
parenting
Pelajaran Penting di Balik Video Viral Ibu Aniaya Balita di Ciputat
HaiBunda
Rabu, 25 Nov 2020 21:10 WIB

Sebuah video penganiayaan anak viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak seorang balita dianiaya oleh perempuan diduga ibu kandungnya sendiri. Video tersebut memperlihatkan kepala balita tersebut dimasukkan ke dalam ember berisi air, Bunda.
Dalam video, balita tersebut tampak menangis ketakutan. Melihat video ini, pihak kepolisian pun mencari dan menangkap pelaku, sang ibu. Kejadian ini terjadi di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.
"Diamankan semalam sama tim gabungan Polsek dan Polres ya," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Angga Surya Saputra.
Menurut Angga, pelaku yang berinisial LQR (24) mengaku peristiwa kekerasan itu terjadi dua bulan lalu. Akan tetapi, video itu baru viral beberapa hari terakhir di media sosial. "Itu kejadiannya dua bulan yang lalu, sudah lama," kata Angga, dikutip dari detikcom.
Kini polisi tengah melakukan pemulihan kondisi psikologis anak. Sementara dari hasil visum, belum ditemukan luka-luka pada tubuh balita tersebut.
Pelaku hingga kini masih diperiksa intensif di Polres Tangsel. Polisi masih menyelidiki latar belakang serta motif pelaku melakukan tindakannya tersebut.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pengasuhan, Rita Pranawati mengatakan bahwa KPAI belum mengetahui kasus ini terjadi. Akan tetapi, ia memberikan tanggapan terkait kejadian ini. Ada pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kejadian ini, Bunda.
Klik NEXT untuk ke halaman berikutnya
Simak juga alasan jangan marahi anak di depan umum melalui video berikut:
Pelajaran penting dari kasus penganiayaan anak
Pelajaran Penting di Balik Video Viral Ibu Aniaya Balita di Ciputat/ Foto: Getty Images/iStockphoto/globalmoments
Rita menyayangkan bahwa kejadian ini memprihatinkan karena seorang ibu tega mencelupkan kepala anak ke ember.
"Tapi ini perlu dilihat gitu secara utuh sebenarnya apa yang terjadi. Tindakan ini mencelupkan anaknya ke dalam ember itu tentu bukan tindakan yang dibenarkan. Tapi penting untuk dilihat kenapa (apa penyebabnya)," ujar Rita kepada HaiBunda, belum lama ini.
Rita mengatakan, tentu pemahaman anak dengan usia yang masih rentan ini masih perlu dilindungi oleh orang tuanya. Orang tua harus membantu memenuhi hak anak karena anak sendiri tidak mampu mengekspresikan atau mengomunikasikan perasaannya.
"Apa yang diinginkan (anak). Ini kan seringkali orang dewasa enggak tahu menerjemahkan. Seringkali di satu sisi, orang dewasa menganggap itu adalah hal yang menyebalkan, enggak kooperatif. Padahal mungkin bahasa, ekspresi yang digunakan (masih terbatas), makanya rewel," ujarnya.
Lebih lanjut Rita menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 membuat beban perempuan lebih besar, bahkan empat kali. Tentu ini menjadi hal yang tidak mudah bagi perempuan, padahal pengasuhan itu kewajiban berdua, suami maupun istri.
"Ini tentu harus dilihat secara utuh apalagi di era pandemi dengan kondisi keuangan, ekonomi yang tidak stabil misalnya," ucapnya.
Menurut Rita, perlu ditinjau lagi aspek lainnya mengapa sang ibu melakukan kekerasan pada anaknya. Duh, semoga kejadian ini tak akan terulang lagi ya, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Viral, Anak Disabilitas Jadi Korban Penjambretan di Depok

Parenting
Viral Video Siswa SD Bawa Bekal Nasi dan Ulat Turi, Ternyata Alasannya..

Parenting
Viral Bayi Diberi Kopi Instan, Ini Bahayanya Menurut Dokter Anak

Parenting
Viral Bocah Menangis Ingin Dijemput Ibunda di Sekolah, Curhatannya Bikin Terenyuh

Parenting
Anak SD Ini Minta Ganti Nama Usai Pulang Sekolah, Terungkap Penyebabnya


7 Foto
Parenting
7 Potret Ralia Rules Anak Rian D'Masiv, Viral karena Challenge Nyanyi di TikTok
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda