parenting
Viral Balita Medan Dijewer Tetangga sampai Memar, Ini Cerita Sang Bunda
Senin, 29 Aug 2022 13:45 WIB
Pada tahun 2020, setidaknya ada 3.928 kasus kekerasan pada anak, Bunda. Jenis kekerasan ini merupakan masalah yang membutuhkan perhatian negara karena konsekuensinya bisa bertahan hingga dewasa.
"Kekerasan anak adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius, yang membutuhkan perhatian segera. Konsekuensinya bisa bertahan hingga dewasa," kata Anne Petersen, profesor di Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia di Universitas Michigan, dikutip dari Washington Post.
Sementara mengutip Medical News Today, anak yang menjadi korban kekerasan, biasanya memiliki rasa takut untuk angkat bicara. Hal ini bisa karena pelaku kekerasan adalah orang yang berkuasa atau penting.
Selain itu, anak yang mendapat kekerasan berpikir dua kali saat akan mengungkapkan karena khawatir tak dipercaya. Bahkan ada beberapa anak yang mungkin merasa malu atau khawatir menjadi orang yang disalahkan.
Tindakan kekerasan bisa terjadi di rumah, tempat lain dan terjadi di semua budaya, negara, dan kelas ekonomi. Biasanya tindakan kekerasan pada anak ini melibatkan anggota keluarga atau teman dibanding orang asing. Penyebabnya, bisa karena tekanan ekonomi, pekerjaan, masalah kesehatan mental, atau penyalahgunaan zat terlarang hingga pengalaman serupa di masa kecil.
Kekerasan yang terjadi pada kasus baby B merupakan jenis kekerasan fisik. Tandanya, anak akan terluka secara fisik. Berikut ini beberapa bentuk kekerasan fisik:
- Memukul, mencubit, menampar, menendang, menggigit
- Melukai dengan benda tajam maupun tumpul
- Membakar dengan api atau menyiram dengan air panas
- Menenggelamkan
- Meracuni
- Mengikat atau memaksa anak dalam posisi stres
- Melarang tidur, makan, atau diberi obat-obatan

