Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dongeng Kancil yang Cerdik Kelabui Kera Sombong, Ceritakan ke Si Kecil Yuk

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 22 Dec 2020 17:33 WIB

Father and his little girl are on the floor surrounded by toys, he is reading a story to his girl
Dongeng Kancil mengelabui Kera yang Sombong/Foto: iStock

Jakarta - Bunda, bingung ingin mendongeng apa malam ini untuk si kecil? Kita ceritakan dongeng fabel yang menarik yuk, salah satunya dongeng tentang Kancil nih.

Dongeng si Kancil ini banyak macamnya, Bunda. Selain dongeng Si Kancil mencuri mentimun, ada juga lho dongeng yang menceritakan tentang Kancil dan Kera.

Sebelum memulai dongeng Kancil, penulis Anneke Putri dalam Dongeng Sepanjang Masa mengingatkan pentingnya anak-anak mendengarkan dongeng. Apalagi kalau orang tuanya yang langsung mendongeng di hadapan anak. 

“Dengan mendengarkan atau membaca dongeng, kebutuhan audio visual anak terpenuhi. Anak bisa berimajinasi melalui suara yang kita keluarkan, anak bisa berekspresi dan berkomentar dengan apa yang mereka dengarkan,” kaya Anneke.

Sebelum memulai dongeng, Anneke mengatakan, orang tua perlu memperhatikan jika anak sudah nyaman dan tidak ribut, baru bisa mulai berdongeng. “Kalau di tempat tidur, bolehlah kita mencium anak terlebih dahulu,” katanya.

Kalau biasanya dongeng kancil identik dengan cerita pencurian dan kelicikan, Anneke ingin memberikan sisi baik dari dongeng si Kancil.

Nah, yuk mulai dengan dongeng Kancil dan Kera, Bunda, Alkisah, ada Temon, si Kura begitu lincah. Semua binatang kagum dengan kelincahannya. Tapi sayang, Temon jadi tinggi hati alias sombong karena pujian itu. Sehari saja teman-temannya tidak memberikan pujian, Temon jadi murung.

Maka setiap hari, Temon berusaha membuat gerakan kelincahan baru atau dia menyampaikan berita baru kepada teman-teman.

“Eh teman-teman, tahu tidak baru saja aku melihat Gogo si gajah melahirkan?” tanya Temon.

Boru si Beruang langsung menjawab dengan pujian. Si Temon bisa cepat mendapatkan berita karena bisa berayun-ayun dan berpindah-pindah dari satu pohon ke pohon lain.

“Begitulah aku,” kata si Temon menyombongkan diri lalu mengejek Boru, “Makanya kamu jangan gendut, Boru. Jadi tidak lincah bergerak,” kata Temon.

Boru sedih dan menyesali dirinya mendengar ucapan Temon. Cica si Kancil yang melihatnya berusaha menghibur Boru.

“Kamu tidak usah sedih, Boru. Walaupun kamu gendut, kamu itu kuat. Kukumu tajam dan cakarmu bisa merobek makananmu dengan cepat,” kata Cica.

Boru ceria kembali usai mendengar ucapan Cica.  

Hari berganti dan Temon punya cerita baru kalau di seberang desa ia melihat ada hamparan pohon yang sangat luas. Cica pun jadi ingin melihat saat mendengarnya.

“Jauh tidak dari sini?” Cica bertanya.

Temon menjawab kalau dia sendiri pastinya nggak akan lama, berbeda kalau kancil. Belum lagi kancil apa bisa mengambil ke atas pohon.

Bagaimana kelanjutan kisah Temon dan Cica? Baca di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Bunda, simak yuk manfaat mendongeng dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner YouTube Sacha



Kecerdikan Kancil Lawan Kera yang Sombong

Father and his little girl are on the floor surrounded by toys, he is reading a story to his girl

Dongeng Kancil mengelabui Kera yang Sombong/Foto: iStock

Cica tak menggubris ejekan Temon. Ia menuju ke desa seberang. Setelah hampir satu jam, Cica sampai juga di tempat itu. Melihat pisang yang ranum dan bersisir jenjang menjuntai, rasa lelahnya hilang. 

Sayangnya Temon benar, Cica tak bisa memanjat pohon. Cica baru saja memikirkan cara merontokkan pisang, tiba-tiba ia dilempar kulit pisang.

“Sakit ya. Kasihan deh,” kata Temon dari atas pohon.

“Eh maaf ya, kalau pisang saja tidak membuatku benjut. Coba kalau kamu mau, lempar aku dengan pisang,” kata Cica.

Temon mengira perkataan Cica ini sebagai tantangan buatnya. Dengan selincah mungkin, ia mengambil pisang dan melemparkannya ke Cica.

Tapi, Cica mengatakan pisang itu tak mengenainya. Ia berhasil menghindar dari lemparan pisang.

“Mana lemparan si Temon yang terkenal itu? Hanya segini saja?”

Temon yang terbiasa mendengar pujian, merasa panas hatinya. Ia melemparkan pisang lagi ke Cica. Bahkan bertubi-tubi dengan bermacam-macam gaya.

Cica dengan lincah berkelit, dan membuat hati Temon semakin kesal. Namun Temon kaget ketika melihat semua pisang di pohong sudah habis.

Sewaktu melihat ke bawah, Cica sedang lahap memakan pisang ya ia lempari. Temon mengakui kecerdikan si Cica Kancil meski tak bisa memanjat pohon, bisa  punya banyak pisang.

Namun, Cica tak pelit dengan Temon. Cica mengajak Temon ikut makan bersama. “Makan sama-sama lebih nikmat daripada makan sendiri. Lagian mana muat perutku menghabiskan pisang sebanyak ini,” kata Cica.

Temon sadar dan meminta maaf ke Cica karena sudah melecehkan kemampuan Cica. “Harus kuakui, kamu lebih pintar dari aku,” kata Temon.

Dari dongeng kancil ini, Anneke mengatakan pesan moral yang anak-anak bisa petik adalah bahwa anak-anak itu spesial. Jangan saling meremehkan atau mengejek.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda