Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pertolongan Pertama Atasi Demam Anak Pasca Vaksin, Jangan Panik Bun...

dr. Dedi Wilson, Sp. A (K)   |   HaiBunda

Jumat, 16 Apr 2021 12:49 WIB

Dokter Sisipan
dr. Dedi Wilson, Sp.A (K)
Female nurse gives vaccination to little girl.
Penanganan anak demam setelah vaksin/ Foto: iStock
Jakarta -

Vaksin penting dilakukan kepada anak karena melindungi mereka dari penyakit-penyakit infeksi yang bisa dicegah. Dengan pemberian vaksin pula, diharapkan tubuh anak akan membentuk zat anti-kuman/anti-virus sehingga tubuhnya menjadi lebih kebal. Kekebalan juga bakal mencegah virus menyebar.

Ini adalah tujuan jangka panjang dari pemberian sebuah vaksin. Sedangkan untuk tujuan jangka pendek adalah melindungi anak dari penyakit.

Aturan pemberian vaksin terbaru

Seorang anak sudah wajib mendapat vaksin sejak awal ia dilahirkan. Dimulai dari Hepatitis B di hari perdananya hadir di dunia lalu, disambung dengan Polio di usia 0 (nol) bulan. Dilanjut dengan BCG di bulan pertama, DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus) di usia dua bulan, dan seterusnya sesuai dengan jadwal masing-masing. Jadwal ini sendiri sudah di-update oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di tahun 2020 lalu.

Jika Bunda perhatikan, dalam jadwal IDAI 2020 akan ada tiga warna yang tertera; biru muda, merah, dan orange. Warna biru muda artinya vaksin dasar artinya Bunda tidak boleh telat dalam pemberiannya, warna merah artinya pengulangan (booster), sedangkan orange adalah vaksin yang hanya untuk beberapa wilayah endemik saja.

Penyebab anak demam setelah vaksin

Dibanding jadwal IDAI sebelumnya, enam besar vaksin wajib tetaplah sama yaitu BCG, Polio, DPT, HIB, Hepatitis B dan Campak. Lalu, kenapa vaksin membuat anak demam?

Untuk Bunda ketahui vaksin berisi komponen virus atau kuman, bisa dalam bentuk hidup tapi dilemahkan atau sudah dimatikan. Ketika vaksin ini diberikan ke kita melalui suntikan atau pun oral, dalam tubuh menimbulkan reaksi inflamasi (peradangan) dan reaksi imunologis. Dengan reaksi ini lah sistem kekebalan akan terbentuk, namun pada beberapa anak reaksi tersebut dapat disertai dengan demam. Timbulnya demam itu sangat bersifat individual.

Sebagian besar vaksin memiliki risiko demam sekitar 1-10 persen. Artinya, dari 100 anak yang divaksin, ada sekitar satu hingga sepuluh anak yang kemungkinan mengalami demam.

Risiko demam yang lebih besar terdapat pada vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dan Campak. DPT punya peluang demam sekitar 50-54 persen. Peluang lebih besar ini disebabkan oleh kandungan pertusis pada vaksin DPT jenis whole cell.

Istilah whole cell artinya pertusis yang digunakan menggunakan seluruh sel kuman yang dilemahkan. Namun sekarang sudah dibuat vaksin DPT yang a seluler yang memiliki peluang demam hanya 1-5 persen. Tentunya akan ada perbedaan harga ya, Bunda, dari kedua vaksin yang berbeda efek samping ini.

Female nurse gives vaccination to little girl.Penanganan anak demam setelah vaksin/ Foto: iStock

Penanganan anak demam

Demam pasca imunisasi bukanlah kondisi yang berbahaya, biasanya terjadi dalam 24 jam setelah imunisasi dan paling lama berlangsung selama satu-dua hari. Bunda jangan panik dulu, hanya perlu memperhatikan beberapa hal berikut;

1. Asupan cairan anak yang harus lebih banyak karena demam membuat penguapan tubuh lebih besar. Untuk itu cobalah berikan air putih atau susu lebih sering.

2. Apabila panas tubuhnya tinggi, gunakan kompres di kepala dengan menggunakan handuk yang sudah direndam air hangat.

3. Jika ujung kakinya dingin, jangan beri selimut tebal. Cukup tutupi senyamannya si anak.

4. Begitu juga pakaian sebaiknya dengan bahan yang nyaman seperti katun, kaus, dan flanel. Ingat Bunda, makin panas selimut/baju yang Bunda gunakan padanya, maka suhu tubuh anak bisa meninggi.

5. Berikan obat penurun demam yang mengandung Paracetamol/acetaminofen. Dosisnya biasa diberikan dokter sekitar 10 miligram per kilogram berat badan. Bila berat badan anak di bawah 10 kg akan diberi diberi paracetamol drop 0,6 - 1ml. Paracetamol berfungsi tidak hanya sebagai anti-demam namun juga sebagai anti-radang, dan anti-nyeri.

6. Anak usia di bawah 3 bulan sebaiknya jangan diberi obat dengan kandungan Ibuprofen karena berisiko menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan iritasi dari lambung.

7. Sangat amat tidak dianjurkan pemberian Aspirin pada anak, karena akan menimbulkan Sindrom Reye-gangguan fungsi hati.

8. Bila sebelumnya terdapat riwayat demam setelah vaksinasi maka pada jenis vaksin yang sama berikutnya sebaiknya langsung diberikan obat demam, karena
risiko demam di vaksin kedua dan ketiga akan lebih besar. Jika ini terjadi pada anak Bunda, biasanya 3 jam setelah vaksin segeralah beri Paracetamol.

Efek samping vaksin selain demam

Perlu juga Bunda tahu bahwa selain demam, ada pula beberapa vaksin yang menimbulkan efek samping lain. Di antaranya;

1.BCG

Empat minggu setelah suntikan akan timbul reaksi lokal berupa bisul kecil di area penyuntikan. Bisul ini steril dan tidak mengandung kuman. Jika sembuh, ia akan meninggalkan bekas luka (scar). Tidak perlu penanganan khusus untuknya. Cukup pastikan ia dalam kondisi bersih dan kering.

2.Polio

Ada beberapa efek samping yang bisa muncul setelah pemberian vaksin polio. Pada polio tetes meskipun jarang dapat terjadi diare tanpa demam. Sedangkan pada polio suntik bisa timbul kemerahan di kulit ditempat penyuntikannya.

3. Cacar

Vaksin cacar diberikan pada anak usia di atas satu tahun. Efek samping yang mungkin terjadi selain demam adalah sakit di tempat suntikan dan ruam di kulit, namun biasanya gejala ringan dan hilang dengan sendirinya.

4.Campak

Seminggu pasca vaksin kadang timbul ruam merah di kulit menyertai demam. Ruam dan demam timbul sebentar sering tidak disadari orang tua dan umumnya pulih sendiri.

5.DPT

Selain gejala demam juga bisa timbul rasa nyeri atau bengkak ditempat penyuntikan. Kadang juga pada beberapa anak terlihat menjadi lebih rewel.
Bengkak ditempat penyuntikan dapat dilakukan kompres hangat di area tersebut untuk mengurangi bengkak dan nyeri yang timbul. Pada anak yang rewel dapat diberikan Paracetamol.

Nah, yang penting untuk diperhatikan setelah anak divaksin yaitu demam adalah efek samping yang biasa dan tidak berbahaya. Tata laksana demam saat di rumah yaitu pemberian cairan agar anak tidak dehidrasi dan gunakan pakaian nyaman. Bunda sebaiknya selimuti tubuh anak dengan kain yang tidak terlalu tebal, kompres dengan air hangat, dan Paracetamol sebagai pilihan pertama obat penangkal demamnya.

Semoga membantu!

Bunda, simak juga yuk penjelasan dokter mengenai efek samping vaksin selain demam dalam video di bawah ini:

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda