HaiBunda

PARENTING

Metode Pengalihan Perhatian saat Anak Tantrum Ternyata Bukan Solusi Bun

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 31 Jan 2021 08:03 WIB
Ilustrasi anak tantrum/ Foto: iStock

Ketika anak sedang tantrum, mengamuk dan menginginkan sesuatu, mungkin Bunda mencoba mengalihkan perhatiannya ke sesuatu yang lain. Tujuannya tentu baik agar anak bisa tenang. Namun, apa cara mengalihkan perhatian anak ini merupakan ide yang bagus?

Sarah Ockwell-Smith, pakar Gentle Parenting, mengatakan memang banyak orang tua yang memilih mengalihkan perhatian anak sebagai metode menghadapi perilaku anak yang sulit. Namun cara tersebut sama saja dengan tak menghargai anak.

Smith mencontohkan apabila Bunda sedang berada piknik di taman dengan teman. Padahal Bunda baru saja bertengkar hebat dengan suami sampai merasa sangat marah. Sepanjang perjalanan, Bunda mencoba menahan amarah. Tapi tiba-tiba Bunda berteriak ‘Aargh’ dan mulai menangis.

Lantas sikap teman Bunda malah mengambil kue dan berkata, “Lihat, ini kue mangkuk merah muda dengan lapisan gula merah. Kamu kan suka lapisan gula merah, itu favoritmu kan. Makan kuenya!”.  

Mendengar tanggapan seperti itu, bagaimana perasaan Bunda?


Smith bilang, saat itu teman sama sekali tidak menyinggung kemarahan Bunda di atau tangisan Bunda.  Bunda mungkin merasa cara tersebut tidak membantu mengatasi emosi. Cara tersebut justru membuat perasaan Bunda merasa divalidasi?  

“Dalam banyak kasus, pengalihan perhatian sebagai alat pengendalian perilaku sangatlah  tidak menghormati anak.  Dalam arti tertentu, itu memberi tahu mereka, 'Aku tidak bisa mengatasi perasaanmu saat ini, jadi anggap saja kamu tidak mengalaminya,'” ujar Smith dalam The Gentle Parenting.

Tetapi apakah pengalihan perhatian selalu buruk? Smith bilang belum tentu juga, Bunda. Itu tergantung pada penyebab perilaku anak dan bagaimana perasaan anak. 

“Jika mereka berada di playgroup dan ingin bermain dengan mobil merah, tetapi anak lain merebutnya, lalu berkata, 'Lihat, sayang, mobil biru ini terlihat bagus, ayo bermain dengan itu saja'. Cara itu tidak apa-apa," tuturnya.

Menurutnya, cara pengalihan perhatian selama Bunda mengenali dan menanggapi perasaan marah dan kekecewaan yang mungkin anak tunjukkan itu bisa digunakan. Ketika anak tantrum sebenarnya orang tua perlu membangun komunikasi dan mengajarkan tentang emosi, serta cara mengendalikannya.

Kemudian saat anak sedang berjuang menghadapi perasaannya, dorong anak untuk menyebutkan jenis perasaan apa yang ia alami, apa penyebabnya, serta bagaimana cara agar perasaan tersebut dapat mereda.

Perlu diketahui, tantrum anak bukanlah penyakit yang perlu diobati atau hasil dari pola asuh yang buruk. Bunda tak perlu berpikir terlalu jauh karena ini merupakan fase dan bagian dari tahap perkembangan penting yang pasti dialami oleh anak.

"Tantrum membantu anak-anak belajar menghadapi emosi negatif mereka," kata psikolog klinis, Linda Rubinowitz.

 Simak juga tips mengatasi anak tantrum dalam video berikut:



(som/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Juliana Moechtar Dampingi Suami TNI yang Kembali Naik Pangkat, Intip Kebersamaannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

3 Artis Hijabers Datangi Lokasi Bencana di Sumbar, Natasha Rizky Salah Satunya

Mom's Life Amira Salsabila

3 Gejala Kerusakan Lutut yang Muncul di Pagi Hari, Jangan Dianggap Remeh!

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Nonton Video Pendek di TikTok-Reels Bikin Bahaya, Ini Kata Ilmuwan

Mom's Life Amira Salsabila

Intip Potret Babymoon Alyssa Daguise & Al Ghazali Menikmati Keindahan Laut di Thailand

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

3 Gejala Kerusakan Lutut yang Muncul di Pagi Hari, Jangan Dianggap Remeh!

7 Rekomendasi Merek Baju Natal untuk Ibu Hamil agar Tampil Modis dan Feminin

5 Tren di Tempat Kerja Tahun 2026, Penggunaan AI Meningkat

10 Pertanyaan Penting Sebelum Memilih Sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK