sign up SIGN UP search

parenting

Cacar Air pada Anak Jangan Dianggap Sepele! Simak Gejala & Cara Mengatasinya

dr. Mira Dewita, Sp.A   |   Haibunda Senin, 12 Sep 2022 13:15 WIB
Pengobatan Cacar air caption
Jakarta -

Cacar air menjadi penyakit yang rentan menyerang anak-anak. Apalagi, ini merupakan jenis penyakit menular yang bisa dengan mudah menjangkit dari satu anak ke anak lain.

Berbicara soal cacar air, pendapat awam masih banyak yang memercayai bahwa seseorang akan terkena cacar sekali dalam hidupnya. Ini hanya mitos ya!

Pernyataan tersebut salah kaprah. Di luar negeri, kasus cacar air hampir tidak ada. Jadi, memang lebih baik tidak terkena cacar air sama sekali, Bunda.


Penyebab cacar air

Cacar air merupakan penyakit yang terjadi karena virus Varicella zoster. Anak-anak pastinya lebih berisiko terkena cacar air karena daya tahan tubuhnya belum terbentuk.

Vaksin cacar air sudah bisa diberikan kepada anak ketika usianya di atas satu tahun. Sehingga ketika usianya masih di bawah satu tahun, daya tahan tubuhnya lebih rendah dibandingkan anak yang lebih besar.

Gejala cacar air

Ada beberapa gejala cacar air yang umum dan sangat khas. Misalnya saja sebagai berikut:

1. Demam

Ketika mengalami cacar air, anak biasanya mengalami demam. Namun, demam yang harus diwaspadai adalah demam yang suhunya menunjuk ke angka 38 derajat celcius atau lebih. Saat ini terjadi pada Si Kecil, Bunda harus mulai berhati-hati.

2. Anak terlihat lemas

Anak-anak yang terkena cacar air biasanya memiliki kondisi tubuh yang lebih lemas dari biasanya. Karena itu, pemberian cairan pada anak dengan cacar air menjadi hal utama yang harus Bunda perhatikan.

Jika anak menolak makan ketika mengalami cacar air, tetap tenang ya. Anak yang tidak berselera makan saat sakit adalah hal yang wajar. Ketika sembuh, anak akan kembali makan seperti biasa.

3. Bisa diikuti dengan sakit kepala

Gejala lain yang mungkin terlihat pada anak yang cacar air adalah sakit kepala, Bunda.

4. Batuk-batuk

Pada beberapa kasus, anak-anak juga mengalami gejala batuk pada saat mengalami cacar air.

5. Lesi pada kulit

Lesi pada kulit memiliki bentuk yang mirip dengan bercak-bercak kemerahan, Bunda. Ini juga menjadi salah satu gejala khas cacar air.

6. Vesical atau lenting

Lenting yang terjadi pada cacar air selalu terjadi pada kulit. Biasanya pertama kali terlihat di bagian dada dan punggung. Setelahnya, lenting yang berisi air ini akan menyebar ke semua tubuh termasuk tangan dan kaki.

Tak hanya itu, ada pula lenting yang terjadi mulut hingga tenggorokan. Bahkan bisa terlihat pula di organ lain jika dilihat lebih dalam.

Cacar air dan vaksinanyaCacar air dan vaksinanya/ Foto: iStockphoto

Vaksin cacar air di Indonesia

Meskipun terbukti memberikan sekitar 90 persen perlindungan, masih banyak orang tua yang tidak memberikan vaksin cacar air pada anaknya. Hal ini karena vaksin cacar air belum masuk ke dalam program pemerintah.

Bagi orang tua yang ingin memberikan vaksin pada anaknya, harus mencari rumah sakit swasta yang menyediakan. Ini tentunya masih menjadi PR bersama, karena hal tersebut menjadi salah satu penyebab jumlah kasus cacar air di Indonesia tak kunjung mengalami penurunan.

Sama seperti vaksin COVID-19, vaksin cacar air yang diberikan kepada anak bukan untuk melindungi secara 100 persen, Bunda. Jadi, tentunya masih ada kemungkinan anak terserang cacar air.

Di Indonesia, vaksin diberikan sebanyak dua kali dengan harapan tidak akan terkena cacar. Walaupun terkena, gejala yang terlihat adalah gejala yang ringan.

Pemberian vaksin pertama kali dilakukan pada usia 1 tahun. Dosis kedua bisa diberikan 6 minggu atau 3 bulan kemudian. Jika anak berusia di atas dua tahun dan baru akan diberikan vaksin cacar air, dosis yang diberikan tetap sama. Orang dewasa yang belum divaksin dan ingin mendapatkan vaksin pun tetap mendapatkan dosis yang sama.

Setelah menjalani vaksinasi, efek sampingnya relatif lebih ringan. Beberapa anak memang mengalami demam usai vaksin, namun hanya sekitar satu persen. Jadi, angka kejadiannya sangat jarang.

Vaksin cacar air di negara maju

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa memiliki angka cacar air yang lebih rendah. Bahkan, hampir tidak memiliki kasus sama sekali. Hal ini karena negara-negara maju melaksanakan vaksin cacar air secara rutin.

Bisa jadi, mereka yang menderita cacar air justru orang Asia yang sedang berlibur ke negara tersebut. Sampai di negara tujuan, orang Asia membawa virus dan baru terlihat gejala-gejalanya.

Di luar negeri, vaksin dosis pertama biasanya diberikan pada usia satu tahun, sedangkan dosis kedua akan diberikan di usia empat atau lima tahun. Namun, di Indonesia mungkin ada beberapa hal yang dipertimbangkan sehingga pemberian dosis kedua lebih cepat.

Mother nursing sick child At HomeCacar air/ Foto: iStock

Cacar air tidak boleh diremehkan

Cacar air itu tidak boleh dianggap sebagai penyakit yang ringan. Cacar air bisa terjadi dalam bentuk berat bahkan bisa menyebabkan kematian. Jadi, cacar air bisa menyebabkan infeksi otak, dan kalau sesuatu bisa menyerang otak pasti berbahaya.

Ada juga cacar air yang bisa menyerang paru-paru. Keluhan yang dirasakan biasanya pneumonia dan sesak.

Sementara itu, cacar air yang ringan biasanya menyerang mereka yang sudah divaksin dua kali. Mereka akan mengalami gejala yang ringan bahkan tidak mengalami demam. Lesi kulit ringan dan membentuk lenting-lenting yang lebih kecil.

Pengobatan cacar air

Penyakit cacar air tidak perlu melakukan tes laboratorium atau cek darah. Ketika Bunda melihat tubuh anak dipenuhi dengan lesi, itu adalah ciri khas dari cacar air.

Sebenarnya, prinsip pengobatan cacar air sama dengan penyakit yang lain, yakni sesuai dengan gejalanya. Kalau anak mengalami demam, maka berikan obat-obatan demam. Kalau pilek dan batuk, berikan obat-obat pilek dan batuk.

Meski begitu, yang paling penting adalah menyembuhkan lenting-lenting cacar air dengan cara yang baik. Jangan sampai lentingnya berbekas sehingga harus tetap dilindungi. Bunda bisa lindungi lenting-lenting cacar air pada tubuh anak dengan bedak.

Obat lenting cacar air

Bedak yang baiknya digunakan sebaiknya tidak mengandung antiseptik agar kulit anak tidak teriritasi dan kulit tidak semakin gatal.

Sebenarnya, tidak ada anjuran untuk memberikan krim gel. Beberapa orang mungkin menggunakan krim gel untuk memberikan efek dingin dengan lotion tertentu. Namun, sebenarnya lotion ini bukanlah obatnya.

Tak hanya itu, pemberian minyak esensial atau produk yang mengandung pewangi dan parfum sebaiknya tidak dioleskan pada lenting cacar air anak, Bunda. Produk ini bisa membuat kulit anak memerah, gatal, iritasi, alergi, dan semakin membuat anak ingin menggaruk kulit.

Pemberian madu dan lidah buaya juga baiknya dihindari. Madu tidak akan melindungi lenting cacar air dan tidak memiliki efek proteksi mekanik. Kulit anak hanya akan menjadi manis, mendatangkan semut, lengket, gatal, dan membuat Si Kecil tak nyaman. Sementara itu, belum tentu anak cocok dengan lidah buaya yang memiliki getah.

Tidak ada hubungan antara madu dan lidah buaya dengan menyembuhkan lesi dan lenting pada anak yang terkena cacar air, Bunda. Pada dasarnya lesi akan sembuh dengan sendirinya jika dilindungi dengan baik. Jangan sampai lesi digaruk atau dikopek.

a sick cute girl is measuring the temperatureCacar air/ Foto: iStock

Bagaimana dengan ibu hamil yang terkena cacar air?

Biasanya ibu yang sedang hamil akan mentransfer antibodi pada bayi yang ada di dalam kandungannya. Di setiap trimester, terutama di trimester pertama, Bunda diharapkan memang tidak terserang penyakit karena sedang masa pembentukan organ.

Saat Bunda terkena cacar air di trimester akhir, memang ada bahayanya. Namun, di masa ini organ-organ janin telah terbentuk sehingga tidak akan mengganggu pembentukan organ. Namun, jika Bunda melahirkan secara normal saat terkena cacar, bayi ada kemungkinan bisa tertular.

Kapan anak dengan cacar air harus ke dokter?

Kalau anak sudah mengalami demam selama tiga hari, Bunda perlu melakukan kontrol. Atau saat demamnya sangat tinggi yakni 39 derajat celcius atau lebih.

Saat anak mengalami tanda-tanda lain seperti muntah-muntah, dehidrasi, itu pasti harus langsung dibawa ke dokter. Kalau ada infeksi otak, biasanya anak akan alami kejang-kejang, demam tinggi, bahkan tidak sadarkan diri. Kalau menyerang paru-paru, anak biasanya akan sesak napas.

Simak juga informasi seputar dermatitis atopik dalam video di bawah ini:

(rap/rap)
fase-anak
Anak Usia 1-3 Tahun Ketahui lebih jauh perkembangan anak 1-3 tahun. Cek Yuk arrow-right
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!