parenting

Memulihkan Mental Anak dan Orang Tua Korban Pelecehan Seksual

Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog   |   HaiBunda

Rabu, 20 Jul 2022 20:00 WIB

Dokter Sisipan
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog (@danangpsikolog) adalah psikolog klinis di RSJ Menur Surabaya. Menulis lebih 10 buku psikologi populer, aktif memberi seminar, training parenting, self healing, dan kesehatan. Danang adalah founder Brilian Psikologi.
Jakarta -

Pelecehan seksual marak terjadi belakangan ini. Orang tua pastinya turut resah dengan kejadian yang telah terjadi.

Ketika anak menjadi korban, tak bisa dipungkiri kalau hal itu akan menyakitkan ya, Bunda. Sebagai orang tua, dunia rasanya runtuh saat anak yang dijaga dengan penuh kasih menjadi korban tindakan pelecehan.

Dalam menghadapi situasi yang sangat membuat syok ini, diperlukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Butuh tindakan tepat terkait langkah apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apakah Bunda harus segera menindak si pelaku dan membawanya ke jalur hukum? Atau, sebenarnya yang perlu dilakukan adalah menyelamatkan mental anak kita terlebih dulu.

Sebelumnya, Bunda perlu pahami dahulu tanda-tanda anak mengalami pelecehan seksual. Terutama, bagi mereka yang duduk di bangku sekolah. Sehingga dapat melakukan tindakan jika menghadapi anak yang menjadi korban pelecehan seksual.

Tanda anak mengalami korban pelecehan seksual

Berikut tanda-tandanya:

  • Terlihat sedih
  • Performa belajar menurun, tidak fokus belajar
  • Mogok sekolah
  • Menarik diri
  • Ada perubahan mood

Tentu, tidak mudah bagi anak dan orang tua yang menjadi korban pelecehan seksual. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua ketika anak menjadi korbannya.

Ilustrasi pelecehan seksualIlustrasi pelecehan seksual/ Foto: iStockphoto

Menghadapi anak korban pelecehan seksual

Ketika anak menjadi korban, apa yang harus dilakukan? Simak beberapa langkah berikut:

1. Mengerti posisi anak

Orang tua harus mengerti posisi anak secara perasaan dan pikiran. Mengerti anak itu seperti apa kalau menjadi korban. Sehingga tidak melihat bahwa anak ini adalah dirinya yang 'sama' seperti dia belum menjadi korban.

Sebagai orang tua, harus mengerti dan menyadari dampak pelecehan seksual pada anak begitu besar. Ada juga yang abai, apalagi kalau pelakunya orang terdekat. Paling gawat, anak yang jadi korban malah tidak boleh marah, mengeluh, dan sedih.

2. Minta pertolongan pada profesional

Orang tua diharapkan segera meminta pertolongan pada orang yang profesional. Karena bisa saja ada yang perlu diselesaikan. Misalnya anak butuh trauma healing, support sosial, jadi fase krisisnya nanti melewati trauma dengan baik. Alangkah baiknya orang tua mengerti dan segera membawa orang yang kompeten.

Menangani anak yang jadi korban pelecehan seksual

Berikut beberapa cara untuk menangani anak korban pelecehan seksual:

1. Tidak menunjukkan penghakiman di awal

Orang tua tidak semestinya menunjukkan penghakiman di awal. 'Eh, kenapa kok kamu diam saja? Ayo cerita!' Jika seperti itu, pada akhirnya bisa saja anak malah tidak akan mau cerita, Bunda.

Jika memang anak tidak cerita, kemungkinan ia merasa ada jarak dan tidak percaya dengan orang tua untuk mengatakan hal yang menimpanya. Sehingga, orang tua yang perlu melihat tanda-tanda itu kalau anak mengalami permasalahan.

2. Pendekatan

Di awal, orang tua juga bisa melakukan pendekatan terlebih dahulu. Bisa saja dengan mengajak mereka makan, jalan-jalan sampai di titik yang tepat untuk bicarakan hal tersebut

3. Berikan rasa aman

Apabila ada perubahan sikap, kebiasaan, raut wajah yang sangat signifikan. Orang tua perlu waspada nih, Bunda. Agar anak mau bicara dengan orang tua, sebaiknya berikan rasa aman terlebih dulu.

Rasa aman diciptakan dari orang tua bertanya denagn suara lembut, wajah menenangkan, dan memastikan bahwa apa yang dikatakan itu tidak mendapatkan penghakiman.

"Nak kamu keliahatnnya sedih ya, kamu bisa lho cerita sama Bunda. Apapun yang kamu ceritakan nanti Bunda akan belain kamu, jangan khawatir." Dengan begitu biasanya anak-anak akan merasa aman bahwa bercerita dengan Bunda tidak ada konsekuensi penghakiman.

4. Cari situasi tenang

Orang tua perlu cari situasi tenang. Artinya, apabila anak dalam kondisi yang memungkinkan untuk diajak ngobrol, orang tua bisa ngobrol sambil perlahan menggalinya.

Cara kuasai emosi saat hadapi kasus pelecehan anak

Tak dipungkiri bahwa emosi orang tua akan kalut ketika mengetahui anaknya. Namun, ada beberapa cara agar orang tua kuasai emosi ketika hadapi kasus pelecehan anak:

1. Tidak bereaksi berlebihan

Orang tua jelas tidak mudah menguasai emosi, ketika anak yang disayang mengalami pelecehan seksual. Akan tetapi reaksi berlebihan, yang tidak fokus sama masalah itu harus dihindari.

Artinya, jangan sampai akhirnya orang tua yang dianggap salah karena memukuli pelaku. Banyak kasus pelecehan seksual berujung pada pelaporan korban karena main hakim sendiri.

2. Penyelesaian masalah harus strategis & bijak

Oleh karena itu, penyelesaian masalah harus strategis, bijak, dan penuh perencanaan. Jadi, kalau memang ada orang yang diduga melakukan pelecehan seksual ingin dituntut, bawa serta bukti.

Sebab untuk menempuh jalur persidangan, maka ada syarat yang dipenuhi di antaranya saksi, visum secara fisik, dan bukti CCTV. Hal itu berguna untuk melengkapi keterangan dari korban, Bunda.

Maka dari itu, orang tua harus menjaga emosi untuk mencari hal itu. Kalau tidak, malah menjadi bumerang bagi orang tua.

Alasan anak korban pelecehan seksual harus dibawa ke profesional

Sebisa mungkin, anak korban pelecehan seksual dibawa ke terapis/profesional, semakin cepat semakin baik. Karena kalau tidak, orang tua dan korban akan saling berkejaran dengan waktu. Artinya, semakin lama ditangani, semakin terpola, terekam jelas kejadian di otak anak.

Alangkah lebih baik jika saat itu juga, orang tua bisa langsung bawa ke psikolog kalau kasus pelecehan berkaitan dengan kasus hukum.

Pentingnya minta bantuan ke UPT PPA dan LBH

Jangan ragu untuk meminta bantuan ke Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak, karena di situ anak akan dilindungi hak-haknya, Bunda. Dari badan perlindungan, mungkin dari situ diarahkan. Akan dicatat dahulu, di-visum dari psikolog, ke terapi.

Jadi sebelum penanganan, apabila ada kondisi krisis stres biasanya direkam dulu, Tindakan seperti ini yang penting. Jadi kalau ada masalah terkait, langsung laporkan. Jangan ditangani sendiri, sebab ini kasus besar.

Ilustrasi pelecehan seksualIlustrasi pelecehan seksual/ Foto: iStockphoto

Cara menghilangkan rasa trauma pada anak korban pelecehan seksual

Trauma pada anak korban pelecehan seksual dapat berakibat fatal, lakukan beberapa langkah berikut untuk menanganinya:

1. Menumbuhkan rasa aman pada anak korban pelecehan seksual

Orang tua perlu menumbuhkan keamanan, memperbaiki rasa percaya diri pada dunia luar. karena ketika anak diberikan stressor seperti itu, dia biasanya mengembangkan rasa ketidakpercayaan pada dunia luar yang berimplikasi pada beberapa hal seperti tidak mau menikah, tidak mau dekat dengan orang yang tidak dikenal, hingga child free.

Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan rasa aman dan rasa nyaman bahwa mereka ada mendukung dan memberikan pemahaman yang benar tentang konsep keluarga, tentang konsep gender, tentang konsep sosial kultural. Agar anak tidak mengembangkan pikiran negatif terkait sosial, image dirinya.

2. Melindungi lagi agar tidak terjadi lagi

Trauma memang perlu disembuhkan, tapi awareness orang tua perlu ditingkatkan. Awareness artinya mengetahui aktivitas anak sehari-hari. Seperti misalnya, penting mengontrol anak pergi ke mana dan dengan siapa. Apakah dia bisa dilepas atau enggak.

Sedangkan solusi nyata yaitu mengenalkan pendidikan seks pada anak. Kalau sudah diberikan pendidikan seks dan anak sudah paham, ketenangan itu terjadi dengan sendirinya.

Cara atasi stigma dari masyarakat pada anak korban pelecehan seksual

Stigma dari masyarakat terkadang di luar kendali kita. Para orang tua dan anak perlu juga mengingat bahwa stigma itu ada.

Jika di lingkungan sekolah, orang tua perlu bicara dengan guru. Usaha kita untuk mengubah stigma bisa pada pembimbingnya. Misal, kalau di RT, pembimbingnya adalah ketua RT.

Kalau di sekolah, guru-gurunya memberikan sosialisasi. Kalau dengan sosialisasi juga orang akan aware, lebih waspada.

Memang sulit, stigma-stigma ini dikontrol. Tapi untuk memperkuat ketahanan anak dan juga orang tua itu yang menjadi titik tujunya. Meskipun sudah dilakukan upaya-upaya.

Dampak trauma korban pelecehan seksual yang tak diatasi dengan tuntas

Trauma yang tidak diatasi dengan tuntas pasti ada dampaknya. Aspek-aspek kehidupan anak menjadi terhambat karena masih berada di fase pertumbuhan dan perkembangan.

Kalau misalnya anak mengalami PTSD, anak tak bisa bekerja secara sosial, tidak bisa merasakan kesenangan. Itu akan pengaruhi mood anak ketika dewasa, kemampuan sosialnya menjadi jelek, ketika dewasa tak bisa luwes.

Di sekolah, secara akademik ketinggalan. Lebih parah lagi permasalahan kejiwaan, depresi, mood, permasalahan seksual di masa dewasa.

Simak juga yuk, 2 hal yang perlu dihindari orang tua saat menghadapi korban pelecehan seksual seperti dalam video di bawah ini:

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT