
parenting
Penyebab Mata Anak Juling dan Perawatan agar Bisa Normal
HaiBunda
Jumat, 01 Jan 2021 19:36 WIB

Jakarta - Melihat mata bayi yang juling menjadi hal yang menakutkan bagi para orang tua. Bunda pun menjadi cemas akan masa depannya karena penglihatan yang tidak normal. Tapi sebenarnya mata juling pada anak masih bisa disembuhkan enggak ya, Bunda?
Karen Gill, M.D., spesialis pediatri mengatakan bahwa orang tua tidak perlu khawatir. Ini normal karena otot bayi berkembang dan menguat, serta mereka belajar untuk fokus. Biasanya berhenti pada saat bayi berusia 4–6 bulan.
Strabismus, atau ketidaksejajaran mata, kata Gill, sering terjadi pada bayi baru lahir, bayi, dan juga dapat terjadi pada anak yang lebih besar. Sekitar 1 dari 20 anak mengalami strabismus, yang dikenal sebagai penyakit mata yang mengembara atau juling.
"Bayi Anda dapat memiliki dua mata juling atau hanya satu, dan penyilangan dapat terjadi secara konstan atau intermiten. Sekali lagi, ini sering kali normal karena otak dan otot mata bayi Anda yang belum berkembang sepenuhnya belajar untuk bekerja bersama dan mengoordinasikan gerakannya," kata Gill dikutip dari Health Line.
Meskipun mungkin umum, Gill menjelaskan, strabismus masih harus Bunda perhatikan. Jika mata bayi masih juling pada usia sekitar 4 bulan, saatnya untuk memeriksakannya.
Apa penyebab mata anak juling? Gill mengatakan strabismus disebabkan otot mata yang tidak bekerja secara serempak, tetapi mengapa otot-otot ini tidak bekerja sama masih menjadi misteri bagi para ahli.
Beberapa anak-anak tertentu memiliki risiko lebih tinggi mengalami juling ketimbang anak yang lain, termasuk:
- Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga strabismus, terutama memiliki orang tua atau saudara kandung dengan mata juling.
- Anak-anak yang rabun jauh.
- Anak yang pernah mengalami trauma pada mata, misalnya akibat operasi katarak (ya, bayi bisa lahir dengan katarak).
- Anak-anak dengan masalah perkembangan saraf atau otak. Saraf di mata mengirimkan sinyal ke otak untuk mengkoordinasikan gerakan, sehingga anak yang lahir prematur atau dengan kondisi seperti sindrom Down, cerebral palsy, dan cedera otak memiliki peluang lebih besar untuk mengalami beberapa jenis strabismus.
Menurut American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS), ada beberapa jenis strabismus meliputi:
1. Esotropia
Ini ditandai dengan salah satu atau kedua mata mengarah ke dalam menuju hidung. Ini adalah jenis strabismus yang paling umum dan menyerang antara 2 hingga 4 persen anak-anak.
2. Eksotropia
Jenis ini melibatkan satu atau kedua mata mengarah ke luar ke arah telinga. Ini juga kadang-kadang disebut wall-eye, dan memengaruhi 1 hingga 1,5 persen anak-anak.
3. Hipertropia
Ini adalah saat mata tidak sejajar, dengan mata abnormal duduk lebih tinggi dari mata lainnya. Ini mempengaruhi sekitar 1 dari 400 anak.
4. Hipotropia
Ini seperti kebalikan dari hipertropia , mata abnormal duduk lebih rendah dari yang lain. "Penting untuk diperhatikan bahwa tidak semua kasus strabismus akan mudah terlihat dengan mata telanjang," kata Gill.
Bicaralah dengan dokter anak anak apabila Bunda melihat tanda-tanda sebagai berikut:
1. Sering menyipitkan mata atau berkedip, terutama dalam cahaya terang. Bisa jadi itu adalah sinyal bahwa bayi mengalami penglihatan ganda.
2. Memutar atau memiringkan kepala. Ini mungkin pertanda bayi sedang mencoba untuk menyejajarkan suatu objek di bidang penglihatannya.
Simak informasi selengkapnya di halaman berikut.
Bunda, simak ya cara merawat kacamata anak dalam video di bawah ini:
Perawatan Mata Anak Juling
Mta bayi juling dan cara merawatnya/ Foto: iStock
Dikutip Kids Health, Jonathan H. Salvin, MD, mengatakan bahwa strabismus biasanya dapat disembuhkan bila ditemukan dan diobati sejak dini. Jika tidak diobati, otak akhirnya akan mengabaikan gambar visual dari mata yang lebih lemah.
"Perubahan ini disebut ambliopia, atau "mata malas". Dapat membuat penglihatan kabur, menyebabkan penglihatan ganda, dan merusak persepsi kedalaman anak (melihat dalam 3D). Masalah ini bisa menjadi permanen jika tidak ditangani," ujar Salvin.
Semakin dini strabismus dirawat, kata Salvin, semakin baik. Ini karena hubungan kunci antara mata dan otak anak terbentuk pada usia sekitar 8 tahun.
Perawatan untuk strabismus termasuk menggunakan kacamata, penutup mata, obat tetes mata, atau operasi otot mata.
Terkadang, memakai kacamata sudah cukup untuk meluruskan mata. Apabila tidak, Salvin mengatakan seorang anak mungkin diberi penutup mata yang dipakai di atas mata lurus selama beberapa jam sehari.
Tambalan ini membuat mata yang lebih lemah melakukan pekerjaan "melihat". Seiring waktu, otot dan penglihatan di mata yang lebih lemah menjadi lebih kuat.
"Membuat bayi atau balita menggunakan penutup mata bisa menjadi sebuah tantangan. Tapi kebanyakan anak terbiasa dengan tambalan. Memakainya menjadi bagian dari rutinitas keseharian mereka, seperti berpakaian di pagi hari,” kata Salvin.
Namun terkadang, anak-anak menolak untuk memakai penutup mata. Sehingga, obat tetes mata (disebut tetes atropin) dapat digunakan sebagai gantinya. Sama seperti penutup mata yang menghalangi penglihatan di mata lurus, tetes atropin untuk sementara mengaburkan penglihatan di mata itu. Hal ini membuat mata yang lemah bekerja lebih keras sehingga otot dan penglihatan mata semakin kuat.
Apabila kacamata, penutup mata, dan obat tetes atropin tidak dapat menyembuhkan strabismus anak, operasi otot mata mungkin diperlukan. Pembedahan dilakukan dengan mengendurkan atau mengencangkan otot yang menyebabkan mata anak juling. Kebanyakan anak bisa pulang pada hari yang sama setelah operasi.
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda