Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bunda, Ajarkan 5 Hal Ini pada Anak untuk Mencapai Kecerdasan Emosional

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 31 Jan 2021 15:06 WIB

Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi kecerdasan emosional/ Foto: Getty Images/staticnak1983

Enggak sedikit orang tua yang terbiasa mengontrol emosi anak dengan cara memarahinya atau melarangnya. Padahal, peran Bunda sebagai pelatih emosional dibutuhkan anak-anak untuk perkembangan emosinya.

Misalnya saat masa pandemi ini saja, anak mungkin marah karena dilarang main di luar. Eh orang tuanya ikut marah dengan mengatakan anak tak boleh ini itu karena melanggar peraturan. 

Cara di atas malah membuat anak merasa perasaannya tidak penting dan seakan ia tak boleh merasa marah. Sebenarnya, emosi yang anak rasakan itu sangat wajar, Bunda. Orang tua sebaiknya tidak melarang anak untuk merasakan sesuatu.

Demikian yang dikatakan Dr. Nenny Mahyuddin, M.Pd., dalam Emosional Anak Usia Dini. Nenny mengutip Daniel Goleman, penemu istilah Emotional Intelligence (El), yang mengatakan seorang anak akan mengalami perkembangan kecerdasan emosi ketika ia belajar memahami, menggunakan, meregulasi, dan membangun emosinya demi kebahagiaan diri atau kesuksesan dalam hidupnya. 

"Kecerdasan emosional ini menjadi kunci bagi orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak dalam hal bersosialisasi, memahami dan mengikuti peraturan, serta meningkatkan prestasi akademik," ujar Nenny. 

Sedangkan, Jeffry Bernstein, Ph.D., seorang psikolog yang juga penulis buku Liking The Child You Love, menjelaskan kemampuan anak dalam mengatur apa yang ia rasakan sangat penting dalam proses belajar, memperhatikan, dan juga mengingat.  

Untuk kecerdasan emosional  ini, anak harus menguasai lima kompetensi dasar dengan baik, tentunya dengan bantuan orang tua. Kompetensi dasar itu dapat dijabarkan sebagai berikut: 

1. Kesadaran diri (self-awareness)

Anak harus mengidentifikasi emosi yang dirasakan, baik marah, sedih, kecewa, dan lain-lain. Anak dapat segera merasakan ketika perasaan itu datang dan dapat menyampaikan pada orang lain apa yang ia rasakan.  

2. Menyesuaikan perasaan (mood management)

Anak dapat mengasosiasikan perasaan atau mood-nya sesuai dengan situasi yang ada. Misalnya saat anak diganggu, ia akan marah.  

3. Memotivasi diri (self-motivation)

Kemampuan anak untuk mengatasi perasaan agar tidak menghalanginya dalam mencapai tujuan. Contohnya, walaupun anak kurang percaya diri saat mengikuti lomba, ia masih tetap  mencoba yang terbaik.  

4. Empati

Anak mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain dan menunjukkan bahwa ia ikut bersimpati dengan perasaan orang tersebut, baik melalui sikap maupun perkataan.  

5. Mempertahankan hubungan dengan orang lain 

Anak dapat mengatasi masalah dengan teman atau orang lain dengan baik, bahkan tanpa bantuan Bunda.  Misalnya ketika anak bertengkar dengan teman, ia segera melakukan sesuatu agar bisa berbaikan kembali dengan temannya.  

"Jadilah pelatih emosional atau pelatih emosi anak. Biarkan Si Kecil merasakan apa yang ia rasakan dan bantu ia untuk mengidentifikasinya," ujar Nenny.

Simak juga tiga jenis kecerdasan anak dalam video berikut ini, Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner para mualafFoto: Mia Kurnia Sari



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda