Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Membaca Buku Cerita Anak yang Sedih, Apa Dampaknya ke Emosi Si Kecil?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 12 Mar 2021 09:26 WIB

ilustrasi anak membaca
Ilustrasi membaca buku/ Foto: iStock

Buku cerita anak biasanya mengajarkan tentang emosi khususnya yang positif, seperti kebahagiaan dan kasih sayang. Tapi, ada juga cerita yang biasa dibacakan untuk anak, namun mengandung 'pesan' yang menyedihkan.

Psikolog Amerika, Bruno Bettelheim berpendapat bahwa dongeng, mitos, legenda, dan dongeng klasik berhubungan dengan emosi manusia yang penting dan ide-ide abadi seperti pertarungan antara yang baik dan yang jahat.

"Anak-anak harus dikelilingi oleh cerita dan legenda yang mengajarkan mereka pelajaran moral serta menyenangkan dan menghibur," ujarnya dilansir The Australian.

Sementara Mem Fox, penulis yang juga profesor literacy studies di Flinders University, di Australia, mengatakan saat Bunda mencari buku bayi dan balita, yang perlu diingat adalah bayi dan balita ini menyukai buku nonfiksi sederhana, yang menggambarkan dan melabeli barang-barang yang dikenalnya di setiap halaman. Misalnya saja topi, jas, sepatu, umbrella.  

"Dan buku-buku dasar tentang dinosaurus, gunung berapi, panas dan cahaya, ular, Mesir kuno, cuaca, dan lain-lain sangat cocok untuk anak kecil yang menunjukkan ketertarikan bahkan pada mata pelajaran seperti itu," kata Fox dalam buku Reading Magic.

Menurutnya, balita juga menyukai buku gambar yang sangat sederhana dan bergambar jelas. Anak balita senang membaca buku lift the flap alias buku berjendela, serta buku dengan ilustrasi lucu dan mendetail yang dapat balita teliti tanpa lelah. 

Sayangnya, kata Fox, terlalu banyak rumah yang tak memiliki buku di dalamnya. Mungkin saja di rumahnya memiliki televisi dan semua mainan anak-anak, tetapi di rumah anak-anak ini tidak memiliki buku, jadi anak-anak tidak pernah belajar untuk suka membaca. Padahal, bagaimana buku bisa menjadi menarik kalau tidak ada satupun buku yang tergeletak untuk dibaca?

Banner Bunda Tajir


"Tanpa buku, di mana anak-anak akan melihat cetakan yang perlu mereka lihat? Kapan mereka akan mendengar bahasa yang perlu mereka dengar? Dan bagaimana mereka akan memperluas pemahaman mereka tentang dunia dengan cara yang perlu diperluas?" tanya Fox.

Ada banyak faktor yang menentukan apakah seorang anak akan menyukai buku tertentu. Pilihan anak-anak ini tergantung pada minat mereka saat ini, tahap perkembangannya, keadaan pikirannya, waktu dalam hari-harinya, seberapa lelah mereka, antusiasme dari orang dewasa membaca buku, dan sebagainya.  

Menurut Fox, sebuah buku itu bisa membuat anak-anak tertawa, menangis, menjerit, menggigil, atau menggeliat dan bergoyang-goyang. Buku itu tinggal di dalam hati mereka dan tetap di sana.  

"Ketika kita menengok ke belakang dan mengingat buku-buku yang tertinggal dalam kehidupan kita sendiri, kemungkinan besar sesuatu yang mendasar di dalamnya sangat menyentuh kita," ujarnya.

Lantas bagaimana jika membacakan cerita yang sedih? Seperti kita ketahui, sejumlah dongeng maupun cerita rakyat memiliki akhir yang sedih. Misalnya saja Malin Kundang maupun Danau Toba.

Fox mengatakan secara umum buku apa pun anak-anak suka, entah itu yang ceritanya bahagia atau yang penuh masalah. Namun, saat anak-anak mendengarkan dongeng atau cerita yang sering kali mengerikan, anak-anak menjadi diam, terpesona, bingung, terkejut, terperanjat, dan bahkan mungkin menangis.  

Tetapi jika anak-anak merasa aman bersama Bunda yang membacakan ceritanya, anak-anak semakin sering ingin menghidupkan kembali cerita tersebut.  

Membaca buku secara berulang merupakan faktor penting dalam perkembangan literasi, itu adalah bonus besar ketika anak-anak menuntut cerita yang sama berulang kali. Anak akan meminta mengulang membacanya apabila menyukai karakternya, berempati dengan karakternya, atau melihat diri mereka sendiri dalam karakter tersebut. 

Mengalami peningkatan emosi melalui sastra dipandang oleh beberapa orang tua dan pendidik sebagai hal yang buruk, tapi psikolog anak tidak setuju.  

"Inti dari buku adalah untuk memungkinkan kita mengalami realitas bermasalah yang berbeda dari kita sendiri, untuk merasakan emosi yang sesuai, untuk meniru, membuat penilaian, dan untuk mempertahankan minat kita. Jika kita membersihkan semua yang dibaca anak-anak, betapa lebih mengejutkan dan membingungkannya dunia nyata ketika mereka akhirnya harus menghadapinya?" ujarnya.

Lanjutkan membaca halaman selanjutnya!

Ingin menumbuhkan niat membaca anak, Bun? Simak kiat-kiatnya dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




PILIHAN CERITA RAKYAT NUSANTARA

ilustrasi anak membaca

Ilustrasi membaca buku/ Foto: iStock

Berikut beberapa daftar legenda cerita rakyat nusantara. Siapa tahu dengan membacakan dongeng dari legenda cerita rakyat, anak bisa tertarik belajar kebudayaan Indonesia lainnya. Simak ulasannya di bawah ini ya:

1. Sangkuriang

Sangkuriang menjadi cerita rakyat turun-temurun di Tanah Sunda. Sangkuriang bercerita mengenai keinginan seorang anak yang mencoba mempersunting ibunya sendiri. Sang ibu, Dayang Sumbi sebenarnya adalah seorang bidadari yang berperawakan awet muda.

Sangkuriang boleh menikahi Dayang Sumbi asal memenuhi syarat, namun digagalkan oleh Dayang Sumbi sendiri. Kisah Sangkuriang ini menjadi asal-usul Gunung Tangkuban Perahu. Pesan moral yang dapat diambil dari Sangkuriang adalah agar anak tidak boleh sombong, harus berbuat baik, dan pandai menahan hawa nafsu.

2. Malin Kundang

Malin Kundang merupakan cerita rakyat Sumatera Barat. Malin Kundang adalah anak seorang janda bernama Mande Rubayah. Saat besar, Malin pergi merantau dan kembali dengan istrinya. Rupanya Malin berbohong, ia menyebut ibunya bukan seorang janda, melainkan dari keluarga bangsawan.

Malu dengan istri, Malin tak mau mengakui ibunya itu. Dikutuklah Malin Kundang menjadi batu. Pesan moral yang bisa disampaikan ke anak adalah hormati orang tua dan jangan durhaka ke orang tua terutama ibunda.

3. Timun Mas

Timun Mas adalah cerita rakyat Jawa Tengah. Timun Mas adalah gadis cantik yang lahir dari buah timun berwarna emas. Buah timun itu ditanam oleh seorang janda tua bernama Mbok Srini, yang sebelumnya mendapat petunjuk dari raksasa dalam mimpi.

Raksasa itu menyuruh Mbok Srini untuk menanam biji timun. Apabila lahir seorang anak dari timun dan anak itu tumbuh besar, raksasa akan kembali memintanya untuk menjadi santapan. Namun, pada akhirnya dengan usaha keras, Timun Mas berhasil selamat.

Meski berbalut emosi menyedihkan, namun ada pesan moral yang terkandung dalam dongeng tersebut, yakni bahwa dengan usaha dan kerja keras, segala rintangan dan cobaan dalam hidup ini akan berujung baik.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda