
parenting
Kumpulan Khutbah Idul Adha Menarik: Sejarah, Kisah Nabi Ibrahim & Ismail, Ceritakan ke Anak
HaiBunda
Sabtu, 15 Jun 2024 19:50 WIB

Daftar Isi
Idul Adha mengajarkan momen kesabaran dan ketaatan pada Allah SWT melalui momen berkurban. Perayaan Idul Adha akan dimulai dengan salat ied, lalu dilanjut khutbah oleh imam.
Menurut para ulama, khutbah Idul Adha sifatnya sunnah namun dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan ada banyak hikmah dan keteladanan yang dapat diambil dari khutbah tentang Idul Adha.
Khutbah Idul Adha biasanya berisi peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta keutamaan dibalik ibadah kurban. Melalui khutbah Idul Adha pula, para orang tua dapat mengajarkan anak-anak mengenai nilai-nilai keislaman. Ini supaya anak tidak hanya mengetahui mengenai perayaannya saja, namun juga mampu mengamalkan keteladanan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Agar anak dapat menyimak dengan baik, Ayah dan Bunda perlu menceritakan khutbah Idul Adha tahun 2024 ini dengan cara yang menarik. Maka dari itu simak kumpulan khutbah Idul Adha singkat untuk diceritakan pada anak berikut dapat menjadi referensi pilihan untuk Ayah dan Bunda. Simak selengkapnya berikut ini ya!
Contoh teks khutbah Idul Adha tentang sejarah Idul Adha dan asal-usul kurban
Contoh teks khutbah Idul Adha berikut yang membahas mengenai sejarah Idul Adha dan kurban dikutip dari buku Kumpulan Tema Khutbah Pilihan, penerbit Zahira Media Publisher (2020).
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Mari kita panjatkan syukur kepada Allah SWT karena masih diberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk dapat merayakan Hari Raya Idul Adha kali ini. Tak lupa juga salawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan yang berbahagia kali ini, jika membicarakan mengenai Idul Adha terdapat satu peristiwa yang sangat penting di dalamnya. Peristiwa tersebut yaitu asal-usul ibadah kurban yang dilakukan oleh seluruh umat Islam kini yaitu ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya, Nabi Ismail atas perintah Allah SWT. Namun sebelum membahas hal tersebut, ada baiknya bagi kita untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai Hari Raya Idul Adha.
Idul Adha yang menjadi salah satu hari raya penting umat Islam jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Pada perayaan Idul Adha, umat Muslim akan disunahkan untuk menyembelih hewan kurban bagi mereka yang mampu. Tak hanya kurban pada rentang waktu ini juga diselenggarakan ibadah haji di kota Makkah yang diikuti oleh umat Muslim dari berbagai belahan dunia.
Ibadah kurban pertama kali disyariatkan untuk dilakukan yakni pada tahun ketiga Hijriah bersamaan dengan kewajiban zakat dan salat hari raya Islam. Perintah untuk berkurban salah satunya terdapat dalam surat Al-Kautsar ayat 2 yang berbunyi “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!” Selain itu, perintah berkurban dari Allah SWT juga termuat dalam surat Al-Hajj ayat 36 yang berbunyi “Unta-unta itu Kami jadikan untukmu sebagai bagian dari syiar agama Allah.”
Sementara itu sejarah perintah pelaksanaan ibadah kurban tidak lepas dari peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar telah lama menantikan seorang anak. Hingga Allah SWT menganugerahkan mereka anak laki-laki bernama Nabi Ismail.
Suatu hari ketika Nabi Ismail telah beranjak remaja, Nabi Ibrahim bermimpi mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk menyembelih putranya. Hal tersebut membuatnya sedih, namun mimpi tersebut berkali-kali datang padanya.
Nabi Ibrahim lantas menyampaikan mimpi tersebut kepada Nabi Ismail. “Wahai Ayah, laksanakanlah perintah Allah, termasuk perintah menyembelihku.” ujar Nabi Ismail. Mendengar ketegaran putranya, Nabi Ibrahim pun teguh dengan mimpinya. Ia pun memasrahkan segalanya hanya kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pun bersiap untuk menjalankan perintah dari Allah SWT. Nabi Ismail dibaringkan dengan tangan terikat dan mata tertutup lalu Nabi Ibrahim mengambil pedang dan menempelkannya ke leher putranya.
Saat hendak mengayunkan pedangnya, Allah SWT menunjukkan kebesaran-Nya dengan mengganti tubuh Nabi Ismail dengan seekor domba yang gemuk dan sehat. Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini tertuang dalam surat Ash-Shaffat ayat 102-107.
Pelaksanaan ibadah kurban tidak merupakan salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini menjadi isyarat bagi umat Islam apabila ingin menjadi hamba Allah SWT yang dicintai maka harus rela mempertaruhkan apa saja yang dimiliki untuk diinfaqkan di jalan-Nya.
Tidak hanya sebagai cara untuk menunjukkan kepatuhan umat Islam atas perintah Allah, kurban juga mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama dengan membagi-bagikan daging kurban kepada fakir miskin. Ibadah kurban menjadi bukti kepekaan sosial masyarakat mampu kepada yang lemah. Ini menyadarkan umat Muslim bahwa apa yang mereka miliki di dunia ini sebetulnya bukanlah mutlak milik mereka.
Harta dan materi di dunia hanyalah titipan dari Allah SWT yang di dalamnya terdapat hak orang lain. Sehingga segala kenikmatan yang dirasakan tidak akan berkurang apabila dibagikan kepada orang lain, salah satunya melalui hewan kurban.
Umat Islam tidak perlu khawatir karena nikmat dari Allah SWT sangatlah banyak. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 18 yang artinya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhmya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Semoga dengan mengetahui lebih jelas mengenai sejarah perayaan Idul Adha dan ibadah kurban membuat kita sebagai umat Islam dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan empati untuk berbagi kepada sesama.
Demikian khutbah Idul Adha kali ini yang membahas mengenai sejarah Idul Adha dan makna dibaliknya. Semoga dengan mengenai makna dan keutamaan dari perayaan Idul Adha, dapat membuat kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi umat-Nya yang beruntung.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Contoh teks ceramah Idul Adha 2024 yang padat dan menarik: kisah teladan Nabi Ibrahim & Nabi Ismail
Contoh teks ceramah Idul Adha tentang keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berikut dikutip dari buku Kumpulan Lengkap dan Praktis Khutbah Jum’at & Hari Besar Islam Sepanjang Tahun, penerbit Laksana (2018).
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Alhamduillah segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kita masih bisa merasakan perayaan Idul Adha di tahun ini.
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menyampaikan sedikit cerita mengenai keteladanan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail dan hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut.
Nabi Ibrahim diuji oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya. Ujian tersebut semata-mata untuk mengetahui apakah cinta dan sayang Nabi Ibrahim kepada anaknya melebihi rasa cintanya kepada Allah SWT.
Peristiwa ini salah satunya tertuang dalam surat Ash-Shaaffaat ayat 102 yang berbunyi “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata, ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Kemudian Nabi Ibrahim pun segera melaksanakan perintah tersebut dengan ikhlas. Dengan tangan terikat, mata tertutup, badan terbaring, Nabi Ismail siap sedia menyerahkan diri untuk disembelih sebagai bakti kurban kepada Allah SWT.
Lantas dengan pedangnya Nabi Ibrahim berlutut. Pedang tersebut diletakkan di leher Nabi Ismail. Namun tiba-tiba tubuh Nabi Ismail diganti dengan seekor domba oleh Allah SWT.
Dari kisah keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut terdapat beberapa hal yang dapat umat Islam renungkan. Pertama, cinta Nabi Ibrahim kepada Allah SWT melebihi rasa cinta kepada siapa dan apa pun.
Kebahagiaan Nabi Ibrahim karena dianugerahi anak tidak sampai mengalahkan rasa cintanya kepada Allah SWT. Hal ini dapat menjadi teladan bahwa harta benda, kedudukan, kehormatan dan kecintaan terhadap segala sesuatu di dunia ini hendaklah jangan sampai melebihi rasa cinta kepada Allah SWT.
Jika dunia ini lantas membuat seorang Muslim sampai lalai bahkan melupakan Allah SWT, maka Allah SWT akan melupakannya juga. Sebagainya firman Allah SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 19 yang berbunyi “Dan, janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.”
Pembelajaran kedua dari kisah teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu sifat bijaksana seorang ayah dan anaknya. Ketika Nabi Ibrahim menyampaikan mimpinya kepada Nabi Ismail, putranya tersebut menyambutnya dengan ikhlas. Ini artinya bahwa sebagai seorang ayah, Nabi Ibrahim tidak otoriter. Ia memberikan kesempatan kepada putranya untuk berpendapat, menghargai pemikirannya. Sehingga terjalinlah komunikasi yang baik antara ayah dan anaknya.
Mudah-mudahan melalui pembelajaran dari kisah teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tentang ibadah kurban kali ini mampu membuka pikiran dan hati semua umat Islam untuk meningkatkan kecintaan dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Demikianlah uraian khutbah kali ini, semoga ada hikmah dan manfaat yang dapat dipetik untuk menjadi pembelajaran bersama. Marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar ibadah diterima dan mendapatkan ganjaran pahala. Amin.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Contoh teks khutbah Idul Adha singkat tentang makna hari raya kurban
Teks khutbah mengenai makna dari perayaan kurban berikut dikutip dari buku Khutbah Jum’at Pilihan di Era Millenial, penerbit Guepedia (2020).
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan banyak nikmat sehingga kita dapat berkumpul di sini. Shalawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang berbahagia, tak terasa kita sudah kembali bertemu dengan Hari Raya Idul Adha di tahun ini. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk melakukan kurban hewan. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Hari Raya Kurban bukan hanya menjadi pertanda bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah kurban saja, melainkan juga agar dapat merasakan beragam manfaat dan hikmah di dalamnya. Makna Hari Raya Kurban sangat mulia dan mengandung banyak keutamaan:
Pertama, kurban menjadi tanda syukur umat Muslim kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat-Nya. Kewajiban seorang mukmin untuk berkurban dengan menyembelih hewan kurban merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wujud syukur kepada Allah SWT. Maka dengan ibadah kurban tersebut, seorang mukmin dituntut untuk berbagi kepada sesamanya.
Allah SWT sebagai pencipta dan pemilik alam semesta ini memiliki selalu melimpahkan nikmat kepada makhluk-Nya. Bahkan saking banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, tidak seorang pun dari umat-Nya mampu menghitungnya. Ini sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Kautsar ayat 1-2 yang artinya “Sungguh telah kami memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah mendekatkan diri kepada Allah)”.
Keutamaan kedua yaitu ibadah kurban merupakan upaya untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Secara bahasa, kurban berasal dari kata Quruba yang berarti dekat. Artinya ibadah kurban merupakan bentuk dari realisasi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kurban menjadi salah-salah pintu terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT sama halnya dengan salat.
Ibadah kurban akan menjadikan hubungan umat Muslim dengan Allah SWR semakin terpupuk dengan baik yang kemudian hal tersebut akan mengundang keridhaan Allah SWT. Hal ini tertera dalam penggalan surat Al-Hajj ayat 37 yang berbunyi “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Keutamaan ketiga adalah ibadah kurban menjadi saksi amal baik di hadapan Allah SWT pada hari kiamat kelak. Apabila seorang muslim menjalankan ibadah kurban, maka ia akan mendapatkan ganjaran yang berkali-kali lipat dari Allah SWT.
Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa nantinya di hari akhir kelak, hewan yang telah dikurbankan akan menjadi saksi. “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintainya oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dan tanduk-taduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah).
Keutamaan terakhir yang akan didapatkan oleh umat Muslim ialah ibadah kurban mengajarkan peduli terhadap sesama. Ibadah kurban melatih kepekaan dan solidaritas sosial di antara umat Muslim dengan berani berkurban. Jika dilihat dari aspek sosialnya, distribusi hasil dari daging kurban akan mencakup seluruh kaum Muslim lain dari berbagai kalangan, mulai dari yang mampu hingga fakir miskin.
Pada hari raya Idul Adha nanti semua akan pasti akan merasakan konsumsi makanan yang sama. Hal inilah yang lantas akan memupuk rasa solidaritas di antara umat islam.
Demikianlah beberapa manfaat dan keutamaan dari ibadah kurban yang diperintahkan oleh Allah SWT saat Idul Adha. Semoga kita termasuk sebagai hamba Allah SWT yang beruntung dan dapat merasakan segala kenikmatan tersebut. Sekian khutbah singkat tentang Idul Adha kali ini. Saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada salah kata dan perbuatan.
Wassalamua’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Itulah Bunda kumpulan contoh khutbah Idul Adha 2024 yang membahas mengenai beragam topik dan dapat diajarkan pada anak dalam rangka memperkenalkan nilai-nilai keislaman pada mereka sejak dini. Semoga penjelasan tersebut dapat bermanfaat dan jadi referensi Ayah dan Bunda ya!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak informasi soal Idul Adha lainnya dalam video di bawah ini:
(rap/rap)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Kumpulan Kisah Nabi Ibrahim & Hikmah Cerita yang Patut Diteladani

Parenting
Ceritakan Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail pada Anak, Asal Mula Kurban Idul Adha

Parenting
Cerita Ketabahan Nabi Ibrahim & Ismail tentang Qurban Jelang Hari Raya Idul Adha

Parenting
Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim Tahan Dibakar Api untuk Diceritakan ke Buah Hati

Parenting
Ajari Anak Nilai Aqidah dari Kisah Nabi Ibrahim Yuk, Bunda


5 Foto
Parenting
5 Potret Krisdayanti Ajak Ameena & Azura Rayakan Idul Adha di Kampung Halaman di Kota Batu
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda