Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Simak 5 Cara Mengatasi Anak Hiperaktif, Apa Bedanya dengan ADHD?

Meita Fajriana   |   HaiBunda

Kamis, 02 Jun 2022 22:50 WIB

Tired single mother feel stressed desperate about screaming stubborn kid daughter tantrum, frustrated depressed young adult mom annoyed by naughty difficult rebellious child girl problems concept
Ilustrasi cara mengatasi anak yang hiperaktif dan bedanya dengan ADHD. Foto: Getty Images/iStockphoto/Ulza

Bunda memiliki anak yang hiperaktif? Hampir setiap orangtua akan merasakan hal yang sama karena Si Kecil yang tidak bisa diam. Sebagian besar Bunda bahkan kewalahan menghadapi ini.

Namun sebelum Bunda berpikir hal ini buruk, Bunda dapat merespon anak dengan tepat. Yuk pahami dengan lebih baik tentang cara mengatasi hiperaktif pada anak, Bunda.

Melansir dari laman Raising Children, ketidakstabilan dan kurangnya perhatian membuat sulit untuk menangani anak-anak hiperaktif. Sehingga Bunda hanya melihat Si Kecil berlari ke sana kemari dari aktivitas ke aktivitas lain dengan energi yang tampaknya tak terbatas.

Anak hiperaktif bisa saja memiliki masalah dalam berfokus untuk duduk diam di kursinya. Si Kecil juga bisa impulsif, yang berarti melakukan sesuatu tanpa memikirkan hasilnya.

Kayu Putih Sebagai SkincareFoto: HaiBunda/Annisa Shofia

Tentu hal ini bukan sifat yang diinginkan? Tetapi pikirkanlah Bunda, anak yang hiperaktif tidak selalu buruk. Mereka hanya membutuhkan sedikit perhatian dan kesabaran untuk menyalurkan energi dan proses berpikir mereka.

Untuk itu, berikut lima cara mudah mengatasi anak hiperaktif yang bisa Bunda terapkan pada Si Kecil, dilansir dari laman Healthline. 

1. Salurkan energi mereka

Temukan cara untuk melampiaskan energi anak sehingga Si Kecil dapat menenangkan pikiran mereka. Ketika energi mereka tersalurkan dengan tepat, anak akan berangsur tenang. 

"Anak-anak perlu banyak berlari dan bermain. Bantu anak menghabiskan energi dengan beraktivitas fisik sehingga secara langsung membantunya menenangkan pikiran," kata Mia Armstrong dokter anak yang berbasis di Amerika Serikat dikutip dari laman Healthline, baru-baru ini.

Bunda juga bisa memanfaatkan setiap kreativitas yang kini sudah mudah didapatkan secara online, Bunda. Kegiatan seperti ini dapat membantu anak terlibat secara bermakna dan fokus pada aktivitas berbasis permainan.

Hal tersebut juga akan membantu meningkatkan keterampilan memori dan konsentrasi anak dan berpengaruh pada pengembangan keterampilan juga lho Bunda! 

2. Bicaralah dengan anak secara sederhana

Beri anak perhatian penuh dan dengarkan keprihatinan, minat, dan kekhawatiran mereka. Minta anak membuat daftar tugas dan merinci instruksi yang diberikan kepada mereka sehingga lebih mudah dimengerti Si Kecil.

3. Bantu anak mengatasi perasaannya

Anak-anak dengan hiperaktif merasa sulit untuk menangani kemarahan, kesedihan, dan kekhawatiran. Bantu Si Kecil mengatasi perasaan ini dan beri tahu anak Bunda apa yang baik dan apa yang buruk untuk mereka. 

4. Buat anak merasa santai

Minimalkan gangguan dan gadget dan Bunda bisa membawa anak ke lingkungan hijau. Bersabarlah Bunda, ambil napas dalam-dalam, bertekadlah untuk menenangkan Si Kecil dan gunakan tingkat energi mereka yang tinggi dengan baik. Memang tidak mudah, namun percayalah Bunda pasti bisa.

5. Terapi perilaku

Beri anak hadiah untuk perilaku yang baik seperti saat mendengarkan Bunda atau mengikuti rutinitas. Dorong anak untuk membangun ketertiban dan kedisiplinan.

Beri tahu anak apa yang menjadi kelebihan mereka. Cara terbaik untuk menghadapi anak hiperaktif adalah dengan melibatkan pikiran dan tubuhnya serta menyalurkan energinya Bunda. 

Simak perbedaan hiperaktif dan ADHD di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video kondisi anak yang membutuhkan obat perada demam berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



PERBEDAAN ANAK HIPERAKTIF DENGAN ADHD

Tired single mother feel stressed desperate about screaming stubborn kid daughter tantrum, frustrated depressed young adult mom annoyed by naughty difficult rebellious child girl problems concept

Ilustrasi cara mengatasi anak yang hiperaktif dan bedanya dengan ADHD. Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Sulit bagi kebanyakan anak untuk duduk diam bahkan untuk beberapa saat. Tapi bagaimana Bunda membedakan antara hiperaktif atau memiliki masalah seperti Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)? 

Jika anak Bunda hiperaktif, apakah itu juga berarti Si Kecil mengidap ADHD? Pertanyaan ini tentu ada dalam semua pikiran para Bunda. Yuk cari tahu lebih jelas agar dapat diatasi dengan tepat Bunda. 

American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa perilaku hiperaktif dapat dianggap normal untuk beberapa anak, hiperaktif bisa menjadi indikasi kondisi perkembangan neurologis, seperti ADHD. Namun, bukan berarti selalu begitu ya, Bunda. 

ADHD adalah diagnosis yang diberikan ketika seseorang menunjukkan pola kurang perhatian atau hiperaktivitas-impulsif yang terus-menerus sehingga berdampak negatif pada hidupnya.

“Anak hiperaktif adalah anak yang lebih aktif secara fisik dan verbal daripada anak-anak lain seusianya. Penting untuk diingat bahwa apa yang memenuhi syarat sebagai hiperaktif dalam satu kelompok usia mungkin tidak disebut hiperaktif di kelompok lain," kata Carolyn Crusepsikolog anak di Texas, Amerika Serikat dikutip dari laman Mayoclinic.

Jadi, penting bagi Bunda untuk memperhatikan bahwa memiliki anak hiperaktif tidak selalu berarti anak tersebut menderita ADHD. Ketika hiperaktif muncul sebagai gejala tunggal, artinya anak Bunda hanya hiperaktif.

Namun, jika dikombinasi dengan gejala lainnya, bisa saja Si Kecil mengalami ADHD. Berikut kombinasi ADHD yang bisa dialami Si Kecil.

  1. Tipe Predominan Lalai artinya hanya ada gejala kurang perhatian dan tidak ada atau sangat sedikit gejala hiperaktif.
  2. ADHD Predominan Tipe Hiperaktif-Impulsif dapat berupa gejala hiperaktivitas-impulsif dan beberapa gejala kurangnya perhatian.
  3. Tipe Gabungan ADHD yaitu gejala kurangnya perhatian dan hiperaktivitas-impulsif.

Agar mendapatkan diagnosis yang lebih tepat, konsultasikan dokter anak segera untuk memastikannya ya Bunda. Jangan sampai Bunda melakukan diagnosa sendiri.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda