Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Mulai Sekolah Tatap Muka, Dokter Ingatkan Hal Ini Demi Cegah Penularan COVID-19

aci   |   HaiBunda

Minggu, 24 Jul 2022 09:00 WIB

Mom and daughter wear mask to protect themselves from virus infection
Ilustrasi Anak Mulai Sekolah Tatap Muka, Dokter Ingatkan Hal Ini Demi Cegah Penularan COVID-19. Foto: Getty Images/iStockphoto/RyanKing999

Seperti yang Bunda ketahui, sebagian besar sekolah kini sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ketika anak kembali ke sekolah di era pandemi, semua pihak termasuk orang tua harus menomorsatukan protokol kesehatan untuk memutus rantai penularan.

Pesan ini diingatkan lagi oleh dokter anak, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, (K), FAAP, FRCPI (Hon). Ia mengingatkan pentingnya protokol kesehatan karena kasus penularan mungkin saja terjadi di sekolah.

Tak jauh-jauh ia mengambil contoh kasusnya lantaran cucunya sendiri terinfeksi COVID-19 setelah masuk sekolah. Padahal, selama dua tahun, cucunya belum pernah terinfeksi COVID-19.

"Saya sangat mendukung pembelajaran tatap muka, ini sangat baik untuk perkembangan anak. Cucu saya sendiri itu minggu lalu mulai sekolah dan kita sudah jaga, selama dua tahun lebih ini tidak pernah dia terinfeksi COVID-19," tutur Prof.Aman di Instagram-nya @amanpulungan, dikutip Jumat (22/7/2022).

Sebelum sekolah, Prof.Aman menceritakan bahwa cucunya diswab PCR-nya hasilnya negatif. Namun, dua hari yang lalu kepalanya pusing, mereka swab antigen awalnya negatif dan setelah di PCR ternyata positif.

"Cucu saya yang balita, yang satu positif, yang satu masih negatif. Tapi kedua-duanya sudah panas tinggi," katanya.

Prof.Aman pun menegaskan bahwa sekolah sebaiknya harus dilakukan dengan betul. Artinya, kalau sudah ada yang positif, semua harus di-tracing agar tahu positivity rate-nya.

"Dan juga sekolah itu untuk saat ini, janganlah makan dan minum di sekolah dulu. Jam sekolah juga dipersingkat dulu. Sekolah harus menjamin tidak terjadi penularan di sekolah," ujarnya.

Mengapa hal ini harus dilakukan? Karena, menurut Prof.Aman, walaupun anak ringan terkena COVID, harus diingat bahwa sangat berpotensial untuk terjadi long covid dan juga MIS-C.

Istilah long covid mungkin Bunda sudah pernah dengar sebelumnya. Long COVID merupakan istilah yang merujuk pada pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh. Namun, pasien tersebut ternyata masih merasakan gejala-gejala berkepanjangan.

Namun, apa itu MIS-C? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video atasi demam pada anak pasca vaksin:

[Gambas:Video Haibunda]



MIS-C PADA ANAK PENYINTAS COVID-19, APA ITU?

Ilustrasi anak demam dan batuk

Ilustrasi Anak Mulai Sekolah Tatap Muka, Dokter Ingatkan Hal Ini Demi Cegah Penularan COVID-19. Foto: iStock

Mengutip laman resmi CDC, MIS-C atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children adalah suatu kondisi di mana bagian tubuh yang berbeda dapat meradang. Bagian tubuh yang dimaksud termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan.

"Kami belum tahu apa yang menyebabkan MIS-C. Namun, kami tahu bahwa banyak anak dengan MIS-C memiliki virus penyebab COVID-19, atau pernah berada di sekitar seseorang dengan COVID-19," tulis CDC.

MIS-C bisa serius, bahkan mematikan, Bunda. Akan tetapi, kebanyakan anak yang didiagnosis dengan kondisi ini menjadi lebih baik dengan perawatan medis.

Banner Kehamilan Keempat Fanny Fabriana

Gejala MIS-C pada anak

Ada pun gejala MIS-C adalah demam yang sedang berlangsung dan disertai:

  • Sakit perut
  • Mata merah
  • Diare
  • Pusing atau pusing (tanda-tanda tekanan darah rendah)
  • Ruam kulit
  • Muntah

CDC menyarankan hubungi dokter, perawat, atau klinik anak segera jika anak Anda menunjukkan gejala MIS-C, Bunda. Dokter mungkin melakukan tes tertentu untuk mencari peradangan atau tanda-tanda penyakit lainnya. Tes ini mungkin termasuk:

  • Tes darah
  • Rontgen dada
  • Ultrasonografi jantung (ekokardiogram)
  • USG perut

Dokter dapat memberikan perawatan suportif untuk gejala (obat dan/atau cairan untuk membuat anak merasa lebih baik) dan mungkin menggunakan berbagai obat untuk mengobati peradangan. Sebagian besar anak yang menjadi sakit dengan MIS-C perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa perlu dirawat di unit perawatan intensif anak (ICU).


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda