Lebaran tak lengkap tanpa membaca takbir. Menjelang hari besar agama Islam ini, Bunda bisa mengajarkan bacaan takbir pada Si Kecil lho.

Nah, sebelum mengajarkan bacaan takbir, Bunda bisa mengenalkan dulu hukum membaca takbir ini dalam Islam.

Syaikh Said bin Muhammad Ba Ali Ba Isyan dalam bukunya Syarh al-Muqaddimah al-Hadramiyah yang dinamai Busyra al-Karim bin syarh Masail al-Ta'lim (h.426-427), mengulas terkait hukum takbiran serta bacaan takbir yang disunahkan dibaca pada saat takbiran.

Menurutnya, takbiran Idul Fitri sangat disunnahkan bagi siapapun dan dimanapun, baik laki-laki atau perempuan. Namun, ada perbedaan pada laki-laki dan perempuan.

"Hanya saja untuk perempuan tidak diperbolehkan menyaringkan suaranya sebagaimana laki-laki. Ia juga bisa melakukannya dimana saja, tidak hanya di masjid," kata Zezen Zainal Alim dalam buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah.

Waktu membaca takbir

Zezen Zainal Alim menjelaskan, waktu membaca takbir Idul Fitri dimulai semenjak terbenamnya matahari di malam Idul Fitri hingga menjelang salat Idul Fitri.

Dalam buku Bunga Rampai Bincang Syariah karya Mohammad Hafid, Lc., M.H. dijelaskan bahwa disunnahkan membaca takbir setelah melakukan salat fardu atau sunnah. Mulai dari selepas mengerjakan salat Subuh di pagi hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) sampai dengan selepas mengerjakan salat Asar di hari tasyriq terakhir (tanggal 13 Dzulhijah).

Jenis takbir

Ada dua jenis takbir, yaitu:

1. Takhir mursal

Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu, sehingga bisa dilakukan sepanjang malam. Contoh takbir ini dibaca di malam Idul Fitri dan Idul Adha.

2. Takbir muqayyad

Takbir ini dibaca terbatas atau pada waktu tertentu, Bunda. Misalnya, takbir dibaca setiap selesai salat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan hari tasyrik 11, 12, dan 13 Dzulhijah.

Baca halaman berikutnya untuk tahu bacaan takbir.

Simak juga cara menjelaskan Idul Fitri, dalam video berikut: