Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

9 Bahaya Anak Keseringan Makan Fast Food, Akademisi Lemah hingga Depresi

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 28 Oct 2020 11:06 WIB

Little cute girl eating a fast food sandwich with fries and orange juice in a cafe. Fast food concept.
9 bahaya anak ketagihan makan fast food/ Foto: Getty Images/iStockphoto/puhimec

Sebagian besar anak pasti tertarik dengan makanan cepat saji (fast food). Ini karena rasa dan harga yang lebih murah. Tapi, biasanya anak-anak ini tidak paham kalau jenis makanan ini berdampak negatif buat kesehatannya serta membuat ketagihan. 

Dr. Liji Thomas, MD, dilansir News Medical, menjelaskan kalau fast food merupakan istilah umum untuk semua jenis makanan yang kaya energi, karena mengandung banyak lemak dan gula, serta garam, tetapi relatif rendah nutrisi penting lainnya seperti protein, serat, vitamin, dan mineral.


"Asupan makanan cepat saji perlu dikontrol dengan ketat pada anak-anak karena tidak baik dan dapat membahayakan," ujar Thomas.

Sementara itu, ahli nutrisi Natalie Butler, R.D., L.D., mengatakan bahwa sebenarnya sesekali makan makanan cepat saji tidak ada salahnya, tapi kalau keseringan maka bisa memengaruhi kesehatan.  

"Kebanyakan makanan cepat saji, termasuk minuman dan makanan pendamping, sarat dengan karbohidrat dengan sedikit atau tanpa serat. Ketika sistem pencernaan Anda memecah makanan ini, karbohidrat dilepaskan sebagai glukosa (gula) ke dalam aliran darah Anda.  Akibatnya gula darah Anda meningkat," ujar Butler dikutip dari Health Line.

Berikut beberapa bahaya makanan cepat saji pada anak yang perlu Bunda tahu:

1. Efek jangka panjang

Makan fast food secara teratur menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas, masalah emosional, dan penyakit kronis di kemudian hari.  Sekali saja mengonsumsi makanan cepat saji dapat menambahkan 160 dan 310 kilokalori ekstra ke dalam asupan kalori harian pada remaja dan anak kecil.

Selain itu, anak juga bisa kekurangan vitamin seperti A dan C, serta mineral seperti magnesium dan kalsium, mendorong berkembangnya penyakit defisiensi dan osteoporosis, serta karies gigi akibat asupan gula yang lebih tinggi.

Kandungan zat pewarna makanan yang berbahaya atau lemak trans yang tidak sehat di banyak makanan cepat saji, serta masalah dengan keamanan penyiapan makanan, seringkali membuat masalah jauh lebih rumit.

2. Atopik

Mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari tiga kali seminggu dikaitkan dengan kemungkinan besar mengalami gangguan atopik seperti asma, eksim atau rinitis. Untuk keparahan asma hampir 40 persen lebih tinggi pada remaja dan lebih dari 25 persen pada anak-anak yang lebih muda.

"Makan fast food 4-6 kali seminggu menyebabkan kemampuan matematika dan membaca lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terlalu banyak makan fast food," kata Thomas.

3. Sembelit

Overdosis kalori, lemak, gula, dan karbohidrat lain dalam makanan yang berulang bisa mengubah keinginan anak, dan memperkecil kemungkinan anak untuk makan serat, buah-buahan, susu, dan sayuran.  

"Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sembelit," tegas Thomas.

4. Kecanduan

Banyak mengonsumi makanan cepat saji pada masa anak-anak membuat sulit untuk makan sehat di kemudian hari, bahkan ketika dewasa rawan mengalami masalah medis.  Rasa makanan cepat saji yang membuat ketagihan, mengakibatkan lidah tidak mungkin menikmati rasa makanan biasa yang tidak gurih dan tidak terlalu pedas.

5. Akademisi lemah

Thomas mengatakan, makanan cepat saji dapat menyebabkan gangguan kinerja akademis karena kadar gula yang tinggi, diikuti dengan penurunan kadar gula serta tingkat konsentrasi yang buruk.

"Ini membuat sulit untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian fokus yang berkepanjangan," sambung Thomas.  

Fluktuasi gula darah juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan kurangnya kewaspadaan.

6. Lebih sedikit energi

Fast food tidak memberikan nutrisi yang cukup untuk aktivitas fisik.  Kurangnya aktivitas fisik tidak hanya menjauhkan anak dari kelompok sebaya tetapi juga mengganggu kesehatan fisik dan mental.

7. Depresi

Menurut Thomas, obesitas dapat menurunkan harga diri, dan kemungkinan anak depresi.  Beberapa anak yang mengonsumsi fast food berisiko mengalami depresi meski tanpa obesitas. Depresi pada gilirannya mempengaruhi parameter pertumbuhan dan perkembangan, kinerja akademik, dan hubungan sosial.  Ini juga menghasilkan risiko bunuh diri yang lebih tinggi.

8. Gangguan Tidur

Minuman pop dan cola sering kali mengandung kafein yang dapat membuat anak menunda siklus tidur-bangun yang normal.

9. Hiperaktif

Asam lemak esensial biasanya hilang atau sedikit dalam makanan cepat saji.  Ini termasuk asam lemak tak jenuh ganda omega-3 dan omega-6 yang tidak dapat diproduksi di dalam tubuh, tetapi penting untuk pembuatan membran sel, dan juga diperlukan dalam konsentrasi tinggi di dalam otak dan retina.  

"Kurangnya nutrisi tersebut dianggap terkait dengan peningkatan perilaku antisosial, dan mungkin hiperaktif, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan hal ini," ujar Thomas.

Bunda, simak juga yuk dampak negatif memberi makan anak sambil jalan-jalan seperti video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda