
parenting
Penerima Vaksin Sinovac Lebih Rentan Alami Gejala Parah COVID-19 ketimbang Pfizer
HaiBunda
Sabtu, 16 Apr 2022 17:55 WIB

Meskipun kasus COVID-19 sudah melandai di Tanah Air, tetap saja ya Bunda kita sebaiknya selalu mawas diri dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, termasuk mendapatkan vaksin.
Hingga kini, pemberian vaksin COVID-19 di Indonesia sudah memasuki tahap ketiga ya Bunda alias vaksin booster, apakah Bunda juga sudah menerimanya? Nah, khusus untuk penerima vaksin Sinovac, ada kabar terbaru dari sebuah studi yang diadakan di Singapura.
Bunda, sebuah studi di Singapura mengungkap penerima vaksin COVID-19 Sinovac lima kali lebih mungkin mengalami kasus parah COVID-19 jika dibandingkan dengan yang menerima Pfizer.
Riset dilakukan pada 2,7 juta warga Singapura berusia 20 tahun ke atas yang menerima vaksin lengkap Sinovac atau dua dosis vaksin COVID-19 besutan farmasi China itu.
Studi yang dimuat per Selasa (12/4) menganalisis efektivitas vaksin Sinovac selama tujuh minggu pada 2021 di 1 Oktober hingga 21 November, ketika negaranya diamuk COVID-19 varian Delta.
Dilansir dari Channel News Asia, tim dari ahli penyakit menular dari Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) dan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), mengamati efektivitas yang relatif lebih rendah dari dua vaksin inactivated virus Sinovac dan Sinopharm terhadap infeksi COVID-19 jika dibandingkan dengan vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Mereka yang menerima vaksin Sinovac 4,59 kali lebih mungkin mengalami gejala COVID-19 parah jika dibandingkan dengan penerima vaksin Pfizer-BioNTech. Pengguna Sinovac juga 2,37 kali lebih mungkin terinfeksi jika dibandingkan dengan mereka yang menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech.
Penyakit atau gejala parah COVID-19 didefinisikan sebagai pasien yang membutuhkan suplementasi oksigen di rumah sakit, masuk unit perawatan intensif (ICU), hingga kematian.
Laporan tersebut juga menunjukkan vaksin Moderna lebih efektif dalam mencegah penyakit parah daripada vaksin Pfizer-BioNTech.
Mereka yang menggunakan Moderna ditemukan kurang dari setengah (0,42) kali lebih mungkin mengalami COVID-19 parah daripada penerima Pfizer-BioNTech, mereka juga lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi.
Laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, efektivitas yang lebih tinggi dari vaksin Moderna kemungkinan karena kandungan mRNA yang lebih tinggi dalam vaksin COVID-19 tersebut dan interval waktu yang lebih lama antara suntikan.
BACA ARTIKEL LENGKAPNYA DI SINI.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Vaksin Pfizer & Moderna Boleh untuk Bayi 6 Bulan, Ini Penjelasannya Bun

Parenting
BPOM Izinkan Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun, IDAI: Orang Tua Jangan Ragu

Parenting
Vaksinasi untuk Ibu Hamil dan Lansia Aman Nggak Sih?

Parenting
Simak Lagi Penjelasan Satgas COVID-19 soal Keamanan Vaksin

Parenting
Imunisasi, Ikhtiar Hindarkan Anak dari Penyakit Berbahaya


10 Foto
Parenting
Keren! Anak-anak Ini Nggak Takut Lho Pas DivaksinÂ
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda