
parenting
Mempererat Bonding dengan Anak Melalui Kisah Nabi dan Rasul yuk Bunda
HaiBunda
Kamis, 14 Apr 2022 18:00 WIB

Jakarta - Mengasuh anak adalah tanggung jawab yang paling penting bagi orang tua selama hidupnya. Namun memang, mengasuh anak di era saat ini cukup menantang, ya Bunda.
Untuk itu, Bunda membutuhkan kesabaran, usaha, keikhlasan, rasionalitas, dan kemauan yang besar untuk menjalaninya.
Islam memberikan orang tua perwalian dan tanggung jawab utama untuk anak-anak mereka dalam hal kesejahteraan fisik, emosional, dan spiritual anak. Mengasuh anak dalam Islam adalah bagian dari tanggung jawab orang tua dan pengabdian seseorang kepada Allah SWT melalui perilaku dan pelayanan yang baik kepada ciptaan-Nya, Bunda.
Menjalin ikatan dengan anak juga termasuk pengasuhan anak. Untuk menjalin hubungan yang erat dengan anak Bunda perlu menjaga komunikasi yang baik dengan mereka. Ini adalah dasar dari hubungan orang tua dan anak-anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkuat hubungan antara Bunda dan Si Kecil.
Penting juga untuk dipahami bahwa orang tua perlu bersikap lembut dan menjadi teman bagi anak-anak mereka. Mendapatkan kepercayaan mereka perlu menjadi perhatian utama bagi setiap orang tua. Anak-anak perlu merasa nyaman sejauh mana mereka berharap untuk menghabiskan waktu bersama orang tuanya.
Membangun relasi dengan anak melalui kisah Nabi dan Rasul
“Masih ingat Bunda? Tentang kisah indah yang diabadikan oleh Al-Qur'an tentang bagaimana dialog Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail ketika Ibrahim ingin menyembelih putranya dan kemudian Ibrahim menanyakan kepada Ismail bagaimana pendapatnya tentang mimpi tersebut?” kata Anisia Kumala Masyhadi, Lc., M.Psi, Wakil Dekan Fakultas Psikologi UHAMKA.
Kisah tersebut diabadikan melalui surat As-Saffat ayat 102,
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya:
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
![]() |
Demikian pula dengan kisah Lukman AS, yang memberikan nasihat kepada putranya dan kisah tersebut diabadikan melalui surat Lukman.
Nah, Bunda, dari kisah Nabi dan Rasul ini menyampaikan bahwa bagaimana mereka memposisikan anak-anak mereka sebagai seseorang yang memiliki potensi dan bisa memberikan pendapatnya sehingga Bunda bisa mengetahui bahwa hubungan orang tua dan anak adalah hubungan yang dekat, terbuka, dan juga bisa mendengarkan pendapat satu sama lain.
Lanjut ke halaman berikutnya yuk Bunda.
Simak juga yuk Bunda video tentang cara islami tingkatkan bonding dengan anak:
MEMBANGUN RELASI DENGAN ANAK DALAM ISLAM
Mempererat Bonding dengan Anak Melalui Kisah Nabi dan Rasul/Foto: Getty Images/iStockphoto/.shock
Beberapa hal yang mungkin dibutuhkan Bunda untuk membangun hubungan yang kuat dengan anak adalah saling terbuka, bekerja sama, dan bukan hubungan yang menakutkan. Ini yang menjadi prinsip relasi tersebut.
Seandainya orang tua menerapkan prinsip tersebut dalam menjalin ikatan dengan anak, hubungan Bunda dan Si Kecil akan tetap hangat, dekat, dan terbuka, sehingga mereka bisa berdiskusi satu dengan yang lainnya, ya Bunda.
Relasi ini menggambarkan orang tua percaya tentang potensi yang dimiliki oleh anak dan bakat yang dimilikinya untuk bekal masa depan.
Hubungan orang tua dengan anak yang tidak dekat secara psikologis dapat memengaruhi tumbuh kembangnya anak, lho Bunda. Oleh karena itu, Bunda perlu selalu mengajaknya bekerja sama, melatih menumbuhkan kepercayaan diri mereka, keberanian, dan membantu anak menumbuhkan potensi yang mereka miliki.
Perlu diingat, ya Bunda, bahwa kebutuhan anak tidak hanya kebutuhan yang sifatnya fisik, tetapi juga kebutuhan yang bersifat psikologis. Ini bisa Bunda dapatkan melalui hubungan yang terbuka, demokratis, dan penuh kasih sayang.
Ketika Bunda menerapkan prinsip ini dan menjadi teladan yang baik kepada anak-anak, ini bisa menjadikan mereka memiliki jiwa yang toleran, memiliki tenggang rasa, dan harapannya pada akhirnya bisa menumbuhkan generasi penerus umat Islam dan generasi bangsa yang hangat serta toleran. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
“Inilah sejatinya relasi antara orang tua dengan anak yang berkualitas dan menjadi pelajaran bagi kita dari kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur'an, termasuk juga kisah Nabi Muhammad SAW,” kata Anisia Kumala Masyhadi.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
6 Tips Menumbuhkan Minat Anak Jadi Seorang Hafidz sejak Dini

Parenting
5 Tips Menumbuhkan Budaya Membaca pada Anak di Bulan Ramadan

Parenting
Apakah Anak Berkebutuhan Khusus juga Wajib Jalani Ibadah Puasa?

Parenting
8 Cara Jadikan Ramadan Ini sebagai Madrasah Keluarga

Parenting
5 Cara Mengajarkan Si Kecil Tentang Arti Ramadan dan Kewajiban Berpuasa


5 Foto
Parenting
5 Potret Carissa Putri 2 Tahun Jalani Ramadan di Melbourne Bersama Keluarga
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda