Anak Beranjak Remaja, Istri Walikota Bima Arya Tulis Pesan Menyentuh

Yane Ardian dan Putrinya/ Foto: Instagram @yane_ardian

Memiliki anak yang beranjak remaja terkadang membuat para bunda galau karena waktu bergulir begitu cepat. Hal yang sama dirasakan istri Wali Kota Bogor Bima Arya, Yane Ardian. Melihat putri sulungnya sudah tumbuh menjadi seorang gadis berusia 17, Yane menulis pesan untuk anaknya itu.

Sebagai ibunda, Yane masih ingat akan perjuangannya menjadi bunda baru ketika anak sulungnya itu lahir di dunia. Terdapat banyak kekeliruan yang dilakukan saat pertama kali mengasuh anak.

"Bismillah."

"Dear Anak Pertama-ku...."

"Ketika kamu lahir di dunia ini, di waktu yang sama aku-pun lahir sebagai 'seorang Ibu'"

"Aku belum berpengalaman punya anak sebelumnya. Seringkali dalam mengikuti tumbuh kembangmu aku banyak melakukan kekeliruan. Sering kali dalam menyikapi perubahan perilakumu aku pun 'trial and error'."

"Tapi itulah 'ibu baru' yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya."

Sri Mulyani dengan Cucu/ Foto: Mia Kurnia Sari

Yane kemudian berpesan pada putrinya bahwa pada suatu saat, putrinya juga akan menjadi seorang bunda baru. Yana berharap, sang anak nanti tidak akan 'se-culun' dirinya ketika menjadi orang tua baru. Ia juga menyelipkan doa agar kelak putrinya tak hanya bermanfaat untuk diri sendiri melainkan juga untuk orang lain.

"Karena kamu banyak belajar.. belajar kehidupan.. seperti namamu : Kinaura Maisha (Cahaya Kehidupan)."

"Jadilah Cahaya untuk semua orang, agar Hidup mu bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga untuk banyak orang."

Untuk penutup, istri Wali Kota Bogor itu memberikan nasihat untuk putrinya itu. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga video soal remaja 14 tahun asal Indonesia yang diterima di universitas AS:

[Gambas:Video Haibunda]

NASIHAT YANE ARDIAN UNTUK PUTRI SULUNGNYA

Yane Ardian/ Foto: Dok. Pribadi

Sebelum mengakhiri pesannya, Yane Ardian memberikan nasihat untuk putrinya itu, Bunda. Nasihat pertamanya yaitu jangan pernah mengukur kehidupan orang lain, karena tingkat kesulitan dan kemudahan setiap orang itu berbeda porsinya.

Nasihat yang kedua adalah jangan pernah membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain, karena bentuk kebahagiaan dan kesedihan setiap orangpun berbeda ukurannya.

"Jadilah yang terbaik sesuai porsimu, dear Anak Pertama-ku @kinauraaz," tulis Yane Ardian, dikutip dari caption Instagram-nya.

Bicara tentang mendidik anak ketika sudah berusia 17 tahun. Terkadang ada anak merasa dirinya sudah cukup dewasa ya, Bunda. Anak kerap merasa percaya diri ketika akan melakukan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.

Mengutip detikcom, menurut psikolog anak dan remaja Ade Dian Komala MPsi, ketika anak merasa dewasa, yang penting dilakukan orang tua adalah berkomunikasi, Bunda.

Lantaran, dengan komunikasi orang tua bisa tahu sejauh mana kedewasaan anak. Tingkat kedewasaan anak bisa diukur salah satunya dengan melihat kemampuan dia dalam mengatasi masalahnya.

Baca kelanjutannya di halaman berikut.

ORANG TUA PERLU MEMATANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANAK

Mother and child doing homeschooling, e-learning at home because of the corona virus pandemic covid-19 quarantine

ilustrasi bunda dan anak remaja/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Manuel Tauber-Romieri

Ade memberikan contoh apabila anak 17 tahun berencana ingin kuliah di luar kota. Orang tua perlu tahu alasan ingin kuliah di luar kota dan bicarakan masalah yang akan ditemui seperti nge-kos sendiri dan sebagainya.

Kalau ternyata anak sudah punya rencana, berarti anak sudah siap karena secara kemandirian berpikir dan secara kedewasaan dia sudah matang. Beda halnya jika hanya berdasarkan ikut-ikutan atau 'kata teman'.

"Ketika anak seperti itu, berarti dia belum cukup dewasa dalam berpikir karena dia melakukan sesuatu berdasarkan konformitas atau kata orang," tuturnya.

"Jadi orang tua perlu mematangkan kemampuan berpikir si anak sehingga kita bisa menilai bahwa dewasa itu bukan pada usianya tapi pada kemampuan berpikirnya," kata Ade.

Dalam keseharian pun, sering ditemui seseorang yang secara usia bisa dikatakan sudah dewasa, tapi tidak dengan kemampuan berpikirnya. Menurut Ade, hal itu bisa terjadi karena faktor pola asuh orang tua yang satu arah dan terlalu banyak 'menyuapi' anak. Sehingga, anak akan menuruti saja apa kata orang tua.