
parenting
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun Sesuai Rekomendasi IDAI
HaiBunda
Kamis, 03 Dec 2020 07:00 WIB

Imunisasi adalah proses pemberian vaksin kepada anak untuk melindungi mereka dari penyakit, Bunda. Ini merupakan upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh melalui suntikan.
Mengutip HealthLine, vaksin bekerja dengan meniru infeksi penyakit tertentu tetapi bukan gejalanya di dalam tubuh. Ini mendorong sistem kekebalan untuk mengembangkan senjata yang disebut antibodi.
Antibodi tersebut melawan penyakit yang seharusnya dicegah oleh vaksin. Dengan tubuh yang sekarang siap untuk membuat antibodi, sistem kekebalan tubuh anak dapat mengalahkan infeksi penyakit di masa depan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari sejumlah penyakit. Melalui imunisasi, anak mendapat kekebalan terhadap penyakit tertentu yang membahayakan kesehatan, bahkan yang mengancam jiwa sekalipun.
Meski demikian, imunisasi pada anak setidaknya mengikuti jadwal yang telah ditetapkan, Bunda. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyediakan jadwal imunisasi anak dari rentang usia 0-18 tahun. Dengan jadwal ini, para orang tua bisa menuntun anak-anak mereka untuk memperoleh imunisasi sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usianya.
Baca Juga : Mengetahui Pentingnya Imunisasi DPT untuk Anak |
Jadwal imunisasi IDAI
Sejak pandemi Corona atau Covid-19 melanda, banyak orang tua yang takut membawa anak mereka ke dokter untuk imunisasi. Bahkan IDAI sempat mengeluarkan surat agar jadwal imunisasi anak tidak tertunda.
Menurut Sekretaris III Pengurus Pusat IDAI, Dr. Catharine M. Sambo Sp.A(K), dalam situasi pandemi saat ini, program imunisasi yang tertunda dapat meningkatkan risiko kejadian luar biasa penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.
"Misalnya, ada yang terlambat, terlewat, atau bahkan lupa sudah diberikan atau belum. Imunisasi kejar direncanakan melalui catatan imunisasi, biasanya ada di buku KIA. Penting memiliki catatan ini untuk merencanakan imunisasi kejar oleh petugas kesehatan," ujar Catharine.
![]() |
Jadwal imunisasi pun juga disesuaikan dengan jenis vaksin yang akan diberikan untuk mencegah penyakit tertentu yang meliputi:
- Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati.
- Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
- BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.
- DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan pada jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Pertusis berat dapat menyebabkan pneumonia. Sedangkan tetanus mengeluarkan racun yang menyerang saraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
- Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak (meningitis).
- Influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.
- Demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid berat.
- MMRÂ untuk mencegah penyakit seperti mumps, campak, dan rubella.
- Cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.
- Hepatitis A untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
- HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim.
Pemberian vaksin pada anak ada yang diulang untuk meningkatkan respons imun lebih baik dan perlindungan tambahan. Nah, berikut ini panduan lengkap jadwal imunisasi bayi sesuai dengan rekomendasi IDAI, yakni:
- Bayi usia 0-1 bulan diberi vaksin hepatitis B dan polio-1
- Bayi usia 2 bulan diberikan vaksin DPT-HB-Hib-1, vaksin BCG, PCV, Rotavirus, dan Polio-2
- Bayi usia 3 bulan diberi vaksin DPT-HB-Hib-2 dan Polio-3
- Bayi usia 4 bulan harus diberi vaksin DPT-HB-Hib-3, Polio-4, PCV, dan Rotavirus
- Bayi usia 6 bulan diberikan vaksin PCV dan Rotavirus
- Bayi usia 9 bulan diberikan vaksin campak
- Anak usia 12 bulan diberikan vaksin Japanese encephalitis dan PCV
- Anak usia 15 bulan diberikan vaksin MMR dan Hib
- Anak usia 18 bulan diberikan vaksin polio, DPT-Hib, dan vaksin campak
- Anak usia 24 bulan diberikan vaksin Japanese Encephalitis
- Anak usia 2-5 tahun diberikan vaksin DPT, MMR, dan vaksin tifoid
- Pada anak usia 5-18 tahun, diberikan vaksin DPT, Polio, Campak, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Vaksin PCV, TT, Hepatitis B
Efek imunisasi
Seperti halnya obat-obatan, vaksin pada imunisasi dapat memiliki efek samping. Mengutip WebMD, dalam banyak kasus, efek yang terjadi biasanya ringan.
Adapun beberapa reaksi kecil yang paling umum terjadi setelah imunisasi seperti:
- Nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan
- Demam ringan
Efek samping seperti ini biasanya hilang dalam beberapa hari. Dalam kasus yang sangat jarang, bisa terjadi demam tinggi setelah vaksin. Namun, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan Bunda. Sebab, hal tersebut tidak akan membahayakan anak.
Anak-anak juga diketahui memiliki reaksi alergi yang serius terhadap vaksin. Ini biasanya terjadi setelah mereka mendapatkan vaksin. Jika anak memiliki alergi terhadap komponen apapun dalam vaksin, pastikan untuk segera memberitahu informasi tersebut kepada dokter.
Simak juga Bunda, bolehkah anak diberi vaksin saat demam dan pilek? pada video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Jadwal Imunisasi Anak 0-24 Bulan, Rotavirus Vaksin Pencegahan Diare Berat Termasuk

Parenting
Bunda, Cek 4 Rekomendasi Layanan Imunisasi Anak ke Rumah

Parenting
Kabar Gembira Bun, Vaksin PCV Mau Dimasukkan dalam Subsidi Pemerintah?

Parenting
Haruskah Imunisasi Bayi Ditunda Saat Pandemi Corona? Simak Saran Dokter

Parenting
6 Imunisasi untuk Bayi di Bawah 1 Tahun yang Didanai Pemerintah

Parenting
Bun, Yuk Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda