
parenting
4 Keuntungan Utama bila Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren
HaiBunda
Minggu, 23 Jan 2022 18:11 WIB

Jakarta - Memutuskan untuk melanjutkan pendidikan anak ke pondok pesantren memang tidak mudah ya. Perlu banyak pertimbangan bagi Bunda dan Ayah untuk melepas anak hidup dan belajar sendiri di tempat lain.
Namun, bukan tanpa alasan ada begitu banyak orang tua yang ikhlas melepas sang anak untuk mondok di pesantren. Karena, diharapkan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki akhlak baik dan punya pengetahuan agama yang luas demi menjalani kehidupannya kelak.
Belum lagi, kehidupan di pesantren tentu akan berbeda dengan di rumah sendiri ya Bunda. Anak harus bisa menyesuaikan diri dan belajar untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Meski begitu memang, jika dibandingkan dengan sekolah umum, pesantren memiliki beragam poin plus yang akan berguna bagi kehidupan anak kelak. Â
"Menuntut ilmu di sekolah biasa, madrasah, atau pesantren, mungkin terlihat sama saja. Namun, dalam mendidik akhlak anak, sebagian besar orang tua tidak ragu menitipkan anaknya ke pesantren untuk menuntut ilmu agama," terang Dr. Hibana Yusuf, M.Pd, selaku Anggota Divisi Pembinaan Keluarga Majelis Tabligh PP 'Aisyiyah.
Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa Bunda dan Ayah dapatkan dengan menyekolahkan anak ke pondok pesantren. Dengan begitu, bisa menjadi bahan pertimbangan Bunda untuk mantap atau tidak untuk mengirim anak ke pesantren.
1. Mendalami ilmu agama
Dengan pola kekhasan pesantren, tentu yang pertama didapatkan adalah pendidikan agama yang lebih kuat. Karena, kesehariannya selama 24 jam bernilai edukasi, mulai dari salat berjemaah, membaca Al-Qur'an, hingga tausiah. Otomatis nilai agama akan lebih kuat.
2. Membentuk akhlak baik
"Akhlak anak akan lebih terjaga karena itu yang dikuatkan dan ditekankan di pesantren. Contohnya seperti menghormati orang tua," kata Ustazah Hibana.
![]() |
3. Belajar mandiri
Anak akan belajar tentang kemandirian. Berbeda dengan di rumah, mungkin selama anak di rumah, ia dilayani oleh Bunda, atau seorang pengasuhnya. Namun, di pesantren anak akan terdorong untuk melakukan semuanya dengan seorang diri.
4. Belajar tanggung jawab
Selain belajar mandiri, anak juga belajar bertanggung jawab. Tanggung jawab dengan segala sesuatu yang ia pilih dan ia lakukan.
Namun, menempuh pendidikan di pesantren bukan tanpa risiko ya Bunda. Salah satu risiko yang cukup banyak dikhawatirkan para orang tua adalah bullying Bunda.
Hal itu memang riskan terjadi karena anak berada jauh dari pengawasan kita sehingga kita tidak bisa terus melindunginya dari perlakuan tidak menyenangkan orang lain. Nah, bagaimana agar orang tua bisa mengetahui sang anak telah mengalami bullying dan bagaimana cara mengatasinya? Simak di halaman berikutnya ya Bunda.
Simak juga video manfaat menyekolahkan anak di pesantren di bawah ini yuk.
 Â
SOLUSI BILA ANAK ALAMI BULLYING DI SEKOLAH
Ilustrasi anak alami bullying/Foto: Istock
Berikut ini ada tiga hal yang mungkin dapat Bunda lakukan dalam membantu anak yang menjadi korban bullying pada masa pemulihannya.Â
1. Konsultasi dengan ahlinya
"Pemulihan itu ibaratnya sudah terluka, tentu ibarat penyakit yang sudah kronis, luka batin yang cukup dalam, membutuhkan psikolog atau psikiater yang dapat membantu pemulihan psikologisnya," ujar Dr. Hibana Yusuf.
Jadi, anak yang menjadi korban bullying, atau mengalami kejadian yang sangat ekstrim membutuhkan pendampingan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut, ya Bunda.
2. Pentingnya peran orang tua
Selain membutuhkan seorang psikolog, anak juga membutuhkan orang tua untuk mendampinginya. Peran orang tua atau orang dewasa yang dekat dengan anak sangat penting, ya Bunda. Penting untuk dapat memberikan anak dukungan agar tetap kuat menjalani hari-harinya.
3. Menjaga komunikasi dengan anak
Bunda, komunikasi itu adalah salah satu kunci dalam pemulihan yang tepat bagi anak yang menjadi korban bully.
Ketika Si Kecil menjadi salah satu korban bullying, mungkin ia merasa tidak dapat berbicara, tidak memiliki suara, atau tidak memiliki pilihan selain menanggung penderitaannya dengan berdiam diri.
Sebagai orang tua, penting sekali untuk mengajak anak selalu berkomunikasi, minimal anak dapat bercerita, mengeluarkan keluh kesahnya, mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Menjadi pendengar yang bagi anak itu penting Bunda, agar anak merasa dihargai ketika ia sedang bercerita tentang apa yang dia rasakan.
Selain itu, minimal orang dewasa yang berada di sekitarnya juga dapat membuka diri, memberikan kenyamanan, agar anak dapat bercerita sehingga anak merasa dirinya tidak seorang diri dalam menghadapi masalah yang sedang menimpanya tersebut.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Benarkah Anak Artis & Pejabat Rentan Jadi Pelaku Bullying? Ini Penjelasan Pakar

Parenting
Hati-hati lho, Ini 7 Tanda Bunda Suka Membully Si Kecil

Parenting
7 Cara Menghentikan & Mencegah Bullying pada Anak

Parenting
Cegah Anak Jadi Korban Bullying, Ini yang Harus Bunda Lakukan

Parenting
5 Cara Mendidik Anak agar Tak Rentan Jadi Korban Bullying


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda