
parenting
3 Penyebab Anak Susah Tidur, Kesehatan hingga Psikososial Penting Diperhatikan
HaiBunda
Senin, 07 Jun 2021 12:55 WIB


Banyak orang tua khawatir saat anak susah tidur. Padahal, tidur merupakan kebutuhan dasar manusia sejak dari dalam kandungan hingga usia tua.
Kebutuhan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan untuk makan, beraktivitas, dan kebutuhan lainnya. Tubuh sendiri memerlukan tidur untuk pemulihan energi setelah beraktivitas.
Pada bayi dan anak-anak, sangat penting untuk mendapatkan tidur yang cukup demi pertumbuhan dan perkembangannya. Tidur yang baik tentu dihitung secara kuantitas maupun secara kualitas, Bunda.
Kebutuhan tidur dari segi kuantitas maksudnya adalah kebutuhan lama waktu tidur dalam sehari. Bayi dan anak dikatakan mengalami gangguan tidur secara kuantitas, jika jumlah waktu tidurnya kurang dari yang seharusnya.
Untuk lebih praktis, dibuat batasan antara jam 19.00 - 07.00. Jumlah waktu tidur bayi dan anak dikatakan kurang apabila belum mencapai 9 jam, atau terbangun tengah malam lebih dari 3 kali dan setiap terjaga lebih dari 1 jam.
Sedangkan tidur yang berkualitas bisa dinilai dari tingkat kepulasan atau mutu tidur tersebut. Tingkat kualitas ini dinilai dari kemudahan memulai tidur dan berapa lama mempertahankan tidur. Kualitas tidur anak dapat digambarkan dengan lama waktu mereka tidur. Serta, keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur.
Dampak anak kurang tidur
Di samping itu, kebutuhan tidur bayi berbeda-beda sesuai usia. Waktu tidur bayi yang berkualitas akan memengaruhi tumbuh kembangnya.
Jika bayi mengalami masalah susah tidur, maka dia akan rewel dan mengantuk sepanjang hari. Sedangkan pada anak yang lebih besar akan mengalami kesulitan fokus, gangguan emosi, dan gangguan proses belajar di masa depan.
Sebelum menilai apakah anak mengalami susah tidur, Bunda juga harus memahami kebutuhan tidur anak sesuai usia. Pelajari pula, ritme tidur mereka sejak baru lahir yang akan kemudian akan berubah mengikuti perkembangan usianya.
Pola tidur bayi
Pada bayi baru lahir sampai usia 1 bulan, mereka membutuhkan waktu tidur hampir 18-20 jam sehari. Tapi, varian ini akan terbagi-bagi menjadi sekitar 1-4 jam untuk tidur dan sekitar 1-2 jam untuk minum atau minum.
Bayi akan tidur kembali ketika sudah kenyang. Ingat ya, Bunda, pada usia ini, bayi juga belum bisa membedakan siang dan malam.
Seiring dengan perkembangan anak, setelah mereka berusia 1 bulan, kebutuhan tidur bayi pun akan makin berkurang. Pada usia 1 bulan hingga 1 tahun, kebutuhan tidur bayi hanya sekitar 16-18 jam per hari.
Di usia ini, kemampuannya untuk mengenal tentang siang dan malam makin berkembang. Umumnya sekitar usia 4 bulan, dia mulai bisa membedakan siang dan malam dan mempunyai ritme tidur seperti orang dewasa.
Meski begitu, sampai usia 1 tahun, bayi masih sering terbagun. Namun, intensitasnya akan semakin berkurang, Bunda. Sehingga Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir berlebihan saat Si Kecil sering terbangun di malam hari.
Bayi sampai usia 1 tahun masih terbangun 2-3 kali dalam semalam. Setelah usia 1 tahun, kebutuhan tidur bayi menjadi 14-16 jam sehari. Hampir 70 sampai 80 persen porsi dipakai di tidur malam.
Lalu, kondisi seperti apa yang perlu diwaspadai? Baca di halaman selanjutnya mengenai masalah tidur yang sering dialami bayi.
Simak juga yuk cara jitu atasi anak susah tidur seperti dalam video di bawah ini:
3 PENYEBAB BAYI SULIT TIDUR
Penyebab bayi susah tidur/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Masalah tidur pada bayi
Sekitar 30 persen anak pernah mengalami gangguan tidur pada masa bayi. Umumnya, masalah tidur yang dialami bayi adalah jumlah waktu tidur kurang karena kesulitan tertidur. Selain itu, bisa juga mereka kerap terbangun dalam rentang sebentar terutama di malam hari.
Akibatnya di siang hari bayi terlihat rewel, iritabel, dan mengantuk sepanjang hari. Bayi yang kurang tidur juga mengalami gangguan makan dan minum, dalam waktu berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembanganya.
Oleh karena itu, bayi dengan gangguan tidur, sebaiknya mendapat pemeriksaan ke dokter, Bunda.
Penyebab bayi susah tidur
1. Faktor lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar tempat bayi tidur sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur bayi. Cahaya lampu yang terlalu kuat atau lampu yang kelap kelip, akan menyebabkan bayi sulit untuk memulai tidur.
Selain itu, suara keras atau berisik akan mempengaruhi tingkat kepulasan tidur. Tak hanya itu saja, tempat tidur yang dipenuhi oleh bermacam-macam mainan tentu akan menarik perhatian bayi, sehingga ia susah untuk memulai tidur.
Perlu Bunda tahu bahwa dalam keadaan tidur, metabolisme tubuh bayi tetap berlanjut dan akan menghasilkan banyak keringat. Jadi, saat bayi mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat tentu dia akan merasa tidak nyaman tidurnya karena pakaian akan basah dan lembab oleh keringat.
Suhu terlalu panas atau terlalu dingin juga akan mempengaruhi kepulasan tidur bayi, suhu lingkungan yang terlalu dingin membuat hidung bayi jadi tersumbat sehingga ia akan sulit bernafas, kalau bernafas menggunakan mulut akan membuat tidurnya tidak pulas.
Pada bayi usia diatas 6 bulan terbangun 1-2 kali saat tidur malam itu masih wajar, Bunda. Tapi, kalau sering terbangun biasanya malah akan membuatnya sulit untuk tidur kembali. Saat berada dalam kondisi ini, Bunda bisa memastikan terlebih dahulu apakah Si Kecil sedang lapar?
Saat anak terbangun karena lapar, masalah ini bisa diatasi dengan menyusui sampai bayi kenyang dan kembali tidur.
2. Faktor kesehatan
Penyebab penting susah tidur lainnya adalah masalah kesehatan. Bayi sakit pasti tidurnya akan terganggu, baik itu penyakit yang bersifat kronis ataupun akut. Penyakit kronis dapat meliputi peradangan kronis yang menimbulkan rasa nyeri, gagal jantung, dan penyakit ginjal. Sementara penyakit akut yang paling sering adalah infeksi saluran napas.
Baca Juga : Hai Bun, Seperti Ini Lho Pola Tidur Bayi |
Berikut masalah kesehatan yang sering membuat bayi sulit tidur:
- Amandel
Amandel dapat menyebabkan bayi susah tidur karena mengalami obstruksi saluran napas yang tersumbat. Kondisi ini umumnya ditandai dengan bayi ngorok dan sulit mencapai tidur yang dalam atau mudah terbangun.
Pada kondisi tertentu, amandel bisa membuat anak mengalami sleep apnea. Kondisi ini menyebabkan bayi berhenti napas sesaat ketika tidur karena kadar oksigen menurun, sehingga respons ke otak jadi berkurang.
Bila anak mengalami sleep apnea, sebaiknya diubah posisi tidurnya agar anak bisa kembali bernapas secara spontan. Gangguan tidur karena masalah amandel diatasi dengan mengangkat amandel sebagai penyebab gangguan tidur pada bayi.
Simak penyakit lain yang membuat Si Kecil susah tidur di halaman selanjutnya!
PERHATIKAN FAKTOR PSIKOSOSIAL
Anak susah tidur/ Foto: Getty Images/GizemBDR
- Intolerasi dan Alergi
Gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada bayi adalah alergi susu sapi, dan intoleransi laktosa pada bayi baru lahir. Kedua kondisi ini dapat terjadi karena pemberian susu formula, atau ibu menyusui yang konsumsi produk olahan susu.
Bayi yang banyak minum ASI mengandung laktosa, bisa mengalami masalah di saluran cerna. Sebab, bayi belum bisa mencerna laktosa secara sempurna, akibatnya kuman yang mencerna menghasilkan gas dan asam. Bila gas terkurung di perut bisa menyebabkan kembung, gangguan tidur, hingga kolik.
Alergi lainnya adalah dermatitis atopik atau gatal-gatal. Tidur bayi bisa terganggu karena gatal-gatal setelah dia mengonsumsi alergen, seperti kacang-kacangan.
Baca Juga : Trik Agar Anak Gampang Tidur Siang |
- Batuk dan pilek
Bayi dan anak, sering terbangun karena sering batuk-batuk. Batuk terjadi karena rangsangan di saluran nafas, akibat infeksi atau iritasi oleh udara yang dia hirup.
Udara yang terlalu dingin menyebabkan saluran nafas memproduksi banyak lendir di dalam saluran tersebut dan lendir akan merangsang anak untuk batuk-batuk. Keadaan pilek menyebabkan hidung jadi tersumbat. Akibatnya, bayi bernafas menggunakan mulut.
Bernafas dengan mulut mengakibatkan bayi tidur jadi mendengkur dan mudah terjadi reflux isi lambung ke saluran napas, sehingga tidur bayi jadi tidak pulas. Untuk itu, batuk dan pilek harus diobati agar tidur tidak terganggu.
3. Faktor psikososial
Terdapat sejumlah gangguan tidur pada bayi dan anak yang dikelompokkan ke dalam gangguan psikososial. Di antaranya seperti berjalan saat tidur, tidur antara sadar dengan tidak, tidur dengan mengeluarkan bunyi karena geraham diadu, mengompol saat tidur, serta tidur bermimpi yang menyeramkan (nightmare).
Banyak faktor yang bisa menyebabkan gangguan kelompok tidur ini di antaranya ada faktor pola asuh, stres, stres paskatrauma, dan lain-lain, sehingga penanganannya juga berbeda-beda.
Coba perhatikan tanda-tanda di atas, apakah Si Kecil mengalaminya? Jika ada salah satu gejala yang terlihat pada anak segera konsultasikan ke dokter ya, Bunda. Atau, bisa tanyakan langsung pada dr. Dedi Wilson, Sp.A (K) di kolom komentar ya.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pentingnya Vaksin PCV pada Anak: Melindungi dari Pneumonia dan Polusi Udara

Parenting
5 Penyebab Anak Gelisah Saat Tidur, Salah Satunya Bisa karena Makan Manis

Parenting
Penyakit Jantung pada Anak, Kenali Tanda dan Risiko Tumbuh Kembangnya

Parenting
Pertolongan Pertama Atasi Demam Anak Pasca Vaksin, Jangan Panik Bun...

Parenting
Manfaat Bermain pada Anak & 5 Tips Mendampinginya agar Tumbuh Optimal

Parenting
Penyebab GTM pada Anak dan 9 Strategi untuk Mengatasinya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda