mengurangi keparahan penyakit di 15 persen lainnya jika mereka terkena batuk rejan.  Dosis penguat diperlukan karena kekebalan menurun seiring waktu.

Bunda, simak juga yuk efek samping imunisasi selain demam dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda