Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

8 Tips Anti Panik Saat Anak Kejang, Kenali Penyebabnya Ya Bun

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 19 Feb 2022 19:40 WIB

Anak sakit
Ilustrasi Anak Kejang/ Foto: iStock

Kejang dapat terjadi pada anak-anak dan sering bikin para Bunda panik. Kejang pada anak sering dikaitkan dengan kondisi serius yang menyerang otak hingga mengganggu tumbuh kembangnya.

Menurut dr. Rudianto Sofwan, kejang merupakan manifestasi adanya gangguan sementara yang disebabkan oleh hantaran saraf yang berlebihan atau abnormal di dalam otak. Kejang merupakan sebuah gejala, bukan penyakit ya, Bunda.

"Bila anak mengalami kejang, pasti ada penyebab atau penyakit yang mendasarinya," kata Rudianto dalam buku Cara Tepat Atasi: Kejang pada Anak.

Penyebab kejang pada anak

Ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan anak kejang. Berikut 9 kondisi tersebut:

  1. Demam
  2. Epilepsi
  3. Tumor otak
  4. Gangguan metabolik
  5. Trauma kepala akibat terjatuh atau terpukul
  6. Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis
  7. Keracunan
  8. Kelainan bawaan pada pembuluh darah otak
  9. Pendarahan di dalam kepala
Banner Kondisi Janin Saat Bunda Berhubungan Seks

Tips anti panik saat anak kejang

Saat anak kejang, Bunda enggak boleh panik ya. Segera lakukan pertolongan pertama untuk mencegah dampak fatal. Berikut 8 tips anti panik saat anak kejang menurut Rudianto:

  1. Baringkan anak di alas yang lunak.
  2. Jaga sekeliling anak dan jauhkan dari benda yang dapat melukai atau membahayakan karena pola gerakan kejangnya.
  3. Jangan mencoba memasukkan apa pun ke dalam mulut anak, seperti sendok, makanan, minuman, obat, atau jari tangan.
  4. Bunda tidak perlu menahan kejang anak secara berlebihan.
  5. Bila anak muntah, posisikan tubuhnya agak miring.
  6. Bunda bisa memberikan obat kejang, yang umumnya dimasukkan ke dalam anus. Pemberian obat bisa dikonsultasikan ke dokter.
  7. Jangan lupa untuk mengamati bagaimana kejangnya, berapa lama, dan catat suhu tubuh anak.
  8. Bila anak baru pertama kali kejang, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Salah satu kejang yang paling sering dialami anak adalah kejang demam. Simak yuk jenis kejang demam di halaman berikutnya.

Simak juga fakta dan mitos seputar anak kejang, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

JENIS KEJANG DEMAM PADA ANAK

Anak sakit

Ilustrasi Anak Sakit Kejang Demam/ Foto: Getty Images/iStockphoto/simonkr

Kejang disebut sebagai komplikasi demam, bila tidak ada penyakit intrakranial (penyakit di selaput otak atau dalam otak) yang mendasari terjadinya kondisi ini. Misalnya, anak mengalami meningitis atau ensefalitis.

"Kejang akibat demam terjadi pada 5 sampai 10 persen populasi. Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia antara 6 bulan sampai 6 tahun," kata Dokter Spesialis Anak, dr. Fransisca Handy, SpA, dalam buku A-Z Penyakit Langganan Anak.

Bila anak kejang, Bunda perlu membawanya ke dokter untuk menegakkan diagnosis dan mencari penyebab. Dokter perlu melakukan pemeriksaan dengan seksama, seperti pemeriksaan neurologis.

Jenis kejang demam pada anak

Terdapat dua jenis kejang demam yang terjadi pada anak, yakni:

1. Kejang demam sederhana

Kondisi ini dapat ditandai dengan kejang yang terjadi di seluruh tubuh, kurang dari 15 menit, dan dalam satu episode demam hanya terjadi satu kali kejang atau tidak berulang. Setelah kejang berakhir, anak akan sadar penuh, Bunda.

Sebanyak 70 persen kasus kejang demam adalah kejang demam sederhana. Kejang demam ini bisa dicegah dengan pemberian obat penurun panas dan obat kejang hanya diberikan saat kejang terjadi. Meski begitu, Bunda tetap perlu membawa anak ke dokter untuk mencari penyebab sakit dan mencegah kondisi serupa terulang kembali.

2. Kejang demam kompleks

Tanda kejang demam kompleks adalah kebalikan dari tanda kejang demam sederhana. Kejang demam ini umumnya memerlukan pengamatan lebih lanjut dengan rawat inap 24 jam.

"Secara umum, kejang demam kompleks pada anak tidak ditemukan kelainan neurologis pada pemeriksaan fisik, tidak ada gangguan perkembangan, riwayat kejang tanpa demam, dan tidak memerlukan pemeriksaan EEG, CT Sca, atau MRI kepala. Hasil EEG kejang demam kompleks pada umumnya menunjukkan anak sehat dan normal," ujar Fransisca.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda