Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Anak Dibiarkan Nyeker Bisa Atasi GTM saat MPASI? Ini Kata Dokter

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 06 Sep 2022 15:30 WIB

Baby's first steps on the grass.
Ilustrasi Benarkah Anak Dibiarkan Nyeker Bisa Atasi GTM saat MPASI? Ini Kata Dokter/Foto: Getty Images/iStockphoto/Collab Media

Setelah berusia 6 bulan, Bunda harus mulai memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) kepada Si Kecil, Bunda. Namun, terkadang anak sering melakukan GTM, nih.

GTM adalah singkatan dari gerakan tutup mulut, Bunda. Dalam masa MPASI, biasanya Si Kecil ada waktunya anak akan menolak untuk makan dan tidak memiliki nafsu untuk memakan sesuatu.

Ada berbagai macam hal yang bisa menjadi penyebab Si Kecil mengalami GTM. Meski kadang sudah menerapkan feeding rules dengan benar, terkadang anak menolak makan ya, Bunda.

Belum lama ini, disebut kalau nyeker atau membiarkan anak tidak memakai sendal dan telanjang kaki bisa mengatasi GTM saat MPASI. Benarkah demikian?

Bisakah anak dibiarkan nyeker untuk atasi GTM?

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Mira Dewita, Sp.A, nyeker tidak bisa dihubungkan dengan GTM, Bunda. Saat anak melakukan GTM, tentu harus dicari tahu penyebabnya.

"Kalau anaknya GTM, ya harus dicari tahu kenapa GTM. Enggak dihubungkan dengan disuruh jalannya nyeker, enggak sih. Enggak dihubungkan dengan kayak gitu-gitu," katanya pada HaiBunda, baru-baru ini.

"Tapi kalau anaknya GTM ya dicari tahu kenapa anaknya GTM, dicari penyebabnya apa. Ditelurusin saja. Ngasih makannya enggak enak, ya? Makanya dia enggak mau makan, kan ditutup mulu. Dia tahu nih rasanya enggak enak," sambungnya.

Penyebab anak GTM

Tak hanya itu, dr. Mira juga turut menjelaskan pemberian MPASI yang tidak tepat bisa menjadi salah satu alasan mengapa anak melakukan GTM. Bisa jadi makanan yang Bunda berikan tidak sesuai dengan seleranya.

"Tentu saja ada (pengaruh MPASI pada GTM), ya. kalau pemberian MPASI nya kurang benar, anak juga enggak mau makan, ya. Jadi malas makan, menolak makan. Tapi kalau pemberian MPASI nya benar, biasanya anak akan lahap tuh makannya, enggak gerakan tutup mulut. Bahkan kalau kita kasih makannya baru di depan dia, dia yang hap, gitu, ya. Enggak usah kita yang masukin ke mulut," paparnya.

Selain itu, pemberian MPASI yang hambar bisa membuat Si Kecil sulit makan, Bunda. Padahal, harusnya anak mengonsumsi makanan yang sama dengan yang Bunda dan Ayah makan.

"Makan semur, opor, soto Betawi. Jadi benar makanan kita cuman enggak pedas. Kalau makanan kita enak, nanti dia kan jadi pintar makan, cepat ngunyah, bahkan bisa cepat makan nasi. Jadi enggak ada gerakan GTM karena sudah dikenali rasa enak juga, terus dia sudah pintar mengunyah juga, jadi dia enggak ada masalah makan," jelas dr. Mira.

Tidak ada waktu pasti kapan GTM akan berakhir, Bunda. Menurut dr. Mira, selama penyebabnya belum ditemukan atau belum diatasi, GTM juga akan terus berlanjut.

Lebih lanjut, dr. Mira menjelaskan manfaat nyeker pada anak nih, Bunda. Simak selengkapnya di laman berikutnya, yuk.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video lima cara mempersiapkan MPASI untuk Bunda bekerja berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



MANFAAT ANAK NYEKER

Baby's first steps on the grass.

Ilustrasi Benarkah Anak Dibiarkan Nyeker Bisa Atasi GTM saat MPASI? Ini Kata Dokter/Foto: iStock

Bayi biasanya mulai berlatih berjalan saat usianya memasuki 9 bulan, satu tahun, hingga satu setengah tahun, Bunda. Di bawah umur ini, anak masih melakukan banyak aktivitas lainnya seperti tidur, tengkurap, dan duduk.

Menurut dr. Mira, bayi baru lahir hingga usia berjalan baiknya tidak diberikan alas kaki atau sarung tangan, Bunda. Kaos kaki atau sarung jangan hanya akan menghalangi stimulus dari luar.

"Jadi bayi baru lahir dianjurkannya jangan dikasih kaos kaki, sarung tangan gitu. Jadi dia dibiarkan bebas. Kadang ada ibu-ibu kasih kaos kaki, kasih sarung tangan, itu enggak bagus. Jadi sebenarnya itu menghalangi dia untuk mendapat stimulasi dari luar, pengenalan tekstur segala macam," jelas dr. Mira.

Banner Kalimat Larangan dalam Didik Anak

Saat kaki bayi ditutup, anak akan tumbuh menjadi sensitif akan berbagai macam hal. Misalnya saja tekstur yang kasar hingga berpasir.

"Enggak mau nginjak sesuatu yang agak kasar dikit karena ditutupin terus kan kakinya. Jadi enggak ngerti, 'oh ada lho tekstur yang kasar ada yang kayak berpasir', Jadi dia nanti enggak ngerti. terus nanti jadinya anaknya jijik-an," lanjutnya.

Meski begitu, anak yang sudah bisa berjalan tetap harus menggunakan sendal atau alas kaki ketika di luar rumah. Hal ini karena ada banyak ancaman seperti kuman, benda tajam, hingga pecahan beling.

"Tapi kalau sudah bisa jalan di luar, terus enggak usah pakai sendal dan sepatu? oh jangan juga. Takutnya ada kuman, ada apa di luar takutnya ada yang tajam, pecahan kaca, bisa luka," tutur dr. Mira.

"Kalau di dalam rumah kan enggak usah pakai sendal lah ya. Biasa saja. Tapi kalau ke luar rumah, anaknya sudah bisa jalan, tempatnya di tempat umum, kita pakaikan alas kaki," pungkasnya.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda