HaiBunda

PARENTING

Viral Bunda Curhat Biarkan Anak Nangis Demi Hindari KDRT, Apakah Termasuk Burnout?

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Minggu, 22 May 2022 09:10 WIB
Ilustrasi viral Bunda curhat biarkan anak menangis demi hindari KDRT. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kyryl Gorlov
Jakarta -

Belum lama ini seorang ibu viral di media sosial karena mengunggah video yang memperlihatkan dirinya sedang menjauh dari anaknya yang tidak berhenti menangis. Melalui video tersebut, sang ibu curhat bahwa dirinya tengah merasa lelah dan memilih untuk menjauhi anaknya.

“Drama makan dimulai lagi,” kata Nur Aulia Nisaa, dikutip dari laman TikTok @nraulianisaa. Kemudian, sang ibu tersebut mengatakan bahwa dirinya merasa sedih dan kesal saat melihat Si Kecil sulit untuk makan.

Dalam video tersebut, ia terlihat membiarkan Si Kecil yang tidak berhenti menangis mendekatinya. Hal ini ia lakukan karena dirinya ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu untuk menghindari adanya kekerasan pada anak.


“Ibunya lagi ngerasa bersalah sama diri sendiri. Gegara berat badan anak susah naik, ditambah mikirin omongan orang yang bikin makin….,”kata Nur Aulia.

Mungkin sebagian besar Bunda pernah mengalami hal yang sama seperti Bunda Nur Aulia. Gejala ini bisa disebut dengan burnout, apa itu burnout? Untuk menjawab pertanyaan Bunda yang satu ini, simak penjelasannya berikut ini, ya Bunda.

Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Apa itu burnout?

Secara definisi, burnout adalah kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Jadi, ketika Bunda mengalami stres yang berkepanjangan dan sudah tidak kuat untuk menahan stres tersebut, itulah yang dinamakan burnout. Ini juga bisa menyebabkan gejala-gejala secara fisiologis maupun psikologis.

“Secara psikologis mungkin nampak seperti orang sensitif, mudah marah, atau bahkan bisa lebih apatis seperti tidak peduli lagi. Kalau secara psikis, bisa mengalami insomnia, atau gejala-gejala fisik lainnya,” kata Danang Baskoro, M.Psi, psikolog klinis di RSJ Menur Surabaya kepada Haibunda.

Mengapa seorang ibu bisa mengalami burnout?

Penyebab Bunda mengalami burnout mungkin bisa terjadi karena beberapa faktor tertentu. Sebagian besar seorang ibu rumah tangga (IRT) hampir tidak memiliki waktu untuk istirahat. Sepanjang hari mereka perlu mengurus anak-anak, mengurus suami, dan juga melakukan pekerjaan rumah.

Biasanya ibu rumah tangga yang mengalami burnout penyebabnya tidak jauh dari permasalahan rumah tangga. Misalnya saja, saat mengasuh anak yang sulit diatur, permasalahan dengan suami, belum lagi campur tangan mertua, konflik dengan ipar, atau memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan orang-orang di rumah.

Nah Bunda, hal inilah yang membuat Bunda mendapatkan tekanan dalam batin, sehingga mengalami burnout. Tergantung pada kasusnya seperti apa, burnout ini juga bisa berdampak secara langsung atau tidak pada anak, lho Bunda.

Ketika Bunda sudah mengalami burnout, pastinya pengasuhan anak mulai terganggu, sehingga anak juga akan mengalami dampak burnout itu. Misalnya, seorang Bunda melakukan kekerasan terhadap anaknya untuk melampiaskan stres yang ia tahan.

Hal itu akan membuat anak mengembangkan perasaan takut seperti takut pada orang baru atau takut melakukan kesalahan. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki dampak yang berbeda ya, Bunda.

Tanda-tanda Bunda mengalami burnout

Setiap Bunda memiliki gejala burnout yang berbeda-beda. Meskipun demikian, ada serangkaian tanda dan gejala umum yang dapat Bunda kenali untuk menentukan apakah Bunda sedang mengalami burnout atau tidak.

Dengan memperhatikan tanda-tanda ini pada tahap awal, Bunda dapat membantu menghindari efek yang lebih serius dari kelelahan kronis. Sangat penting untuk memperhatikan dan mendapatkan bantuan lebih awal, ya Bunda.

Tanda-tanda secara psikologis:

  • Merasakan depresi atau kesedihan yang berkepanjangan.
  • Tidak merasa ingin berpartisipasi atau tidak peduli lagi dengan apa pun.
  • Tidak memiliki banyak kesabaran dengan anak-anak secara teratur.
  • Tidak bersemangat.
  • Merasa putus asa.

Tanda-tanda secara fisik:

  • Ketika Bunda sudah cukup tidur, tetapi masih merasa sangat lelah.
  • Makan berlebihan atau kurang makan.
  • Berjuang dengan masalah tidur atau insomnia.
  • Sakit kepala atau migrain.
  • Meningkatnya rasa sakit atau ketegangan pada tubuh.
  • Terlalu banyak minum kafein.

Tanda-tanda secara perilaku:

  • Menghindari tempat umum, terutama dengan anak-anak.
  • Bersembunyi jauh dari keluarga.
  • Melarikan diri dan terlalu pendiam.
  • Selalu marah-marah dan membentak anggota keluarga.

Lalu, bagaimana cara mengatasi burnout? Simak di halaman selanjutnya, Bunda.

Simak juga video rekomendasi tontonan anak di Youtube yang mengedukasi:



(fir/fir)
CARA MENGATASI BURNOUT

CARA MENGATASI BURNOUT

Halaman Selanjutnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK