parenting
9 Jenis Kecerdasan Anak: Cara Mengenali, Manfaat & Pola Asuh yang Sesuai
Senin, 16 Jan 2023 04:00 WIB
Banyak orang tua ingin memiliki anak yang cerdas ya, Bunda. Namun, tahukah Bunda kalau kecerdasan pada anak ada banyak jenisnya?
Pada dasarnya, kecerdasan anak sudah bisa dilihat sejak usia dini. Namun, indikator kecerdasannya akan berbeda-beda pada masing-masing anak.
Anak usia 7 tahun dapat dikatakan cerdas jika mereka dapat mengikuti pelajaran di sekolah, bisa membaca, menulis, hingga mengikuti perintah. Sementara itu, anak usia 3 tahun bisa saja memiliki potensi yang cerdas, namun mereka belum bisa berbicara dan tidak bisa fokus pada sesuatu hal.
Cara menilai anak cerdas
Penilaian kecerdasan seorang anak umumnya diwakili oleh IQ. Karena itu, Bunda bisa melakukan tes IQ pada anak sejak usianya 4 atau 5 tahun. Perlu Bunda ketahui, anak di bawah 3 tahun belum bisa menggunakan alat tes ini karena mereka berpacu pada pemahaman instruksi.
Pada dasarnya, anak dikatakan cerdas ketika mereka dapat mengikuti instruksi atau stimulasi yang diberikan dengan baik. Misalnya saja pada anak usia dini, mereka bisa berbicara dengan lancar, berkomunikasi, hingga menyelesaikan masalah sesuai dengan usia perkembangannya.
Setiap anak memiliki usia perkembangan yang biasanya disebut dengan milestone. Kalau anak memenuhi milestone sesuai usia, pertumbuhannya dikatakan normal dan dapat disebut sebagai anak cerdas.
Jenis kecerdasan
Tak hanya satu, jenis kecerdasan ini terdiri dari 9 kategori, Bunda. Berikut ini deretnnya:
1. Kecerdasan logika
Kecerdasan yang satu ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk menggunakan logikanya untuk menyelesaikan tugas-tugas matematik. Intinya, anak akan lebih menggunakan logikanya untuk menyelesaikan masalah.
2. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan ini berkaitan dengan bagaimana anak bisa berhubungan dengan orang lain. Anak akan tahu bagaimana menempatkan diri pada situasi sosial yang sesuai dengan milestone-nya.
3. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan untuk dirinya sendiri. Anak dapat mengelola perasaan, pikiran, serta memahami fenomena-fenomena dalam dirinya. Anak yang dapat mengendalikan dirinya sendiri biasanya memiliki kecerdasan intrapersonal yang bagus.
4. Kecerdasan linguistik
Anak-anak yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya bisa merangkai kata-kata dengan baik, Bunda. Mereka bisa menggunakan perbendaharaan kata dengan pas.
Tak hanya itu, anak juga suka dengan hal-hal yang bersifat linguistik lain. Misalnya saja berbicara, mendengarkan, dan sebagainya. Mereka memiliki bahasa yang jauh lebih berkembang daripada teman-temannya yang lain.
5. Kecerdasan musikal
Anak yang memiliki kecerdasan musikal memahami tentang nada dan tempo. Mereka akan mudah belajar musik dengan cepat dan tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan nada.
6. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik berkaitan dengan motorik baik kasar maupun halus. Anak jauh lebih aktif bergerak dan bisa mengendalikan motoriknya dengan bagus.
Biasanya, anak yang memiliki kecerdasan ini unggul dalam hal olahraga, Bunda. Selain atlet, dokter bedah juga disebut memiliki kecerdasan kinestetik yang baik.
7. Kecerdasan visual spasial
Anak yang cerdas visual spasial dapat melihat ruang dengan baik. Pada atlet basket atau sepakbola, mereka tak hanya memiliki kecerdasan kinestetik, namun juga memiliki kecerdasan visual spasial yang baik untuk bisa mengukur derajat atau sudut bola.
8. Kecerdasan eksistensial
Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan makna hidup sehingga mereka kerap berpikir cerdas dalam kebermaknaan sesuatu di dalam dunia. Ketika anak menjadi dokter, mereka akan mendalami kebermaknaannya memilih profesi tersebut.
Pada intinya, kecerdasan eksistensial adalah kebermaknaan hidup dan kebermaknaan diri. Hal ini biasanya turut dikaitkan dengan kecerdasan intrapersonal.
9. Kecerdasan naturalistik
Kecerdasan naturalistik berkaitan dengan alam. Anak yang cerdas naturalistik gemar mengobservasi dan bekerja dengan alam. Anak-anak yang suka mendaki gunung, suka pertanian, peternakan, dan berminat untuk bekerja dengan alam, memiliki kecerdasan naturalistik.
Cara mengenali kecerdasan anak
Kecerdasan pada anak akan terlihat ketika anak tengah bermain. Misalnya ketika anak bernyanyi dan bisa mengikuti nada, kemungkinan kecerdasan musikalnya baik.
Tak hanya itu, jika anak pandai menghafal lirik atau bahkan dapat membuat lirik lagu dengan kata-kata yang baik, itu tandanya anak memiliki kecerdasan linguistik yang baik. Ketika anak menggerak-gerakkan tubuhnya dengan menari dan melompat, kemungkinan kecerdasan kinestetiknya juga baik.
Sebenarnya, Bunda tidak perlu melakukan tes untuk mengetahui kecerdasan pada anak. Jika Bunda ingin melakukan tes, Bunda bisa masukkan mereka ke berbagai les satu per satu untuk mengetahui minatnya. Namun, hal ini tentunya perlu disesuaikan dengan kemampuan orang tua masing-masing.
Manfaat anak mengenali jenis kecerdasannya
Ada berbagai manfaat yang dapat dirasakan anak ketika mereka mengenali jenis kecerdasannya. Simak deretannya berikut ini:
1. Anak dapat mengembangkan kecerdasannya
Ketika anak mengenali jenis kecerdasannya, anak bisa menemukan jati dirinya. Ketika anak suka bermain sepakbola, hal ini bisa dikembangkan ke arah yang lebih serius.
Saat anak mengetahui jenis kecerdasannya, bukan berarti anak akan menjadikan hal ini sebagai karier-nya di masa depan. Namun, mereka akan mengerti bahwa mereka memiliki kemampuan.
2. Menjadi alasan mendapatkan teman
Kecerdasan yang dimiliki anak bisa menjadi salah satu alasan mereka membangun hubungan dengan teman-teman sebayanya. Misalnya ketika anak bisa bermain sepakbola atau basket, mereka akan ada di dalam tim. Ini bisa membuat dia lebih eksistensial ketika mereka berada di antara teman-temannya.
3. Meningkatkan harga diri
Kalau seseorang memiliki suatu kemampuan, mereka akan merasa berharga. Pada anak usia SD, prestasi akan sangat penting bagi mereka.
Kemampuan sosial anak di usia remaja tidak akan bisa terlihat, jika anak tidak merasa berharga dan percaya diri. Jadi, anak yang mengetahui kecerdasan bisa menerima ketika ia menyadari kecerdasannya dengan teman sebayanya yang lain berbeda.
Apakah kecerdasan bisa menurun jika tidak diasah?
Kecerdasan merupakan sebuah potensi yang jika tidak diasah makan tetap tidak akan ada perubahan. Misalnya saja anak yang memiliki kecerdasan logika namun tidak belajar, nilai mereka tetap akan buruk saat ulangan.
Orang Indonesia pada dasarnya memiliki potensi yang besar. Sayangnya mereka tidak mengenyam pendidikan yang baik sehingga kecerdasannya tidak bisa tersalurkan. Intinya, kecerdasan merupakan potensi yang harus dilatih, distimulasi, dan dikembangkan sehingga bisa menjadi suatu kompetensi tertentu.
Ketika kecerdasan tidak dilatih, kecerdasan bisa menurun. Saat kecerdasan tidak dilatih, mereka hanya akan diam atau stuck.
Tips membesarkan anak berdasarkan tipe kecerdasannya
Ada beberapa tips membesarkan Si Kecil berdasarkan tipe kecerdasannya. Berikut ini rangkumannya:
1. Pahami konsep kecerdasan
Bunda dan Ayah harus memahami konsep kecerdasan dengan baik dan benar. Pahami bahwa kecerdasan ada berbagai macam dan tidak tunggal.
Konsep ini harus ada di benak para orang tua bahwa semua anak yang dilahirkan adalah anak yang cerdas. Namun, kecerdasannya harus digali sehingga orang tua akhirnya bisa menerima anak dengan semua hal yang ada di dalam dirinya baik keterbatasan maupun kelebihannya.
2. Kenali potensi anak
Sejak dini, Bunda sudah bisa mengenali kecerdasan dan bakat anak. Setelah mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki anak, Bunda bisa melakukan observasi.
Saat Bunda memiliki keterbatasan untuk mengobservasi, Bunda bisa meminta bantuan orang lain untuk mengobservasi anak. Misalnya saja guru atau psikolog.
3. Kenalkan berbagai aktivitas
Mengenalkan anak dengan berbagai aktivitas dan kegiatan juga bisa melatih potensinya menjadi termanifestasi dan berguna bagi kehidupannya. Selain itu, kenalkan juga manfaatnya ya, Bunda.
Misalnya saja anak pintar matematika dan menyukai alam. Hal ini bisa menunjukkan Si Kecil perlu belajar tentang peternakan atau dokter hewan. Ketika Bunda tidak memiliki ilmu pengetahuan ini, Bunda bisa menghubungi kenalan yang memiliki peternakan atau dokter hewan yang dikenal.
4. Fasilitasi kecerdasan anak
Setelah dikenalkan, Bunda butuh memfasilitasi kecerdasan anak dengan mengeluarkan modal. Tak hanya uang, modal yang dikeluarkan juga bisa berupa waktu dan tenaga. Banyak orang yang mampu mengeluarkan uang namun anak tidak akan berkembang jika tidak diberikan penghargaan dari orang tuanya.
Simak ulasan mengenai kecerdasan lainnya dalam video di bawah ini: