
parenting
5 Manfaat Reparenting Seperti yang Diterapkan Andien Aisyah dalam Mengasuh Anak
HaiBunda
Kamis, 21 Jul 2022 20:26 WIB

Setiap orang tua pasti punya cara sendiri dalam mengasuh anak. Entah pola asuh tersebut didapat dari pengalaman atau bisa juga hasil belajar mengamati anak sendiri. Seperti Andien Aisyah yang menerapkan reparenting. Apa itu?
Dalam perbincangannya dengan Daniel Mananta, Andien mengungkap pola asuh yang kini ia terapkan pada kedua anaknya bersama sang suami, Irfan Wahyudi atau Ippe.
Wanita berusia 36 tahun itu mengatakan gaya pengasuhannya itu berangkat dari keyakinannya akan potensi pada anak-anak. Sejatinya, setiap anak memiliki potensi, tidak terlahir sebagai kertas kosong.
"Sebenarnya kalau ngomongin style gue juga enggak tahu yah, stylenya apaan ya. Tapi yang jelas gini, anak-anak kan sebenarnya datang ke dunia tuh mereka tuh bukan kertas kosong sebenarnya," ungkapnya di program Daniel Tetangga Kamu, di kanal YouTube Daniel Mananta Network, dikutip Rabu (20/7/2022).
"Walaupun pure jiwanya, dalam arti mereka itu sudah punya sifat sendiri. Mereka kayak punya potensinya sendiri, mungkin dari DNA-nya gue atau neneknya, atau leluhurnya. Mereka sudah membawa itu dalam diri mereka sendiri," lanjutnya.
Bagaimana cara kita melakukan reparenting?
Andien merasa anak-anak sudah mempunyai segala macam potensinya. Ibaratnya, semacam blueprint-nya itu sudah ada, Bunda. Jadi, anak-anak akan tumbuh berkembang kepribadian asli mereka.
"Kadang-kadang bagaimana kita me-nurture itu akan 'membonsai'Â mereka. Jadi sebenarnya mereka bisa gitu, tapi, 'Hei harusnya begini. Yang ini harusnya bagus begini nih. Dulu aku soalnya pernah.. gitu ya.. Hal-hal yang seperti itu. Di sini justru hal-hal yang aku lakukan bukan berpikir keras melalui parenting aku ke anak-anak tapi lebih ke how do we reparent ourselves gitu," ujarnya.
Misalnya, hal yang tadi pagi Andien lontarkan atau kemarin dilakukan adalah ketakutan Andien sendiri waktu ia masih kecil. Menurut Andien, yang harus dilepaskan dan didamaikan adalah dirinya waktu kecil. Andien yakin pada anak-anaknya, mereka tahu apa yang mereka bisa.
"Sampai saat ini masih seperti itu dan aku saling ingetin, sama Mas Ippe setiap hari pasti kita akan ngobrolin soal ini," kata Bunda dua anak itu.
![]() |
Berdamai dengan masa kecil
Banyak sekali hal yang menurut Andien, ia harus reparent dirinya sendiri. Ia merasa harus berdamai dengan dirinya di masa lalu. Salah satu hal yang ia ingin koreksi adalah sifat perfeksionis dan ambisiusnya.
"Gue reparent myself, gue kan suka tampil waktu TK, juara satu lomba, selalu juara satu di kelas. Itu yang membuat gue jadi orang yang perfeksionis dan ambisius juga. Dan sebaliknya, kalau tidak mencapai ke situ, gue akan sangat merendahkan diri gue," tuturnya.
"Gue harus work on myself bagian itu banget, supaya enggak terproyeksi ke anak gue. Makanya selama ini, anak gue belum pernah ikutan yang lomba-lomba semacam gitu. Simply gue mau kasih tahu, bahwa ketika kamu sudah berusaha itu sudah sangat cukup. Sudah sangat oke, sangat keren. It's all about the effort, trying," tambahnya.
Konsep reparenting inner child seperti yang diterapkan Andien ini sebenarnya sudah cukup banyak diterapkan di luar. Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dari reparenting. Apa saja? Baca di halaman berikutnya ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga cara lakukan bonding dengan anak melalui video berikut:
APA SAJA MANFAAT REPARENTING?
5 Manfaat Reparenting Seperti yang Diterapkan Andien Aisyah dalam Mengasuh Anak. Foto: Getty Images/rudi_suardi
Apabila menyimak pernyataan Andien tentang reparenting yang dijalani bersama suami. Memang, reparenting membutuhkan energi dan usaha yang disengaja.
Mengutip dari Healthline, melalui reparenting, kita akan mengubah dialog batin yang tidak sehat, yang dipelajari dari orang tua atau pengasuh dan menggantinya dengan dialog yang lebih sehat.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dari reparenting. Berikut manfaatnya:
Manfaat reparenting
1. Belajar melabeli dan mengekspresikan emosi
Banyak dari apa yang kita pelajari tentang pemrosesan dan berbagi emosi dipengaruhi oleh keluarga asal kita. Beberapa keluarga sangat terbuka dengan bahasa emosional dan saling berbagi tentang emosi yang mereka rasakan.
Sementara yang lain tidak memiliki budaya mengidentifikasi, mengekspresikan, atau berbagi pengalaman emosional.
![]() |
Dalam proses reparenting, kita dapat belajar menemukan bahasa yang jelas untuk pengalaman emosional kita, serta belajar bagaimana berbagi dengan orang lain dengan cara yang sehat.
2. Belajar membuat batas
Mempelajari cara menetapkan batasan sering kali merupakan bagian dari proses reparenting. Adalah umum bagi anak-anak untuk belajar bagaimana menyenangkan orang, sementara tidak mendapatkan banyak kesadaran akan kebutuhan mereka sendiri.
Sebagai orang dewasa, ini bisa menjadi masalah karena tanpa batasan, kita mungkin merasa tidak bahagia, tidak aman, atau lebih mudah lelah setelah berinteraksi dengan orang lain. Kita semua memiliki preferensi tentang bagaimana kita diperlakukan dan kita akan menumbuhkan rasa harga diri dengan mengekspresikan batasan kita.
3. Mengubah cara melihat diri sendiri dan orang lain
Pesan negatif dari diri sendiri tentu dapat memengaruhi cara kita berhubungan dengan orang lain dan cara kita menavigasi dunia. Reparenting memungkinkan kita untuk tidak hanya menantang pesan lama yang tidak sehat tentang siapa mereka, tetapi juga membantu mengembangkan pandangan diri yang jujur, sehat, dan positif.
4. Belajar hubungan yang sehat
Anak-anak menyerap banyak pesan tentang hubungan tumbuh dewasa, terutama dari orang tua mereka dan anggota keluarga lainnya. Apa yang kita pelajari saat tumbuh dewasa sering mengikuti kita ke dalam hubungan dewasa kita, memengaruhi cara kita terhubung dengan keluarga, teman, dan orang penting lainnya.
Reparenting dapat membantu kita memahami bahwa tidak apa-apa untuk mengomunikasikan apa yang dirasakan dan apa yang dibutuhkan dari pasangan. Kita dapat belajar bahwa ada cara yang sehat untuk menerima dan memberikan kritik yang diperlukan dalam hubungan fungsional.
5. Meningkatkan keterampilan komunikasi
Pola komunikasi juga sering dipelajari sejak dini. Reparenting membantu seseorang menemukan suara mereka dan menggunakan kata-kata mereka untuk menciptakan dan memelihara hubungan. Reparenting membantu seseorang menyampaikan kebutuhan dan berbicara tentang kerinduan dan keinginan mereka di masa lalu.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pola Asuh Orang Tua Sangat Memengaruhi Sisi Kekanakan Anak saat Dewasa

Parenting
5 Dampak Buruk Karakteristik Sindrom Anak Emas, Berprestasi tapi Takut Gagal

Parenting
Kenangan Andien Jadi Juara Kelas Hingga Nyontek Saat SD

Parenting
Reaksi Lucu Kawa Saat Andien Izin untuk Hamil Lagi

Parenting
Cerita Andien Mencari Cara Pengasuhan Paling Tepat untuk Anak


7 Foto
Parenting
7 Potret Andien Ajak Kedua Putranya Berkunjung ke Kampung Pemulung
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda