Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Acha Sinaga Sempat Stres Jadi Ibu Baru, Simak Tips Asuh Anak di Periode Emas

Hilda Irach   |   HaiBunda

Sabtu, 02 Jan 2021 14:24 WIB

Young parents and toddler daughter playing in sitting room
Mengasuh anak di periode emas agar tak stres seperti Acha Sinaga/ Foto: iStock

Jakarta - Bunda, tentu sudah enggak asing dong dengan istilah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak. Nah, untuk untuk menyukseskan program ini, sangat penting lho mencari tahu informasi mengenai pemenuhan nutrisi dan pola asuh yang tepat baik untuk anak, maupun ibunya sejak awal kehamilan.

Menyoal parenting, ternyata psycoeducational parenting penting untuk dibahas lho, Bunda. Psikoedukasi ini pada umumnya bertujuan memberikan semacam jalan agar komunikasi antara orang tua dengan anak berjalan baik, mengelola emosi dan reaksi dalam menyelesaikan masalah, melepaskan diri dari konflik, serta memperbaiki masalah yang mungkin timbul dalam keluarga.

"Sehingga para ibu dan calon ibu lebih siap dalam mengasuh dan mendidik anak secara optimal selama masa 1000 HPK ini," tutur Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia, Maulani Affandi , dalam Video Press Conference Zwitsal 1000 Hari Pertama Kehidupan Si Kecil, beberapa waktu lalu.

Seperti yang telah diketahui, 1000 hari pertama kehidupan si kecil atau yang kerap disebut periode emas ini, dimulai ketika bayi berada dalam kandungan sampai dia berusia dua tahun ya, Bunda. Dr. Miza Afrizal, BMedSc, SpA, MKes, menjelaskan bahwa pada masa periode emas ini sangat penting  bagi para orang tua penuhi kebutuhan anak-anaknya. Sebab , pada 1000 HPK pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sangat pesat.

"Jadi pada masa itu, otak anak mengalami perkembangan sebanyak 80 persen. Maka dari itu kalau ada sesuatu yang kurang benar, misalnya dari segi nutrisi, stimulasi, dan lain-lain menyebabkan kerusakannya atau kekurangannya bersifat irrevisible, atau tidak bisa dibenahi lagi,"ujar Miza.

Menurut Miza, aspek kebutuhan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil dibagi menjadi tiga, yakni asuh, asih, dan asah. "Kalau asuh itu kebutuhan biomedis berupa nutrisi seperti ASI ekslusif selama enam bulan pertamanya," kata Miza. Tak hanya ASI, Miza menuturkan imunisasi juga menjadi faktor yang cukup penting. "Sebab kalau si kecil sakit-sakitan, sudah pasti pertumbuhannya akan terganggu,"tuturnya.

Selain asuh, asih yang berupa kebutuhan akan kasih sayang orang tua terhadap si kecil juga sangat penting. "Ini bisa berupa pemberian pujian terhadap apa yang telah dia capai," jelas Miza.

Sedangkan asah berupa stimulasi,Bunda. Miza menegaskan meski nutrisi dan imuniasi si kecil terpenuhi, bila dia tidak terstimulasi dengan baik maka akan jadi sia-sia. "Karena itu, pemberian stimulasi yang baik sesuai dengan usia anak itu cukup vital pada perkembangan anak," kata Miza.

"Kan sekarang lagi jaman tuh stimulasi anak diperlombain antara orang tua. Seperti, eh anak saya umur segini udah bisa duduk lho, anak kamu udah belum? padahal stimulasi anak tidak bisa dipukul rata sama, karena pertumbuhan anak sifatnya range atau ada jarak," jelasnya

Miza menegaskan agar para orang tua tidak pernah memaksakan sesuatu yang anaknya belum bisa lakukan. Misalnya, memaksanya duduk ketika ia memang belum bisa duduk. "Ini hanya akan menciderakan anak," tegasnya.

Dia  juga menceritakan sering munculnya pertanyaan tentang mainan yang cocok untuk anak berusia enam bulan hingga satu tahun. Padahal menurut penelitian, mainan yang bagus untuk si kecil adalah orang tuanya sendiri lho, Bunda.

"Maksudnya  orang tuanya  ajakin ngobrol, ajakin bercanda, jangan sampai anaknya tidak tahu nih, wajah orang tuanya sendiri karena sering disuguhkan mainan." terang Miza.

Hal apa lagi yang sebaiknya orangtua lakukan dalam 1000 hari pertama kehidupan anak? Simak yuk cerita Acha Sinaga yang sempat stres setelah melahirkan di halaman berikutnya!

Simak yuk cara istri Ustaz Solmed mendidik anak dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Tips Cantik Sehat Saat PandemiFoto: Mia Kurnia Sari



Acha Sinaga Stres Saat Pertama Kali Jadi Ibu

Young parents and toddler daughter playing in sitting room

Foto: Instagram Acha Sinaga

Berbicara mengenai tumbuh kembang bayi di periode emasnya ini, aktris Acha Sinaga ikut membagikan pengalamannya menjadi seorang ibu baru bagi putra kecilnya.

Ibu dari putra bernama Lucas ini, mengungkapkan pentingnya seorang  ibu dan pasangan belajar sebelum melahirkan buah hatinya. "Karena  dengan belajar, ketika si kecil datang kita bisa memberikan yang terbaik untuknya," tutur Acha. 

Acha juga menambahkan peran suami sangat penting  untuk menjadi support bagi seorang ibu dalam menghadapi tantangan ketika mengurus si kecil. "Menurut aku support atau dukungan suami penting banget, terutama ketika aku melahirkan dan masih kesulitan beraktivitas. Jadi suami aku yang mandiin anak aku, sampai dia umur tiga bulan," kata Acha.

Acha mengaku setelah melahirkan, dia mengalami perubahan hormon yang membuatnya stress dan sulit mengontrol emosi. Dengan adanya peran suami sebagai support, sangat membantunya menyelesaikan masalah-masalah pasca melahirkan.

"Jadi dari support, kesediaan suami itu penting banget karena hormon ibu pada saat itu kan berubah ya. hari ini bisa bahagia besokannya bisa menangis,  bahkan marah-marah." tambahnya.

Menanggapi persoalan Acha, seorang psikolog dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani mengatakan, Kejadian ini tidak  hanya di alami oleh Acha saja, namun di berbagai penelitian di seluruh dunia disebutkan, para ibu juga mengalami stress yang  serupa.

"Terutama di minggu pertama, ibu cenderung akan merasa stress yang tinggi terkait perubahan hormon, perubahan fisik, perubahan psikologis, dan terutama perubahan tanggung jawab sebagai seorang ibu," tutur Nadya.

Nadya mengatakan, untuk dapat melewati masa ini dengan baik, seorang ibu harus perbanyak belajar. Bunda perlu tahu apa saja yang akan kita lakukan untuk buah hati. Tak hanya itu, Bunda juga harus mempersiapkan skenario apabila suatu kejadian tidak berjalan sesuai ekspektasi.

"Seperti misalnya, sudah mempersiapkan segala nutrisi lengkap untuk si kecil, tapi kita perlu juga menyiapkan kalau anaknya tidak mau makan, bagaimana? Oleh karena itu, mempersiapkan akan skenario terburuk juga perlu sehingga kita bisa well prepare dalam menghadapi situasinya," Jelasnya.

Nadya juga sependapat dengan Acha, Bunda, keterlibatan seorang suami atau Ayah sebagai support untuk pasangan sangatlah penting."Sebab penelitian sudah menunjukkan bahwa support dari suami adalah support terbesar yang dibutuhkan dari seorang ibu." tambahnya.

Berkaitan dengan 1000 HPK si kecil, menurut Acha seorang ibu tidak boleh terlalu fokus kepada pertumbuhaan fisik si kecil tetapi juga harus memperhatikan pertumbuhan mental si kecil dan ibunya.

"Karena kalau ibunya tertekan, nanti anaknya akan berpengaruh juga, makanya itulah pentingnya psycoeducation parents." ujar Acha. 


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda