PARENTING
Aprilia Manganang Dididik Keras dari Kecil, Cari Kayu ke Hutan & Tak Boleh Main
Annisa Afani | HaiBunda
Rabu, 10 Mar 2021 22:04 WIBSejak Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang lalu, nama Aprilia Manganang mulai dikenal publik. Tahukah, Bunda, ia jadi pusat perhatian lantaran memiliki postur tubuh lebih kekar dan atletis dibandingkan atlet voli putri lain dalam Timnas Indonesia.
Hal tersebut terlihat dari bentuk rahang serta garis alisnya yang tegas. Sehingga, tak sedikit orang berspekulasi bahwa Aprilia sebenarnya adalah seorang pria, bukan wanita.
Nah, menurut kabar terkini, Aprilia Manganang akhirnya dinyatakan berjenis kelamin laki-laki alias seorang pria, Bunda. Pernyataan tersebut telah disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Dara (KSAD) Andika Perkasa.
Setelah 28 tahun merasa insecure menjalani hidup, Aprilia akhirnya bisa bernapas lega. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih setelah tercapai keinginan tersebut.
"Saya berterima kasih ke dokter yang sudah membantu saya. Saya sangat bahagia selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya, tahun ini bisa tercapai. Izin terima kasih, Bapak," ujarnya, dikutip dari detikcom.
Terlepas dari itu, Aprilia Manganang telah menorehkan sejumlah prestasi dan ikut mengharumkan nama Indonesia. Ia juga memiliki kakak kandung yang juga atlet, Amasya Manganang.
Untuk Bunda ketahui, keduanya memiliki postur tubuh yang serupa. Sama-sama kekar dan begitu mirip laki-laki.
Dibalik prestasi yang telah mereka raih, kedua bersaudara ini memiliki latar belakang didikan orang tua yang keras. Saat kecil, Aprilia mengaku bahwa sang ayah mengajari mereka untuk tidak manja.
"Soalnya, Papa didikannya keras," tuturnya, dikutip dari kanal YouTube Trans 7 Official, Rabu (10/3/2021).
Aprilia juga menceritakan, cara itu digunakan sang ayah untuk melatih mereka hidup mandiri. Dengan begitu, mereka akan siap jika kelak tak lagi bersama kedua orang tua.
"Papa mengajarkan kami bagaimana hidup mandiri saat hidup enggak sama mereka (orang tua)," jelasnya.
Tak hanya itu, Manganang bersaudara ini juga menceritakan salah satu kenangan saat mereka kecil. Di antaranya tak boleh bermain seperti anak-anak lain, bahkan harus mencari kayu ke hutan.
"Jadi, pekerjaan cewek atau cowok pun diajarkan. Jadi, batas untuk bermain bersama anak-anak seperti zaman sekarang tuh enggak ada sama kakak saya," akunya.
"Maksudnya, kalau anak sekarang kan bebas mau bermain. Kalau kami, pulang sekolah itu ke hutan cari kayu," sambungnya.
Tak hanya cari kayu lalu pulang untuk beristirahat, Aprilia dan kakaknya lanjut membantu sang ibu untuk berjualan.
"Habis itu, pulangnya Mama udah sediakan buat jualan, gorengan. Jadi kami jaga (dagang) gorengannya," kata Amasya.
"Jadi, buat bermain dengan teman-teman itu terbatas. Masa kecil enggak dinikmati dengan jalan-jalan, liburan kaya gitu. kami enggak," sambung Aprilia.
Walau hidupnya dididik keras sejak kecil, keduanya mengaku tak merasa terbebani dan menyesal. Katanya, ini jadi bentuk pembelajaran. Dengan cara itu, mereka bisa jadi apa yang diraih sekarang.
"Enggak menyesal karena didikan tersebut membuat jadi seperti sekarang," aku keduanya.
Bicara soal cara mendidik anak, pastinya akan berpengaruh sepanjang hidup anak. Simak penjelasan lengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.
Simak juga cerita Asri Welas mengalami dilema saat mendidik anaknya yang introvert, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

CARA MENDIDIK ANAK DENGAN BAIK