
parenting
Selain DBD, Inilah 6 Kondisi Penyebab Trombosit Turun pada Anak
HaiBunda
Kamis, 15 Apr 2021 14:09 WIB

Istilah trombosit mungkin tidak asing lagi, apalagi bagi yang pernah mengalami demam berdarah atau DBD. Ya, penyakit ini memang dapat menyebabkan kadar trombosit turun, termasuk pada pasien anak, Bunda.
Menurut Darmono seorang dosen sekaligus penulis buku berjudul Demam Berdarah (Dengue) pada Anak, trombosit dijadikan acuan utama dalam mendiagnosis demam berdarah. Kemunculan virus dengue menyebabkan terjadinya agregasi trombosit yang membuatnya kehilangan fungsi dan menyebabkan penurunan jumlah trombosit.
Nah, trombosit sendiri disebut juga platelet atau juga keping darah. Komponen ini berperan penting dalam proses pembekuan darah. Trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di sumsum tulang.
Mengutip laman Stanford Children Health, trombosit adalah sel kecil tidak berwarna dalam darah yang membantu pembekuan darah. Seperti semua sel darah, trombosit dibuat di sumsum tulang (bagian dalam tulang yang kenyal).
Orang yang sehat biasanya memiliki jumlah trombosit 150.000 hingga 400.000 per mikroliter. Jika di bawah dari jumlah tersebut, artinya dia sedang mengalami trombositopenia atau kekurangan kadar trombosit, Bunda.
Menurut Graham Rogers, M.D., seorang dokter penyakit dalam bersertifikat mengatakan, trombosit merupakan sel darah yang membantu darah membeku. Saat jumlahnya rendah, akan muncul gejala, termasuk kelelahan, mudah memar, dan gusi berdarah.
"Jika tes darah menunjukkan bahwa jumlah trombosit Anda rendah, penting untuk bekerja sama dengan praktisi perawatan kesehatan Anda untuk mencari tahu apa penyebabnya," ujar Rogers seperti yang dilansir dari laman Health Line.
Penyebab trombosit turun
Tidak hanya demam berdarah, terdapat beberapa kondisi tertentu yang membuat kadar trombosit turun lho Bunda. Penurunan produksi trombosit atau trombositopenia bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali pada anak-anak.
![]() |
Jika anak mengalami trombositopenia, perdarahan bisa saja terjadi di dalam tubuh sebagai pendarahan internal. Beberapa diantaranya yaitu:
- Mudah memar
- Gusi berdarah
- Pendarahan dari luka ringan atau mimisan yang sulit dihentikan
- Bintik-bintik merah atau ungu kecil pada kulit yang disebut petechiae
- Bintik-bintik ungu yang terlihat seperti memar disebut purpura
- Terdapat darah dalam bentuk muntahan, urine, ataupun kotoran
Selain itu, gejala lain yang lebih serius ditimbulkan yakni pendarahan di otak. Pendarahan di dalam atau di sekitar otak tidak dapat dilihat, tetapi dapat menyebabkan sakit kepala atau perubahan pola pikir atau perilaku.
Trombositopenia mungkin bisa terjadi turun-temurun atau bisa disebabkan oleh beberapa keadaan yang menyebabkan jumlah trombosit darah anak menjadi turun di bawah tingkat normal.
Mengutip laman Very Well Health dan Kid Health, ada beberapa kondisi yang menyebabkan turunnya kadar trombosit, antara lain seperti:
1. Leukemia
Penyebab lain dari trombositopenia mungkin adalah efek dari kanker darah itu sendiri pada sumsum. Jika sumsum tulang diserang oleh sel-sel kanker, sel-sel yang sehat dapat diserbu oleh sel kanker, yang pada akhirnya mempengaruhi produksi trombosit.
2. Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah gangguan sel darah yang langka dan serius. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup sel darah yang mengakibatkan seseorang dapat mengalami anemia, infeksi, dan pendarahan. Perawatan dapat membantu sebagian besar jenis anemia aplastik.
3. Kekurangan nutrisi
Seperti halnya anemia, kekurangan zat besi atau kekurangan vitamin (B12, folat) dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah, karena tubuh tidak memiliki nutrisi dasar untuk membuatnya.
4. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun seperti lupus juga dapat menyebabkan trombositopenia. Lupus adalah penyakit kronis (tahan lama) yang mampu merusak berbagai organ, termasuk kulit, persendian, ginjal, jantung, dan otak. Kerusakan terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang melawan kuman menyerang sel-sel tubuh sendiri.
5. Infeksi virus
Infeksi virus tertentu dapat menyebabkan penurunan produksi trombosit. Misalnya kondisi mononukleosis yang disebabkan oleh virus epstein-barr, bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan demam. Kasus sering terjadi pada anak remaja. Kondisi Ini bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu istirahat.
6. Paparan obat
Penggunaan obat-obatan dapat berdampak pada menurunnya produksi trombosit lho Bunda. Jenis obat tertentu yang disebut antikoagulan seperti heparin, dapat menyebabkan kerusakan trombosit dengan memicu sistem kekebalan anak untuk menghancurkannya.
(haf/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
10 Cara Menaikkan Trombosit pada Anak dan Pilihan Makanan Terbaiknya

Parenting
Berapa Nilai Trombosit Normal Anak? Simak Cara Alami Menaikkannya

Parenting
Sari Kurma Disebut Bisa Jadi Obat Demam Berdarah untuk Anak, Mitos atau Fakta?

Parenting
DBD Menyerang di Tengah COVID-19, Begini Gejala dan Cara Cegahnya

Parenting
9 Gejala Demam Berdarah pada Anak, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Selain DBD, Kondisi-kondisi Ini Juga Bisa Bikin Trombosit Anak Turun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda