Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali Impetigo Bulosa, Infeksi Bakteri yang Sering Menyerang Kulit Balita

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 05 Nov 2020 07:00 WIB

5 year old child with Impetigo (nonbullous impetigo) witch is is a bacterial infection that involves the superficial skin. Yellow scabs on infected area.
Impetigo Bulosa/Foto: Getty Images/iStockphoto/Helin Loik-Tomson
Jakarta -

Impetigo merupakan infeksi kulit yang umum terjadi dan menular, Bunda. Infeksi ini sering dimulai dari luka kecil seperti goresan, gigitan serangga, ruam akibat eksim. Namun, juga bisa terjadi pada kulit yang sehat.

Selain itu, impetigo juga dapat dialami oleh siapapun, Bunda. Meski begitu, infeksi ini paling sering terjadi dan menyerang anak-anak balita, berusia 2 hingga 5 tahun.

"Ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih kecil, dari balita hingga usia lima tahun. Tentu saja, orang dewasa bisa mendapatkannya, tetapi mereka tidak sebanyak anak-anak," kata dokter kulit anak di Minneapolis, Sheilagh Maguiness, dikutip dari Today's Parent.

Diperkirakan 162 juta anak-anak di seluruh dunia mengalami impetigo pada satu waktu. Namun infeksi ini lebih sering terjadi di negara berkembang dan daerah miskin.

Penyebab dan gejala impetigo

Impetigo adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau streptococcus dan gejalanya serupa untuk kedua jenis tersebut. Bakteri dapat berkembang dalam kondisi panas dan lembap.

Biasanya muncul sebagai luka atau lecet dan cenderung di kulit terbuka, seperti tangan dan wajah, tetapi juga bisa muncul di kaki, area popok, dan tubuh lainnya yang terbuka. Anak-anak yang memiliki kondisi kulit tertentu, seperti dermatitis atopik (eksim) memiliki resiko lebih tinggi terkena impetigo.

Kondisi ini bisa menular jika menyentuh luka penderita impetigo atau barang-barang yang digunakan penderita, seperti handuk, pakaian atau seprai. Namun bakteri ini juga umum di lingkungan kita, dan kebanyakan orang yang bersentuhan dengan penderita belum tentu tertular.

Mengutip HealthLine, ada dua jenis impetigo utama berdasarkan bakteri penyebab dan luka yang terbentuk. Kedua impetigo itu melewati serangkaian tahapan, yakni:

1. Impetigo non-bulosa

Impetigo non-bulosa disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus dan menjadi bentuk impetigo yang paling umum. Bila mengalaminya, maka berikut gejalanya:

  • Biasanya dimulai dengan kemerahan, luka gatal di sekitar mulut dan hidung
  • Luka pecah, meninggalkan kulit merah dan iritasi di sekitarnya
  • Munculnya bentuk kerak kuning kecoklatan pada kulit
  • Saat sembuh, bintik kemerahan akan memudar dan tidak meninggalkan bekas.

2. Impetigo bulosa

Impetigo bulosa hampir selalu disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus. Berikut beberapa gejalanya:

  • Biasanya membentuk lepuh yang lebih besar berisi cairan bening dengan warna lebih gelap dan keruh
  • Lepuh dimulai pada kulit yang tidak pecah dan tidak dikelilingi oleh area kemerahan
  • Lepuh menjadi lemas lalu pecah menimbulkan luka terbuka
  • Terbentuk luka kekuningan dan berkerak di area lepuh yang pecah
  • Saat sembuh, lepuh biasanya tidak meninggalkan bekas luka

"Tipe bulosa sedikit lebih buruk. Saat mengalami impetigo bulosa, ada racun di stap yang membelah lapisan atas kulit, dan area belahan itulah tempat terbentuknya lepuh," ujar Maguiness.

Sementara itu, mereka yang sangat rentan terkena impetigo, yakni:

  • Tinggal di daerah dengan iklim hangat dan lembab
  • Menderita diabetes
  • Sedang menjalani dialisis atau perawatan cuci darah
  • Memiliki sistem kekebalan bermasalah seperti HIV
  • Memiliki kondisi kulit, seperti dermatitis atau psoriasis
  • Mengalami sengatan matahari atau luka bakar
  • Mengalami infeksi gatal seperti kutu, kudis, herpes simpleks, atau cacar air
  • Memiliki gigitan serangga atau poison ivy
  • Berolahraga atau beraktivitas dengan kontak langsung atau bersentuhan dengan orang yang terinfeksi

Cara menangani impetigo bulosa

Untuk menangani impetigo bulosa bisa dilakukan dengan menjaga area yang terinfeksi agar tetap bersih dan lembap, Bunda. Bunda bisa mengoleskan vaseline pada kulit yang terkena atau berendam lama dalam sebuah bak.


"Mandi dengan bak berendam sebenarnya sangat dapat membersihkan kulit dan bertindak sebagai cara alami untuk menghilangkan lapisan atas kulit dari bakteri atau kulit mati," kata Maguiness.

Impetigo bulosa juga bisa hilang dan sembuh dengan sendirinya bila dibiarkan, meski akan memakan waktu yang cukup lama. Meski begitu, Maguiness tetap merekomendasikan untuk melakukan kunjungan ke dokter kulit atau dokter anak untuk mendapat resepkan pengobatan topikal dan oral seperti pemberian salep pada ruam di kulit, serta antibiotik.

Antibiotik dikatakan efektif melawan infeksi impetigo bulosa. Jenis antibiotik yang diresepkan ini biasanya tergantung pada seberapa luas atau parah infeksi tersebut terjadi.

Apabila impetigo bulosa yang dialami hanya ada pada area kecil di kulit, maka antibiotik topikal seperti Bactroban atau Centany dan salep retapamulin (Altabax) mungkin akan diresepkan oleh dokter. Namun bila impetigo lebih parah dan meluas, maka dokter mungkin akan meresepkan antibiotik oral seperti amoksisilin dan klavulanat (Augmentin), sefalosporin tertentu, serta klindamisin (Cleocin).

Obat tersebut mungkin akan bekerja lebih cepat daripada antibiotik topikal, tetapi belum tentu lebih baik dalam membersihkan infeksi. Meski begitu, antibiotik oral juga dapat menyebabkan efek samping daripada antibiotik topikal, yakni mual, Bunda.

Dengan pengobatan, impetigo biasanya dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari. Namun jika anak memiliki infeksi atau penyakit kulit lain yang mendasari, infeksi mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

"Impetigo bulosa tidak serius dan mudah diobati dengan antibiotik topikal atau oral yang diresepkan," kata John Mersh, MD, FAAP selaku dokter anak yang dikutip dari MedicineNet.

Untuk mencegah dari penularan penyakit ini, kebersihan adalah kuncinya, Bunda. Cuci dan desinfeksi segala sesuatu yang mungkin tersentuh oleh penderita, termasuk pakaian, seprei, handuk, mainan, atau peralatan olahraga.

Selain kebersihan, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dan tertular impetigo bulosa, yaitu:

  • Sering mandi dan cuci tangan untuk mengurangi bakteri kulit
  • Tutupi luka kulit atau gigitan serangga untuk melindungi area tersebut dari bakteri yang menyebabkan infeksi
  • Jaga kuku agar tetap rapi dan bersih
  • Jangan menyentuh atau menggaruk luka terbuka agar tak menyebarkan infeksi
  • Cuci semua barang yang bersentuhan dengan luka impetigo bolusa pakai air panas dan atau pemutih pakaian yang mengandung natrium hipoklorit
  • Gantilah sprei, handuk, dan pakaian yang sering terkena luka, sehingga luka tidak menular lagi
  • Bersihkan dan desinfeksi semua permukaan, peralatan, dan mainan yang mungkin bersentuhan dengan penderita
  • Jangan berbagi barang

Bunda, simak juga yuk tips menggunakan masker pada anak dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda