Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Terlambat Bicara, Jangan Tunda untuk Terapi Wicara Bun

Erni Meilina   |   HaiBunda

Sabtu, 06 Feb 2021 12:17 WIB

Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi anak bicara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Sergey Tinyakov

Memiliki anak di tengah-tengah keluarga kecil Bunda tentunya menambah kebahagiaan yang tak ternilai ya, Bunda. Tapi, tak jarang orang tua khawatir akan tumbuh kembang Si Kecil. Salah satunya adalah masalah terlambat bicara yang sering dikeluhkan oleh banyak orang tua.

Saat anak mencapai masa balita, memastikan mereka berada di jalur yang benar dengan pencapaian perkembangan utama seperti berbicara terkadang sulit untuk dinilai ya, Bunda. Berbicara adalah ekspresi pikiran menggunakan suara artikulasi. Gangguan bicara adalah masalah yang mencegah seseorang berkomunikasi menggunakan kata-kata yang diucapkan. Orang mungkin juga menyebutnya sebagai gangguan komunikasi.

Di masa pandemi COVID-19 ini anak terpaksa harus tetap belajar sambil bermain di dalam rumah. Tidak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan banyak orang di luar atau di sekolah. 

“Praktik pencegahan (COVID-19) seperti pemakaian masker, jarak sosial, dan pertemuan virtual serta ruang kelas untuk mengatasi masalah penularan dapat berdampak negatif pada komunikasi, terutama pada populasi anak,” kata Sara A Charney, ahli patologi bahasa wicara di Mayo Clinic dan penulis artikel penelitian Potensi Dampak Pandemi COVID-19 pada Keterampilan Komunikasi dan Bahasa pada Anak-anak dikutip dari Gulf News.

Sebelum COVID-19 melanda, para ahli telah memperhatikan peningkatan masalah di antara anak-anak kecil di UEA, dengan prevalensi speech-sound disorders (SSD) seperti gagap, apraxia, kurangnya komunikasi sosial dan gangguan lain yang memengaruhi sekitar 9 persen anak-anak. Sekitar 5 hingga 8 persen anak prasekolah mengalami penundaan bahasa yang berlanjut selama tahun-tahun sekolah mereka hingga dewasa, sementara 15-20 persen anak usia 2 tahun mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa ekspresif mereka.

Jika Bunda mengetahui anak terlambat bicara, ada baiknya melakukan terapi wicara. Terapi wicara adalah pengobatan yang efektif untuk gangguan bicara dan komunikasi. Dengan terapi wicara, ahli patologi bicara-bahasa (SLP) memberikan pengobatan dan dukungan untuk orang dengan gangguan bicara. Mereka adalah ahli kesehatan yang terlatih untuk mengevaluasi dan merawat mereka yang mengalami gangguan bicara, bahasa, atau menelan.

Gangguan bicara dapat berkembang dengan berbagai cara. Hal ini dapat terjadi karena cedera saraf otak, kelumpuhan otot, kelainan struktural, dan gangguan perkembangan. Sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa sekitar 8 persen anak berusia antara 3–17 tahun mengalami gangguan komunikasi selama 12 bulan terakhir.

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), sekitar 7,5 juta orang di Amerika Serikat mengalami kesulitan menggunakan suara mereka. 

Untuk mengetahui terapi apa saja yang dapat dilakukan untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara, BACA HALAMAN BERIKUTNYA.

Simak juga penyebab utama anak menjadi cadel dalam video berikut ini, Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]



Terapi wicara

Ilustrasi ibu dan anak

Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Getty Images/staticnak1983

Seorang SLP akan mulai dengan menilai masing-masing individu. Mereka kemudian dapat mengidentifikasi berbagai jenis gangguan bicara dan bagaimana mereka dapat mengobatinya.

Terapi wicara untuk anak

Seorang anak dapat berpartisipasi dalam terapi wicara di ruang kelas sebagai bagian dari kelompok kecil atau dalam pengaturan satu lawan satu. Ini tergantung pada gangguan bicara yang mereka alami.

SLP akan menggunakan latihan dan aktivitas terapeutik untuk membantu mereka mengatasi masalah khusus mereka. Dikutip dari Medical News Today, berikut ini terapi yang dilakukan untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara.

1. Aktivitas bahasa

Melibatkan bermain dan berbicara dengan anak sambil menggunakan gambar, buku, dan benda untuk merangsang perkembangan bahasa. SLP juga dapat mendemonstrasikan pengucapan yang benar dan menggunakan latihan pengulangan untuk membantu meningkatkan keterampilan bahasa anak.

2. Kegiatan artikulasi

Ini akan melibatkan SLP yang bekerja sama dengan seorang anak untuk membantu pelafalan mereka. SLP akan mendemonstrasikan bagaimana membuat suara tertentu, seringkali selama aktivitas bermain.

3. Terapi makan dan menelan

Seorang SLP dapat bekerja sama dengan anak yang memiliki masalah mengunyah atau menelan. SLP juga dapat menggunakan latihan oral untuk membantu memperkuat otot-otot di mulut atau bekerja dengan tekstur makanan yang berbeda untuk meningkatkan kesadaran oral anak.

4. Latihan

SLP dapat menggunakan sejumlah latihan lidah, bibir, dan rahang, di samping pijat wajah untuk membantu memperkuat otot-otot di sekitar mulut. Ini dapat membantu anak berbicara dan berkomunikasi di masa depan.


(som/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda