Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Disebut Jadi Gejala Baru Corona, Ini 3 Faktor Pemicu Delirium

Inkana Putri   |   HaiBunda

Selasa, 15 Dec 2020 20:25 WIB

Beautiful Asian patient sick and sleeping while staying on Patient's bed at hospital. Medicine and health care concept.
Disebut Jadi Gejala Baru Corona, Ini 3 Faktor Pemicu Delirium/Foto: iStock
Jakarta -

Delirium disebut menjadi salah satu gejala baru yang dialami pasien COVID-19, khususnya lansia. Delirium merupakan gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan dan kurangnya kesadaran yang berkurang.

Seseorang yang mengalami delirium akan merasakan sulit untuk berpikir, berkonsentrasi, mengingat, dan kesulitan tidur. Melansir Mayo Clinic, gejala delirium biasanya terjadi dengan cepat dalam beberapa jam atau beberapa hari. Bahkan, gejala ini sering berfluktuasi sepanjang hari, namun ada periode tanpa gejala.

Sejumlah penelitian telah mempelajari tentang manifestasi COVID-19 pada sistem saraf. Delirium dan keadaan kebingungan adalah gejala umum yang dialami oleh pasien COVID-19 yang dapat terjadi sejak hari pertama. Studi yang diterbitkan di JAMA Network menemukan terhadap 817 pasien lansia positif virus Corona, 28 persen mengalami delirium saat presentasi, dan delirium adalah gejala keenam yang paling umum dari semua gejala dan tanda yang muncul.

Sementara itu, sebuah temuan dari Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy menunjukkan kemungkinan berkembangnya delirium juga tergantung pada gejala neurologis ringan lainnya, seperti hilangnya indera penciuman atau pengecap. Penelitian tersebut juga mengamati pada tingkat paling awal, delirium dapat dipicu oleh tiga faktor sebagai berikut. Pertama hypoxia, yakni kondisi saat jaringan otak kekurangan kadar oksigen. Jika dibiarkan, hypoxia dapat menyebabkan pembengkakan saraf dan edema, dan menyebabkan kerusakan eksternal / internal di otak.

Selanjutnya adalah peradangan, hal ini dapat terjadi karena badai sitokin. Sebagaimana diketahui, badai sitokin terjadi saat sistem kekebalan menjadi terlalu aktif dan menyerang organ-organ. Kondisi ini juga dapat merusak fungsi otak secara tak langsung.

Dan yang ketiga adalah toksisitas neuronal, kondisi ini dianggap sebagai komplikasi yang jarang terjadi. Toksisitas neuronal terjadi saat virus SARS-COV-2 secara langsung mengganggu fungsi saraf pada tingkat sel, bahkan sebelum mencapai rongga paru-paru.

Nah itulah ketiga faktor pemicu delirium. Oleh karena itu, penting sekali bagi Bunda untuk menjaga kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Jangan lupa juga untuk mencegah penularan COVID-19 dengan memakai masker mencuci tangan, dan menjaga jarak seperti kampanye #IngatPesanIbu dari Satgas COVID-19.

(akn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda