
parenting
DBD Menyerang di Tengah COVID-19, Begini Gejala dan Cara Cegahnya
HaiBunda
Rabu, 25 Nov 2020 14:31 WIB

Bunda, di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda, sembilan orang warga Klaten meninggal dunia karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD tahun ini bahkan terjadi peningkatan kasus kematian dibandingkan sebelumnya.
Oleh karenanya, metode pencegahan terbaik di masa pandemi ini harus dilakukan agar Bunda dan keluarga bisa terhindar dari terpapar COVID-19 sekaligus dijauhkan dari gejala DBD ini. Dilansir dari detikcom Rabu (25/11/2020) berikut gejala DBD yang perlu diwaspadai oleh Bunda.
1. Demam dengue ringan
Gejala biasanya muncul 7 hari setelah digigit nyamuk pembawa virus. Mereka adalah sakit otot, ruam pada tubuh, demam tinggi, sakit kepala, sakit mata, mual, dan muntah. Gejala biasanya akan hilang dalam seminggu dan jarang melibatkan komplikasi yang fatal.
2. Demam berdarah dengue
Gejala awalnya ringan, namun berangsur-angsur memburuk dalam beberapa hari. Mulai dari pendarahan mulut, kulit lembab, pendarahan internal yang menyebabkan muntahan dan tinja berwarna hitam, jumlah trombosit rendah, serta denyut nadi lemah. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berakibat fatal.
3. Dengue shock syndrome (DSS)
DSS adalah bentuk demam berdarah yang parah. Pasien biasanya mengalami sakit perut yang hebat, penurunan tekanan darah yang cepat, pendarahan hebat, dan pembuluh darah bocor. Tanpa pengobatan, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itu, Bunda perlu perhatikan beberapa poin di bawah ini agar terhindar dari DBD ini.
- Sering memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk melindung kulit dari gigitan nyamuk.
- Gunakan obat anti nyamuk saat beraktivitas.
- Pasang kelambu nyamuk guna menghindari serangan nyamuk saat sedang tidur.
- Pasang kasa pada lubang pintu dan jendela di rumah untuk mencegah masuknya nyamuk.
- Usahakan tidak ada genangan air di rumah untuk mengurangi berkembang biaknya nyamuk Aedes.
- Bisa dengan membalik ember bekas genangan air saat tidak terpakai dan pastikan ada saluran air mengalir di bawah pot tanaman agar air tidak menggenang.
- Ganti air dalam vas bunga dua hari sekali.
Sebagai informasi, untuk menekan laju pandemi COVID-19 termasuk DBD, masyarakat termasuk Bunda diimbau tetap #IngatPesanIbu terkait disiplin 3M di antaranya #memakaimasker #menjagajarak dan #mencucitangan. Protokol kesehatan itu penting untuk mencegah diri kita dari terpapar COVID-19.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Sari Kurma Disebut Bisa Jadi Obat Demam Berdarah untuk Anak, Mitos atau Fakta?

Parenting
Selain DBD, Inilah 6 Kondisi Penyebab Trombosit Turun pada Anak

Parenting
Demam Berdarah Dengue Kambuh Bisa Lebih Parah Jika Antibodi Turun

Parenting
9 Gejala Demam Berdarah pada Anak, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Gejala DBD pada Anak, Ada 3 Fase yang Penting Diketahui oleh Bunda

Parenting
Jangan Sepelekan, DBD Bisa Sebabkan Kematian Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda