Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bayi Dikerok Pakai Bawang Merah Nangis Histeris, Videonya Viral & Tuai Hujatan

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 04 Feb 2021 19:47 WIB

ilustrasi kerokan
Ilustrasi bayi menganis/Foto: iStock

Belum lama ini beredar video bayi menangis histeris karena dikerok pake bawang merah, Bunda. Melalui media sosial TikTok, unggahan yang sudah ditonton lebih dari 124 ribu kali itu menarik banyak reaksi dari netizen.

"Keponakan dikerokin nggak kasian malah ngakak sama nangisnya, ini dikerokin pakai bawang merah," tulis pemilik akun yang merupakan tante dari bayi tersebut.

Menanggapi postingan itu, sebagian besar netizen mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan tersebut salah dan justru menyakiti bayi. Karena sebagaimana yang terlihat, bayi tersebut memang tampak begitu kesakitan hingga menangis histeris, Bunda.

"Bawang merahnya diparut kasih minya telon/kayu putih, dibalut sambil dipijat pelan, jangan dikerokin kasian," tulis akun @Anda****.

"Cuma mau bilang bawang merah itu panas.. kulit bayi masih tipis.. walaupun tradisi kok ya tega.. baby nangis karena kesakitan dan kepanasan," tulis akun @Jack ****.

"Dibalur jangan dikerok.. Astaga..," kata akun @Tanty Purnama.

Selain komentar kontra tersebut, beberapa netizen juga ada yang setuju dengan metode yang diaplikasikan pada bayi, Bunda.

"Yang bilang anak kecil kok digituin, mungkin tu orang masih bocil wajar, gak tau zaman dulu," tulis @RUri****.

"Aku lebih pro beginian. gak dikit-dikit obat atau dokter. Kecuali kalo panas yaa langsung kasih sanmol. Mamah aku juga gitu ke cucunya," ungkap @Delis****.

Untuk diketahui bersama, tradisi kerokan memang dilakukan oleh orang dewasa hingga lanjut usia ya, Bunda. Biasanya, hal ini menjadi obat saat tubuh mengalami gejala masuk angin seperti perut kembung, sakit kepala, nyeri, dan lain sebagainya.

Hal ini pun dapat dilakukan oleh siapapun. Akan tetapi, perlu dihindari oleh orang-orang dengan kondisi kulit tertentu.

"Selain pada orang yang memiliki alergi atau kelainan pada kulit, kerokan aman dilakukan dan mampu memberi efek yang sama," kata Profesor Dr dr. Dikdik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes, dikutip dari detikcom.

Prof. Dikdik juga telah melakukan penelitian terhadap metode pengobatan tradisional ini, Bunda. Katanya, kerokan memang dapat memberikan beragam manfaat yang baik bagi tubuh.

Lalu, apakah bayi juga aman untuk dikerok seperti orang dewasa? Untuk penjelasan selengkapnya, klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA, ya, Bunda!

Bunda, simak juga penjelasan salah kerokan yang bisa sebabkan stroke dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Kerokan Pada Anak

ilustrasi kerokan

Ilustrasi kerokan/Foto: iStock

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta ini mengungkapkan bahwa bayi maupun balita bisa diobati dengan metode korokan, Bunda. Akan tetapi, dalam pengaplikasiannya harus diperhatikan.

"Kekuatan kerokan harus disesuaikan. Jangan terlalu kuat mengerok bayi dan anak-anak," tutur Prof. Dikdik.

Pesan tersebut menjadi hal yang perlu diperhatikan. Sebab, anak usia dini memiliki jaringan kulit yang masih lemah dan rentan terhadap tekanan, khususnya pada bayi.

Lebih lanjut, Prof. Dikdik juga menganjurkan agar menggunakan bawang yang telah dipotong dibandingkan koin seperti pada umumnya. Selain itu, ia juga mengatakan tak perlu lama-lama karena khawatir bisa membuat kulit bayi iritasi.

Menurutnya, kerokan juga boleh dilakukan pada ibu hamil, Bunda. Akan tetapi, ada beberapa bagian tubuh yang harus dihindari, yakni leher dan area perut.

Klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA ya, Bunda.

Kerokan Pada Ibu Hamil

ilustrasi kerokan

Ilustrasi kerokan/Foto: iStock

"Kalau bagian punggung boleh. Karena selain ada efek melancarkan peredaran darah, kerokan juga bisa memberi efek menenangkan," kata Prof. Dikdik.

Begitu pula bagi yang hipertensi, Bunda. Prof Dikdik mengatakan metode pengobatan itu bisa diterapkan dan tak menimbulkan efek berbahaya.

"Produksi beta endorfin saat setelah kerokan pada tensi efeknya tidak terlalu besar. Mestinya tidak ada gangguan apa-apa. Hipertensi itu kan merupakan salah satu gejala masuk angin," lanjutnya.


(AFN/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda